Mampukah Bitcoin Bertahan dari Tekanan di Bulan September?

Oleh : Hariyanto | Kamis, 05 September 2024 - 14:37 WIB

Ilustrasi aset kripto
Ilustrasi aset kripto

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pasca penutupan bulan Agustus yang ditandai dengan penurunan 8,60%. Bitcoin (BTC) sempat menunjukkan indikasi pemulihan pada Senin (2/9/2024) dengan BTC rebound dari level support $57.000 dan naik  mendekati resistance $60.000 pada Selasa (3/9/2024), mengurangi sedikit penurunan yang terjadi dalam seminggu terakhir. 

“Namun pada Rabu (4/9/2024) pukul 09:00 WIB, BTC bertengger di bawah level $57.000, menunjukkan ketidakpastian pasar. Secara teknikal, BTC turun dari support $57.000, maka berpotensi akan membawa BTC lanjut melemah ke sekitar $54.000 - $55.000.” kata Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha. 

Pelemahan pasar aset kripto sejalan dengan penurunan tajam indeks Wall Street, di mana Dow Jones melemah 1,51%, Nasdaq turun 3,25% dan S&P 500 jatuh 2,12%. Laporan PMI Manufaktur ISM AS untuk Agustus mencatat kontraksi berlanjut di 47,2, sedikit di bawah perkiraan. 

Setelah data lemah ini, peluang pemangkasan suku bunga Federal Reserve sebesar 50 basis poin pada September meningkat menjadi 38% dari 30% sehari sebelumnya. Namun, mayoritas prediksi tetap pada pemangkasan 25 basis poin dengan kemungkinan 62%.

Pekan lalu, sentimen pasar kripto yang negatif menyebabkan net outflow mingguan $277 juta pada ETF Bitcoin spot, dipicu oleh data makroekonomi AS yang kuat. Laporan Departemen Perdagangan AS menunjukkan indeks PCE naik 0,2% bulanan dan 2,5% tahunan. 

“Minggu ini, sejarah menunjukkan bahwa September kerap menjadi bulan yang menantang bagi Bitcoin, di mana kripto ini sering mengalami kinerja buruk. Data historis dari Coinglass menunjukkan bahwa Bitcoin secara konsisten berkinerja buruk pada bulan September, dengan rata-rata pengembalian -4,78% sejak 2013. Hal ini menjadi perhatian karena mengindikasikan potensi penurunan lebih lanjut, terutama jika volatilitas pasar meningkat.” lanjut Panji. 

Namun, potensi pemotongan suku bunga pada bulan September secara teori bisa menjadi katalis positif bagi pasar kripto. Oleh karena itu, data pekerjaan minggu ini bisa memberikan dampak langsung pada volatilitas pasar. Kalender ekonomi pekan ini akan fokus pada laporan ketenagakerjaan, yang diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan Federal Reserve.

Laporan Data Pekerjaan AS, Non-farm Payroll (NFP) dijadwalkan pada Jumat ini (6/9/2024) akan menjadi perhatian utama bagi investor. Menurut perkiraan pasar, Non-farm Payroll diperkirakan menunjukkan peningkatan menjadi 164.000 untuk bulan Agustus, dibandingkan pada bulan sebelumnya yaitu 114.000. Di sisi lain, tingkat pengangguran bulanan diperkirakan berada di angka 4,2%, turun dari 4,3% pada bulan Juli.

“Data Non-farm Payroll dan tingkat pengangguran AS memiliki dampak signifikan pada harga Bitcoin. Jika NFP menunjukkan peningkatan yang kuat dan tingkat pengangguran menurun, ini dapat memperkuat dolar AS dan cenderung menekan harga Bitcoin. Sebaliknya, jika data NFP dan tingkat pengangguran lebih lemah dari yang diharapkan, akan semakin memperkuat spekulasi The Fed menurunkan suku bunga bisa mendorong kenaikan harga Bitcoin, karena dolar AS melemah dan Bitcoin dianggap sebagai aset yang lebih menarik,” ujar Panji.

Disisi lain, pada minggu ini, beberapa pembaruan penting akan datang dari beberapa alternative coin (altcoin) seperti: Fantom (FTM) akan meluncurkan Sonic testnet yang dirancang untuk meningkatkan pemrosesan hingga 2.000 TPS (transaksi per detik). Pada Selasa kemarin (3/9/2024), Arbitrum (ARB) akan meluncurkan Stylus Upgrade, memungkinkan penulisan smart contracts menggunakan Rust, C, dan C++. 

Adapun, Rabu (4/9/2024) juga akan menjadi hari penting bagi Polygon (MATIC), yang akan di rebranding menjadi POL token dengan utilitas yang ditingkatkan. Selain itu, ThorChain (RUNE) akan melakukan Hard Fork Upgrade pada hari yang sama, meningkatkan keamanan dan fungsionalitas jaringan.

Sebagai kesimpulan, meskipun Bitcoin memasuki ke bulan paling menantang dalam sejarah. Data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis minggu ini akan menjadi kunci untuk menentukan arah kebijakan moneter Federal Reserve, yang pada akhirnya akan mempengaruhi volatilitas dan sentimen pasar kripto secara keseluruhan.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Kepala BKPM Bahlil (ist)

Senin, 16 September 2024 - 09:24 WIB

Heboh Kisruh Kadin, Menteri Bahlil: Itu Urusan Internal

Jakarta--Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan kisruh di tubuh KADIN murni urusan internal organisasi itu. Bahlil mengatakan, dirinya bukan senior atau mantan…

Minum susu Ikan/ foto ilustrasi malbekasi.com

Senin, 16 September 2024 - 08:28 WIB

Agenda Besar Dibalik Susu Ikan Program Prabowo Gibran

Jakarta –Indonesia menghadapi tantangan besar dalam produksi susu sapi, di mana inseminasi buatan pada 2024 belum cukup untuk memenuhi kebutuhan susu nasional.

Tips Roojai - Cara Merawat AC Mobil Agar Selalu Dingin

Senin, 16 September 2024 - 07:59 WIB

Cara Merawat AC Mobil Agar Selalu Dingin

Jakarta– Air Conditioner (AC) mobil merupakan salah satu komponen penting untuk memberikan kenyamanan. Melakukan perawatan AC sangat penting untuk dilakukan secara berkala.

Revisi UU Migas Dukung Investasi Migas dalam Era Transisi Energi

Senin, 16 September 2024 - 07:48 WIB

Kementerian ESDM: Pemerintah Tidak Tinggal Diam di Revisi UU Migas dan Menyiapkan Kebijakan yang Menarik Investasi

Jakarta-Potensi subsektor minyak dan gas (migas) Indonesia diyakini masih besar. Optimalisasi komoditas migas juga masih dilakukan meski Indonesia tengah berfokus kepada pemanfaatan energi bersih.…

Anggota Dewan Pengarah UKP-PIP Benny Susetyo, Pr (Foto Dok Industry.co.id)

Senin, 16 September 2024 - 07:27 WIB

Pilkada Bebas Ambisi Pribadi

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang seharusnya menjadi manifestasi dari demokrasi dan otonomi daerah, sering kali justru memperlihatkan wajah suram politik Indonesia. Alih-alih menjadi sarana…