PON XXI, Aceh Terbuka Tanpa Sekat Perbedaan Suku dan Agama
Oleh : Kormen Barus | Kamis, 22 Agustus 2024 - 11:13 WIB
Narasumber :Surono, Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora (kanan), Mayjen TNI Purn. Dr. Suwarno, Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah PON XXI Aceh-Sumut (kiri), Iskandar, Wakil ketua harian II PB PON XXI wilayah Aceh (zoom)
INDUSTRY.co.id, Jakarta, FMB9 - Dalam kerangka semangat Islam yang membawa manfaat bagi semua kalangan, Aceh siap menjadi tuan rumah PON XXI Aceh-Sumut 2024 dengan komitmen penuh untuk merangkul setiap perbedaan dan memberikan sambutan hangat kepada seluruh peserta.
Wakil Ketua Harian II PB PON XXI Wilayah Aceh, Iskandar menegaskan bahwa Aceh akan menjadi tempat yang inklusif dan terbuka bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang agama atau suku.
“Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin yang membawa manfaat bagi semua kalangan. Kami menjamin bahwa Aceh menjadi tempat bagi semua kalangan dan warga negara. Bagi kami, perbedaan agama bukan hal baru dan kita tidak menjadikannya sebagai sekat. Masyarakat Aceh adalah masyarakat terbuka yang menerima segala perbedaan,” ujar Iskandar dalam Forum Merdeka 9 (FMB9) dengan tema “PON XXI Aceh-Sumut Dorong Prestasi Atlet di Tengah Syariat Islam”, Rabu (21/8).
Iskandar melanjutkan, meski sebagai provinsi yang menegakkan Syariat Islam, Aceh sudah melakukan persiapan matang untuk menyambut para tamu dari seluruh Indonesia yang memiliki beragam latar belakang agama maupun budaya.
“Kami telah berkoordinasi dengan Majelis Permusyawaratan Ulama dan masyarakat adat Aceh, memastikan bahwa kami siap menjadi tuan rumah yang terbaik,” tambahnya.
Tak hanya itu, Iskandar mengungkapkan bahwa seluruh bupati di 10 lokasi yang akan menjadi tempat pertandingan, bersama Forkompinda, siap mendukung dan memberikan kesan terbaik untuk acara ini.
“Secara umum, kami membagi tempat di Banda Aceh dan Aceh Besar untuk turut memeriahkan PON ini. Kami siap dengan infrastruktur, sosial budaya, dan ekonomi,” tambahnya.
Berkah PON XXI untuk Aceh
Iskandar menambahkan, penyelenggaraan PON XXI juga membawa berkah tersendiri bagi masyarakat Aceh. Sebagai contoh Stadion Harapan Bangsa, yang akan menjadi venue utama untuk pembukaan PON, berada di lokasi strategis di tengah pemukiman masyarakat.
Menurut Iskandar, saat ini stadion ini tak hanya menjadi pusat kegiatan olahraga tetapi juga menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Aceh.
“Stadion Harapan Bangsa, sebagai venue utama, sudah hampir siap dengan hanya sedikit finishing yang perlu dilakukan. Stadion ini, sudah seperti Senayan yang dipenuhi masyarakat setiap akhir pekan, akan kami tata lebih baik lagi karena ini adalah investasi yang sangat berharga,” jelasnya.
Pentingnya venue yang berkualitas tidak hanya untuk penyelenggaraan PON tetapi juga untuk manfaat jangka panjang bagi Aceh. Iskandar menekankan Stadion Harapan Bangsa akan menjadi peluang bagi Aceh untuk kompetisi dan pembinaan atlet.
“Kami menyambut gembira jika venue ini dapat dilanjutkan sebagai pusat pelatihan nasional (pelatnas). Kami akan menyusun strategi agar event olahraga berlangsung di venue yang tersedia, meningkatkan pendapatan asli daerah, dan menciptakan efek ganda bagi ekonomi lokal,” ujar Iskandar.
Di samping itu, Iskandar juga menggarisbawahi pentingnya penyelenggaraan PON XXI dalam membantu UMKM di Aceh. Untuk itu, pihaknya telah mengkonsolidasi Dinas Koperasi dan UMKM Aceh agar pesta olahraga nasional ini dapat menjadi sarana bagi UMKM untuk berkontribusi dan mengambil manfaat ekonomi.
“Pada prinsipnya, semua masyarakat yang membuka usaha kami ajak serta,” katanya.
Dengan semua persiapan dan komitmen yang telah dilakukan, Iskandar berharap PON XXI akan menjadi tonggak sejarah bagi penyelenggaraan acara olahraga di Indonesia.
Termasuk dapat membuat para peserta hingga wisatawan yang hadir terkesan terhadap Aceh.
“Kami siap menjadi tuan rumah yang baik dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi semua peserta dan pengunjung. Semoga sukses PON ini tidak hanya menciptakan prestasi olahraga tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi kerakyatan dan memperkuat hubungan sosial di masyarakat,” tutupnya.
Komentar Berita