Tarik Potensial Investor, Kemenparekrag Dorong Terbentuknya Indeks Emiten Parekraf

Oleh : Ridwan | Rabu, 17 Juli 2024 - 21:50 WIB

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya
Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong penguatan indeks saham di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air dengan melakukan pembentukan indeks khusus emiten sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

Pembentukan emiten khusus ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi besar ataupun ritel ke depannya.

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya menjelaskan, upaya pembentukan emiten parekraf tertulis di dalam penandatanganan MoU yang dilakukan antara Kemenparekraf dengan Samuel Sekuritas Indonesia pada 10 Juli 2024 yang lalu.

"Pada WBSU kali ini, pembahasan terfokus pada salah satu subsektor ekonomi kreatif, yaitu emiten industri film "Potensi dari emiten yang bergerak pada industri film sangat besar. Seperti yang diketahui bahwa industri film masih mempunyai cukup banyak ruang untuk tumbuh," ujar Nia dalam "The Weekly Brief With Sandi Uno" yang berlangsung secara hybrid di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (15/7).

Adapun beberapa indikatornya adalah meningkatnya jumlah penonton bioskop. Jumlah penonton bioskop di Indonesia di semester I tahun ini mencapai 40 juta. Berpotensi melewati rekor tahun 2022 sebesar 55 juta penonton.

Selain itu juga perkembangan ekonomi digital yang memungkinkan film yang sudah tayang secara reguler di bioskop dapat tayang setelahnya di platform streaming.

"Tentu saja dengan semakin diperhatikannya sektor parekraf yang melantai di Bursa Efek Indonesia, kami berharap akan semakin berdampak kepada perekonomian nasional," katanya.

Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf, Agustini Rahayu menjelaskan, kerja sama dengan Samuel Sekuritas bertujuan agar Kemenparekraf dapat memperoleh wawasan yang berharga, dukungan pengambilan keputusan, dan akses informasi terkini tentang emiten sektor parekraf, guna mengembangkan dan melaksanakan strategi yang lebih efektif dalam rangka memajukan industri parekraf.

Lebih lanjut, Ayu menjelaskan bahwa MoU ini tidak hanya berfokus pada sektor film, namun seluruh subsektor yang ada di pariwisata dan ekonomi kreatif. 

"Ada tiga hal utama yang dibahas dalam MoU, yaitu pembentukan indeks emiten pariwisata dan ekonomi kreatif, analisa dan pembahasan tren emiten saham sektor parekraf, serta pembahasan peluang emiten parekraf di bursa saham Indonesia," tambah Ayu.

Direktur Manajemen Investasi Kemenparekraf, Zulkifli Harahap menambahkan, setelah MoU, Kemenparekraf bersama Samuel Sekuritas melakukan klasifikasi jenis usaha. Dimana pemetaan emiten ini dilakukan pada seluruh 13 bidang usaha pariwisata dan 17 subsektor ekonomi kreatif.

"Terdapat 33 emiten yang sudah diklasifikasi sehingga selanjutnya kita susun penyusunan indeks, agar emiten yang telah dipetakan, diklasifikasi sesuai dengan jenisnya. Terakhir finalisasi. Untuk itu kami terus mendorong dan mendukung agar sektor Parekraf dapat berkibar di Bursa Efek Indonesia," kata Zulkifli.

Senior Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Fitrah Faisal Hastiadi mengungkapkan, apabila melihat secara siklus, biasanya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif masuk ke dalam kategori emiten yang sifatnya cyclical. Artinya sektor ini  yang mampu untuk kemudian berselancar dengan potensi pertumbuhan ekonomi. 

"Kita akan melihat kecenderungan ekonomi akan lebih baik atau lebih buruk di tiap tahunnya berdasarkan kinerja salah satunya dari emiten yang berada di zona cyclical," kata Fitrah.

Bursa Efek Indonesia (BEI) belum lama ini memasukkan kategori baru yang disebut IDX Cyclical 30. Dimana kategori ini adalah indeks-indeks yang secara cyclical sangat tinggi dan menjadi patrol untuk emiten-emiten lainnya. Salah satunya yang masuk ke dalam kategori tersebut adalah subsektor film.

"Sangat strategis sekali ketika Kemenparekraf melihat kinerja ekonomi, salah satunya dari kinerja emiten. Dan kalau kita melihat secara behavior, memang sektor ini adalah sektor yang mampu membantu pertumbuhan ekonomi ke depan. Dia tidak hanya menjadi leading indicator, tapi dia juga menjadi sumber pertumbuhan dan bahkan menjadi sektor yang bisa meng off-set ketika ekonomi sedang turun," jelas Fitrah.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Gedung Perkantoran di Jakarta (Foto Dok Industry.co.id)

Rabu, 30 Oktober 2024 - 11:03 WIB

JLL Indonesia Catat Sektor Properti Tumbuh Positif Tahun 2024, Ini Pemicunya

JLL Indonesia kembali merilis 'Property Market Review Kuartal III - 2024". Laporan tersebut menyoroti stabilitas di sektor perkantoran dan retail yang tumbuh signifikan pada harga sewa kantor…

Peserta sosialisasi Totok Punggung

Rabu, 30 Oktober 2024 - 11:02 WIB

OK OCE Sehat Gelar Event Sosialisasi Totok Punggung

OK OCE Indonesia bersama dengan OK OCE Sehat mengadakan event kesehatan bertajuk "Sosialisasi Totok Punggung" yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan tubuh. Event ini…

Direksi BRI saat paparan kinerja triwulan III 2024

Rabu, 30 Oktober 2024 - 10:33 WIB

Perkuat Fundamental Kinerja, BRI Cetak Laba Rp45,36 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mencatatkan kinerja positif di tengah dinamika ekonomi global dan kondisi ekonomi domestik yang masih penuh dengan tantangan. Dengan fokus…

Basuki Tri Andayani, Deputi Operasional PT Pegadaian Kantor Wilayah I Medan

Rabu, 30 Oktober 2024 - 10:00 WIB

Galeri 24 Pegadaian Layani Perhiasan Sesuai Desain Pelanggan

PT Galeri 24 Usaha dari PT Pegadaian terus melakukan diversifikasi bisnis dengan memproduksi perhiasan atau emas batangan sesuai permintaan pelanggan.

Sapi yang divaksin

Rabu, 30 Oktober 2024 - 09:27 WIB

Kementan Himbau Daerah Perketat Pengawasan Lalu Lintas Ternak Terkait Wabah Jembrana di Sultra

Menyusul kali pertama terjadinya wabah penyakit Jembrana yang menyerang sapi Bali di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kementerian Pertanian (Kementan) menghimbau agar…