Skandal BLBI Bukan Masalah Ekonomi Saja tapi Penegakan Hukum

Oleh : Wiyanto | Jumat, 05 Juli 2024 - 13:53 WIB

Ketua Umum Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Center Hardjuno Wiwoho
Ketua Umum Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Center Hardjuno Wiwoho

INDUSTRY.co.id-Jakarta - Ketua Umum Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) Center, Hardjuno Wiwoho menegaskan obligasi rekapitalisasi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) telah merampas hak hidup dan masa depan rakyat Indonesia.

Betapa tidak, biaya bunga utang negara mencapai 700 triliun rupiah setiap tahunnya, dan angka ini terus bertambah secara majemuk.

Situasi ini menciptakan beban berat yang harus ditanggung oleh masyarakat. Hardjuno, kembali mengingatkan bahwa skandal BLBI dan obligasi rekap BLBI bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga masalah keadilan dan penegakan hukum.

Dalam pandangannya, penanganan BLBI sering kali hanya menjadi lips service atau sekadar janji politik tanpa tindakan nyata. Padahal yang paling penting adalah tindakan konkret untuk mengejar para pelaku dan memastikan uang negara dapat dikembalikan.

Dia mengaku sejak skandal ini mencuat, pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk menyelesaikannya. Salah satu perkembangan terbaru adalah pembentukan Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI. Satgas ini telah berhasil mengamankan aset yang diklaim senilai Rp 111,2 miliar, termasuk beberapa properti di Jakarta Selatan.

“Meskipun demikian, langkah Satgas BLBI ini masih jauh dari cukup karena aset itu belum diuangkan artinya valuenya baru value klaim. Dan lagi, itu baru BLBI-nya, masih ada masalah obligasi rekap BLBI. Kerugian karena bayar bunga obligasi rekap ini yang musti segera dimoratorium,” kata Hardjuno.

Dr (Cand) Mahasiswa Program Doktor Hukum dan Pembangunan Universitas Airlangga ini menekankan di situasi tekanan ekonomi dan beban fiskal yang sangat berat seperti tahun-tahun ini, moratorium pembayaran bunga rekap dan penyitaan aset para pengemplang BLBI musti berjalan beriring.

“Pemerintah harus berani berhenti membayar bunga rekap yang terus menambah beban keuangan negara dan memberikan dukungan penuh kepada Satgas BLBI untuk menuntaskan penarikan piutang negara dari para obligor BLBI,” tandas Hardjuno.

Dengan menekan pengeluaran bunga obligasi rekap, pemerintah dapat lebih fokus pada pemulihan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Moratorium ini juga dapat menjadi langkah awal untuk memperbaiki transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara terkait kasus BLBI.

Selain itu, peran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus ini juga dinilai sangat penting. KPK telah menangani beberapa kasus terkait BLBI, termasuk menjerat Syafruddin A. Tumenggung, mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yang dianggap menyalahgunakan wewenang dalam pemberian Surat Keterangan Lunas (SKL) kepada Sjamsul Nursalim, salah satu obligor BLBI. Namun, upaya penegakan hukum ini sering kali terhambat oleh berbagai faktor, termasuk lemahnya political will dan tindakan politik dari para pemimpin negara.

Untuk menyelesaikan skandal BLBI secara tuntas, pemerintah perlu menunjukkan komitmen yang lebih kuat dan mengambil langkah-langkah tegas. Hal ini termasuk mengevaluasi kebijakan pemerintah sebelumnya yang cenderung menguntungkan para obligor BLBI, mengumumkan laporan kemajuan penagihan utang kepada publik, dan membawa para pelaku yang tidak kooperatif ke ranah hukum.

Menurut Hardjuno, masalah BLBI ini tidak hanya menyangkut aspek finansial, tetapi juga kepercayaan publik terhadap pemerintah dan sistem hukum.

Oleh karena itu, penanganan yang serius dan transparan sangat diperlukan untuk memastikan keadilan bagi rakyat Indonesia dan pemulihan ekonomi negara yang berkelanjutan. “Skandal BLBI adalah kejahatan ekonomi terbesar dalam sejarah pemberantasan korupsi di Indonesia. Meskipun sudah berlalu sekitar 26 tahun sejak tahun 1998, penyelesaian kasus ini masih jauh dari kata tuntas,” tegasnya.

Terpisah, Guru Besar Hukum dari Universitas Airlangga Surabaya, Suparto Wijoyo, mengatakan, korupsi BLBI dan pembayaran bunga obligasi rekap BLBI sudah menyakiti hati rakyat karena merampas hak hidup dan masa depan mereka dengan beban bunga yang begitu tinggi.

“Rakyat hanya tertegun menyaksikan aktor korupsi yang mayoritas berkedudukan terhormat, dan rata-rata mengenyam pendidikan tinggi. Rasa geram warga negara atas pencurian uang negara telah menimbulkan kekesalan,” kata Suparto. Menurutnya, korupsi setiap segmennya, benar-benar mengancam daya tahan negara.

Publik harus terpanggil untuk membereskan korupsi yang kian berani. Para akademisi dan berbagai pihak yang berjiwa antikorupsi dapat mengelola semangat rakyat untuk memperkuat KPK dan Kejaksaan Agung. “Nalar sehat berkata agar kejahatan korupsi tidak diproteksi, kasus korupsi seperti BLBI jangan sampai diternak tanpa ditindak,” pungkasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Infinix Note 40 Series Racing Edition

Senin, 08 Juli 2024 - 12:51 WIB

Kolaborasi Eksklusif Infinix dan BMW Designworks Hadirkan Infinix Note 40 Series Racing Edition

Infinix, brand teknologi bagi anak muda, menghadirkan kejutan seru bagi para penggemarnya di Indonesia. Dalam salah satu seri terpopulernya tahun ini, Infinix Note 40 Series, Infinix berkolaborasi…

Antrean pelanggan Master Jus di pembukaan cabang gerai ke-6 di Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Senin, 08 Juli 2024 - 12:27 WIB

Master Jus Buka Cabang di Pondok Kelapa, Pelanggan Rebutan Mau Cobain Menu Andalannya

Master Jus dikenal sebagai produk minuman jus kekinian yang viral di media sosial. Mendekati konsumen, kini Master Jus membuka gerai ke-6nya di Pondok Kelapa Jakarta Timur.

Timothy Loh, Direktur Regional Asia Tenggara & Oseania USSEC.

Senin, 08 Juli 2024 - 11:22 WIB

Bentuk Masa Depan Pakan dan Nutrisi Ternak Jadi Fokus Dewan Ekspor Kedelai AS di Indonesia

Kegiatan Raw Material & Food Biosecurity Workshop (27 – 28 Mei 2024) dan Feed Technology & Animal Nutrition Conference regional ke-30 (29 – 31 Mei 2024) mempertemukan para pakar terkemuka…

AR Interaktif untuk All New C3 Aircross SUV

Senin, 08 Juli 2024 - 10:41 WIB

Kolaborasi Citroën dan WIR Group Hadirkan AR Interaktif untuk All New C3 Aircross SUV

Merek mobil terkemuka asal Prancis, Citroën, berkolaborasi dengan WIR Group (PT WIR ASIA Tbk) menghadirkan penggabungan inovatif antara industri otomotif dan teknologi imersif dalam Augmented…

Agoric

Senin, 08 Juli 2024 - 10:39 WIB

Agoric Permudah Pengembangan Smart Contract Cross-Chain dengan Integrasi IBC Protocol dari Cosmos

Integrasi ini memungkinkan para pengembang untuk menciptakan aplikasi terdesentralisasi (dApps) secara cross-chain dengan interoperabilitas antar jaringan yang mulus.