Pasca Disahkannya Peraturan Pelabelan BPA, YLKI dan Pakar Dukung Inisiatif BPOM

Oleh : Hariyanto | Rabu, 03 Juli 2024 - 16:26 WIB

Ilustrasi Label BPA Free
Ilustrasi Label BPA Free

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyambut pengesahan peraturan pemerintah tentang kewajiban pencantumkan label peringatan bahaya senyawa Bisfenol A (BPA) pada kemasan galon air minum bermerek dan mendesak adanya program sosialiasasi resmi sesegera mungkin. 

Berlaku khusus untuk galon dengan kemasan polikarbonat, jenis galon plastik keras yang paling jamak di tengah masyarakat, label peringatan tersebut bertujuan melindungi konsumen luas dari risiko BPA.

"Ini langkah positif dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam upaya melindungi konsumen dari potensi risiko kesehatan akibat BPA," kata Pengurus Harian YLKI, Tubagus Haryo, dalam sebuah pernyataan awal pekan ini, menanggapi disahkannya revisi Peraturan Kepala BPOM Nomor 6 Tahun 2024 tentang Label Pangan Olahan.

"YLKI mendukung inisiatif ini sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan konsumen dan memastikan produk yang beredar di pasaran aman dikonsumsi," katanya.

Menurutnya, aturan anyar BPOM tersebut sejalan dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang bertujuan melindungi hak-hak konsumen, termasuk hak untuk mendapatkan informasi yang benar dan aman tentang produk yang dikonsumsi.

Karena itulah, dia menyarankan BPOM sesegera mungkin mensosialisasikan peraturan kewajiban pemasangan label peringatan bahaya BPA tersebut.

"Salah satu cara sosialisasinya bisa lewat kampanye edukasi yang masif tentang bahaya BPA dan pentingnya peralihan ke kemasan BPA-free (bebas BPA)," katanya berharap sososialiasi tesebut bisa meredakan kekhawatiran atau kebingungan konsumen tentang galon mana yang aman dari bahaya BPA.

Sekaitan itu, YLKI juga mengusulkan ada kerjasama antara BPOM dan asosiasi industri untuk memastikan produsen memahami dan menerapkan peraturan tersebut. BPOM juga perlu meningkatkan pengawasan dan inspeksi yang intensif atas galon polikarbonat yang beredar di tengah masyarakat untuk memastikan kepatuhan produsen hingga waktu penerapan kewajiban pemasangan label bahaya BPA.

"BPOM perlu memberikan sanksi tegas bagi produsen yang tidak mematuhi peraturan terkait risiko BPA," kata Tubagus berharap label peringatan bahaya BPA nantinya tertera jelas dan mudah dipahami konsumen.

Pada 1 April 2024, BPOM mengesahkan penambahan dua pasal pada peraturan Label Pangan Olahan, yakni kewajiban pencantuman label cara penyimpanan air minum kemasan (Pasal 48a) dan kewajiban pencantuman label peringatan risiko BPA pada semua galon air minum yang menggunakan kemasan plastik polikarbonat.

Pasal 61A dalam peraturan anyar tersebut menyebutkan, “Air minum dalam kemasan yang menggunakan kemasan plastik polikarbonat wajib mencantumkan tulisan ‘dalam kondisi tertentu, kemasan polikarbonat dapat melepaskan BPA pada air minum dalam kemasan’ pada label."

Pasal lainnya menyebut produsen galon air minum bermerek punya waktu tenggang (grace period) empat tahun untuk mentaati peraturan tersebut.

Dalam pertimbangannya, BPOM menyebutkan bahwa BPA pada air minum kemasan "dapat menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat."

Menurut Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Junaidi Khotib, BPA memang bisa merongrong sistem endokrin dalam tubuh. “Sistem endokrin yang bisa terganggu, efeknya tidak langsung terasa. Namun, berbahaya dalam jangka panjang,” katanya.

Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormon yang mengontrol banyak fungsi penting dalam tubuh, termasuk proses fisiologis, seperti pertumbuhan, metabolisme, dan reproduksi.

Saat masuk ke tubuh melalui medium makanan atau minuman yang ditempatkan dalam wadah plastik, BPA memicu gangguan hormonal yang pada gilirannya bisa memengaruhi pertumbuhan dan pubertas, serta fertilitas. Bahkan, sejumlah referensi ilmiah menyebutkan kondisi ini dapat memicu munculnya sel abnormal dalam tubuh, serta meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan darah tinggi (hipertensi).

Paparan BPA yang berkelanjutan dalam jangka panjang pun memiliki dampak serius pada kesehatan mental dan perilaku, kata Junaidi.

Penelitian laboratorium dengan hewan sebagai obyek uji coba, katanya, ditemukan bahwa paparan BPA dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan motorik, keseimbangan, dan daya ingat. “Gangguan itu disebabkan oleh perubahan struktur dan fungsi sel saraf serta produksi neurotransmitter,” kata Junaidi.

Studi lainnya, kata Junaidi, menunjukkan korelasi erat antara kadar BPA dalam darah atau urin pada anak usia pertumbuhan dengan gangguan perilaku, kecemasan, dan depresi.

Melihat seriusnya dampak paparan BPA, Junaidi menekankan pentingnya masyarakat untuk waspada. Ia menyebut, anak usia pertumbuhan menjadi kelompok paling rentan terhadap paparan BPA. Ini mengingat, plastik banyak digunakan dalam keseharian.

Selain anak-anak, dia menambahkan, bahwa ibu hamil dan menyusui juga perlu waspada dengan paparan BPA. Sebab, penelitian menunjukkan bahwa paparan BPA pada hewan bunting dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mental anak yang dilahirkan.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Edukasi forex gratis dari Aspebtindo dan Didimax.

Sabtu, 06 Juli 2024 - 00:07 WIB

Didimax dan Aspebtindo Gelar Edukasi Forex Gratis di Jakarta

Dalam rangka meningkatkan dan memperkuat pemahaman masyarakat terkait Perdagangan Berjangka Komoditi, Didimax bersama dengan Aspebtindo menyenggarakan kegiatan literasi.

AM Putut Prabantoro menerima “Berkat Damai Untuk Bangsa Indonesia” yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus di Lapangan St. Petrus, Vatikan (16 Oktober 2019

Jumat, 05 Juli 2024 - 22:51 WIB

Paus Akan Hadiri Pertemuan "Interreligious" di Masjid Istiqlal

Jakarta-Salah satu agenda dari Paus Fransiskus saat berada di Indonesia adalah menghadiri pertemuan antar-agama (interreligious meeting) di Masjid Istiglal, Jakarta. Dalam pertemuan yang akan…

SKIN+ dan SLIM+ Clinic Hadir di Jambi: Solusi Perawatan Wajah dan Tubuh Terkini untuk Masyarakat Sumatera

Jumat, 05 Juli 2024 - 21:50 WIB

Hadir di Jambi, SKIN+ dan SLIM+ Clinic Siap Berikan Solusi Perawatan Wajah dan Tubuh Terkini untuk Masyarakat Sumatera

Jambi--EUROMEDICA Group kembali memberikan pelayanan terbaik untuk para beauty enthusiast di Indonesia. Setelah sukses membuka rangkaian klinik di area Jawa Tengah dan Jawa Timur, SKIN+ dan…

Pertemuan PTPN VII dengan BNN

Jumat, 05 Juli 2024 - 21:40 WIB

PTPN III (Persero) Komitmen Cegah Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Perusahaan

PT Holding Perkebunan Nusantara (PTPN) III (Persero) dan Badan Narkotika Nasional RI melaksanakan audiensi dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penggunaan narkoba di wilayah kerja PTPN…

 Bank DKI Subsidi 1.000 Paket Sembako Untuk Penyediaan Bahan Pangan Murah di Jakarta

Jumat, 05 Juli 2024 - 20:55 WIB

Bank DKI Subsidi 1.000 Paket Sembako Untuk Penyediaan Bahan Pangan Murah di Jakarta

Dukung terwujudnya salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG), Bank DKI bersama Perumda Pasar Jaya menyelenggarakan penyaluran CSR berupa subsidi sebanyak…