Prihatin Banjir Produk Impor! Ketua HIMKI: Ada Pihak Lain Keluarkan Kebijakan yang Bikin Industri Nasional Babak Belur
Oleh : Ridwan | Senin, 01 Juli 2024 - 10:30 WIB
![Ketum HIMKI Abdul Sobur](https://garuda.industry.co.id/uploads/berita/detail/64484.jpg)
Ketum HIMKI Abdul Sobur
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Membanjirnya produk impor di pasar Tanah Air terus menuai protes dari para pelaku industri nasional. Pasalnya, mereka menilai situasi tersebut justru akan membuat industri nasional babak belur.
Menyikapi hal tersebut, pemerintah akan memproteksi industri dalam negeri dengan mengeluarkan kebijakan pengetatan impor, khususnya yang berasal dari Tiongkok.
Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur melihat bahwa pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah mengeluarkan program-program yang mendorong industri untuk tumbuh dan berkembang.
"Namun, dipihak lain, ada yang mengeluarkan kebijakan yang justru menekan industri, artinya ada dua kebijakan yang saling bertentangan, dan ini perlu segera diselesaikan. Interdepnya harus lebih tegas dan clear," jelas Sobur saat dihubungi INDUSTRY.co.id di Jakarta.
Dirinya merasa prihatin dengan apa yang terjadi di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang berada dalam ancaman kebangkrutan dan pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Kami ikut prihatin, mengingat industri yang kami geluti yaitu mebel dan kerajinan sama-sama industri padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja dan sama-sama menjadi alat jaring pengaman sosial dari siai pendapatan masyarakat," terangnya.
Secara umum, diakui Sobur, menurunnya permintaan global bukan satu-satunya penyebab 'anjloknya' kinerja industri TPT, akan tetapi ada faktor lain yang menjadikan industri ini semakin terpuruk diantaranya, masih tergantungnya industri ini pada bahan baku impor, pelemahan rupiah, serta regulasi buka tutup barang jadi yang paling signifikan dampaknya ke sektor industri TPT.
"Bahkan, banjirnya produk impor dipasar domestik merupakan faktor yang menjadikan industri TPT semakin terpuruk," ucapnya.
"Selain itu, masih ada sejumlah regulasi yang kontra-produktif yang sangat berkontribusi terhadap situasi ini," lanjut Sobur.
Menurutnya, bila situasi ini dibiarkan terus berlarut, tidak mustahil apa yang dialami industri TPT nasional saat ini bisa merembet ke industri padat karya lainnya, termasuk industri mebel dan kerajinan.
"Mengingat 'critical point' dari jenis industri ini hampir mirip, terutama dalam hal pasar yang rentan terhadap gangguan geopolitik dan perubahan kebijakan dari negara tujuan ekspor yang condong sangat protektif," katanya.
Bicara pasar domestik, industri mebel dan kerajinan juga tidak luput dari serangan produk impor. HIMKI mencatat dalam tiga tahun terakhir, impor produk mebel dan kerajinan tercatat mencapai USD 1 miliar atau setara dengan Rp16 triliun.
"Nilai sebesar ini seharusnya menjadi peluang yang sangat potensial bagi industri dalam negeri," tutur Sobur.
"Belajar dari situasi ini, pemerintah perlu lebih waspada dalam mengeluarkan kebijakan, terutama kebijakan impor, sehingga tidak berdampak kepada industri nasional yang secara teknis mampu memproduksi," tutupnya.
Baca Juga
Menteri Sandiaga Uno Berikan Tips Jitu Hadapi Netizen +62
Lengkapi Ekosistem Bisnis Perseroan, ASLC Mulai Merambah ke Bisnis…
Kideco Jaya Agung Raih Penghargaan di Ajang Bina Mitra UMKM Award…
Sah! Surya Fitri Resmi jadi Presiden Direktur & CEO PT Siemens Indonesia
Sukses Bangun Popularitas, Deretan Brand Ini Raih Indonesia Digital…
Industri Hari Ini
![Ilustrasi Impor](https://garuda.industry.co.id/uploads/berita/small/1283.jpg)
Rabu, 03 Juli 2024 - 13:30 WIB
Tegas! Kadin Minta Kemendag Lakukan Ini Sebelum Finalisasi Kebijakan Bea Masuk
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Organisasi, Hukum, dan Komunikasi Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, pihaknya menghimbau agar Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian/Lembaga…
![SD Darmono Dirut PT Jababeka Tbk](https://garuda.industry.co.id/uploads/berita/small/84068.jpg)
Rabu, 03 Juli 2024 - 12:07 WIB
SD Darmono 'Turun Gunung', Saatnya Beli Saham Jababeka (KIJA)?
PT Jababeka Tbk (KIJA) mendapuk Setyono Djuandi Darmono sebagai Direktur Utama perseroan. Keputusan tersebut usai Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) Tahunan Tahun Buku 2023, yang digelar pada…
![Penandatanganan Joint Study Agreement](https://garuda.industry.co.id/uploads/berita/small/84067.jpg)
Rabu, 03 Juli 2024 - 11:59 WIB
Wujudkan Transisi Energi Bersih, PGE Gaet Elnusa, PertaMC dan PGAS Solution
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) aktif membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengembangkan potensi energi panas bumi sebagai tulang punggung transisi energi nasional. Bersama…
![Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya](https://garuda.industry.co.id/uploads/berita/small/84064.jpg)
Rabu, 03 Juli 2024 - 11:10 WIB
Kenaikan TTDI Jadi Basis Pengembangan Sektor Parekraf di Indonesia
Kenaikan peringkat Travel & Tourism Development Index (TTDI) Indonesia yang cukup signifikan menjadi basis pembangunan Indonesia melalui pengembangan sektor parekraf Tanah Air di masa mendatang.
![Grand Opening Pabrik Frisian Flag Cikarang.](https://garuda.industry.co.id/uploads/berita/small/84065.jpeg)
Rabu, 03 Juli 2024 - 11:08 WIB
Frisian Flag Resmikan Pabrik Susu Terbesarnya Di Cikarang
Frisian Flag resmikan pabrik seluas 35 lapangan sepakbola yang mampu memproduksi 400 ribu kilogram susu segar setiap hari untuk menghasilkan 700 juta kilogram produk susu setiap tahunnya dengan…
Komentar Berita