Kuartal Pertama 2024, Jababeka Catat Pendapatan Sebesar Rp688 Miliar
Oleh : Candra Mata | Rabu, 08 Mei 2024 - 10:25 WIB
Kawasan industri Jababeka (Ist)
INDUSTRY co.id - Jakarta, PT Jababeka Tbk (KIJA) mencatat total pendapatan sebesar Rp 688,6 miliar untuk kuartal pertama tahun 2024, turun 12% dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2023. Pilar Land Development & Property Perseroan mengalami penurunan pendapatan sebesar 44% menjadi Rp 208,9 miliar pada 1Q24, dari Rp 371,9 miliar pada kuartal 1-2023.
“Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan penjualan kavling tanah yang telah dikembangkan dari Rp 282,9 miliar di 1Q23 menjadi Rp 106,4 miliar di 1Q24, sebagian besar disebabkan oleh berkurangnya kontribusi dari Kendal,” kata Sekretaris Perusahaan, Muljadi Suganda seperti dukutip redaksi INDUSTRY.co.id dari laman Keterbukaan Informasi BEI beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, sambung Muljadi, semua subsegmen lain dari pilar Land Development & Property yang digabungkan (apartemen, rumah dan tanah, ruang perkantoran dan ruko, serta tanah dan bangunan pabrik) mengalami peningkatan pendapatan dari Rp 75,8 miliar di 1Q23 menjadi Rp 87,0 miliar di 1Q24.
Sementara itu, pendapatan dari Pilar Infrastruktur meningkat 18% menjadi Rp 448,0 miliar untuk tiga bulan pertama tahun 2024, dibandingkan dengan Rp 378,8 miliar pada periode yang sama tahun 2023.
Hal ini sebagian didorong oleh segmen ketenagalistrikan, yang tumbuh dari Rp 240,1 miliar pada 1Q23 menjadi Rp 286,0 miliar pada 1Q24, yang didukung oleh peningkatan pembelian listrik dari penyewa di Kendal dan peningkatan biaya gas dari US$6 per MMBTU menjadi US$8,7 per MMBTU sejak Januari 2024.
Selain itu, pendapatan dari segmen jasa dan pemeliharaan (air, air limbah, pengelolaan perkebunan, dan lainnya) tumbuh 7% menjadi Rp 101,3 miliar pada 1Q24 terutama disebabkan oleh peningkatan permintaan dari Kendal.
Terakhir, pendapatan dry port (CDP) meningkat dari Rp 44,0 miliar pada 1Q23 menjadi Rp 60,6 miliar pada 1Q24, yang terutama didorong oleh pertumbuhan peti kemas sebesar 30% pada 1Q24 dibandingkan dengan 1Q23. Pilar Leisure & Hospitality KIJA membukukan peningkatan pendapatan sebesar 14% menjadi Rp 31,7 miliar pada kuartal pertama 2024.
“Hal ini terutama disebabkan oleh kinerja yang lebih baik dari segmen pariwisata, yang meningkat 50% dalam tiga bulan pertama tahun 2024. Segmen golf memberikan kontribusi sebesar 66% terhadap total pendapatan pilar Leisure & Hospitality pada 1Q24, dibandingkan dengan 67% pada 1Q23. Pendapatan berulang dari pilar Infrastruktur memberikan kontribusi sebesar 65% terhadap total pendapatan pada kuartal pertama 2024, dibandingkan dengan 49% pada 1Q23,” jelas Muljadi.
Adapun terkait laba kotor perusahaan turun 23% menjadi Rp 262,0 miliar pada 1Q24, dibandingkan Rp 339,2 miliar setahun sebelumnya. Pada saat yang sama, marjin laba kotor konsolidasi KIJA untuk kuartal pertama tahun 2024 tercatat sebesar 38%, dibandingkan dengan 44% pada periode yang sama tahun 2023.
“Alasan utama penurunan marjin laba kotor ini disebabkan oleh lebih banyak kontribusi pendapatan (relatif) dari pilar Infrastruktur, yang berdasarkan sifat bisnisnya menghasilkan marjin laba kotor yang lebih rendah daripada pilar Land Development & Property. Dengan sendirinya, laba kotor pilar Infrastruktur mencapai 30% pada 1Q24 dibandingkan dengan 37% pada 1Q23, sebagian disebabkan oleh marjin yang lebih rendah yang dihasilkan oleh bisnis infrastruktur (listrik, air, air limbah, dan lainnya) di Kendal, yang semakin besar,” urai Muljadi.
Di sisi lain, sambungnya, pilar Land Development & Property dan pilar Leisure & Hospitality mencatat peningkatan marjin laba kotor menjadi 56% (dari 51%) dan 36% (dari 35%) pada 1Q24. KIJA membukukan rugi bersih sebesar Rp 107,7 miliar pada kuartal pertama tahun 2024, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp 322,3 miliar pada 1Q23.
“Alasan utama untuk hal ini adalah karena faktor kerugian valuta asing dan dampak dari volatilitas valuta asing (Dolar AS terhadap Rupiah),” tukasnya.
Perseroan membukukan rugi selisih kurs sebesar Rp 114,8 miliar pada 1Q24, dibandingkan dengan laba selisih kurs sebesar Rp 196,7 miliar pada 1Q23. EBITDA Perseroan pada kuartal pertama tahun 2024 tercatat sebesar Rp 181,0 miliar, turun 40% dibandingkan dengan 1Q23 yang mencatat EBITDA sebesar Rp 301,5 miliar.
Kemudian dalam hal penjualan pemasaran Land Development dan Properti, Perseroan mencapai Rp 640,0 miliar pada kuartal pertama 2024, yang merupakan 26% dari target setahun penuh 2024 dan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Rp 662,4 miliar pada kuartal pertama 2023.
“Penjualan pemasaran dari Cikarang dan lainnya (keduanya termasuk JV) memberikan kontribusi sebesar 43%, dan JV Kendal memberikan kontribusi sebesar 57%,” jelas Muljadi.
Adapun total target marketing sales yang dibidik Perseroan untuk tahun penuh 2024 adalah sebesar Rp2,5 triliun, Dimana Rp1.150,0 miliar dari target tersebut berasal dari Cikarang dan lainnya (Rp750 miliar dari pengembangan lahan dan bangunan industri di Cikarang, dan Rp400 miliar dari properti residensial dan komersial di Cikarang (termasuk Perusahaan Patungan) dan lainnya).
“Sisanya sebesar Rp1.350 miliar berasal dari perusahaan patungan kami di Kendal,” pungkas Muljadi.
Komentar Berita