Hari Hutan Internasional 2024, Pupuk Kaltim Telah Tanam 612.180 Pohon lewat Program Community Forest
Oleh : Herry Barus | Kamis, 28 Maret 2024 - 09:53 WIB
Hari Hutan Internasional 2024, Pupuk Kaltim Telah Tanam 612.180 Pohon lewat Program Community Forest
INDUSTRY.co.id - Bontang - Setiap tahunnya, tanggal 21 Maret diperingati sebagai Hari HutanInternasional yang digagas untuk merayakan sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya hutan untuk kehidupan masa kini dan generasi akan datang. Di hari ini, setiapnegara didorong untuk menginisiasi program baik skala lokal atau nasional yang berhubungan dengan pelestarian hutan dan pohon.
Tahun ini, Forest and Innovations: New Solutions for a Better World dipilih sebagai tema utama peringatan Hari Hutan Internasional. Tema yang sekaligus mengingatkan bahwa “peperangan” melawan deforestasi membutuhkan inovasi yang lebih.
Restorasi ekosistem, termasuk upaya-upaya melawan deforestasi secara signifikan dapat berkontribusi langsung pada mitigasi iklim dan penguatan ketahanan pangan secara tidak langsung. Karena itulah, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) selalu menganggap upaya untuk pelestarian alam dan lingkungan, termasuk hutan, menjadi salah satu yang utama dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan.
Pupuk Kaltim sebagai pelopor transformasi hijau industri petrokimia di Indonesia sudah secara konsisten melakukan upaya pemberdayaan hutan sebagai bagian dari penerapan prinsip Environment Social and Governance (ESG). Sejak 2022 lalu, Pupuk Kaltim menginisiasi program Community Forest, sebuah program yang bertujuan untuk melakukan penanaman pohon untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emission pemerintah di 2060.
“Sesuai target yang telah kami tetapkan sejak awal program ini dimulai, Community Forest diharapkan mampu mengurangi emisi karbon hingga 32,5 persen. Hingga 2030 mendatang, program ini ditargetkan bisa menanam 10 juta pohon. Selain penanaman pohon, programCommunity Forest Pupuk Kaltim ini juga menitikberatkan pada upaya kolaborasi dengan banyak pihak. Karena seperti yang kita tahu, upaya melawan deforestasi tidak bisa kita lawan sendirian, tapi sudah sepatutnya dilakukan bahu-membahu bersama banyak pihak,” ujar Budi Wahju Soesilo, Direktur Utama Pupuk Kaltim.
Kolaborasi yang dimaksud memang sudah dirintis Pupuk Kaltim sejak Community Forest berawal. Mulai dari TNI, Kostrad, komunitas petani hingga yang terbaru dengan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Dirjen KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia dan Taman Nasional Kutai (TNK). Secara keseluruhan, saat ini jumlah pohon yang ditanam di program Community Forest mencapai 612.180 pohon yang tersebar di lima provinsi di Indonesia yakni Kalimantan Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat. Total wilayah penanaman mencapai 288 hektare dengan berbagai jenis tanaman seperti mangga, nangka, durian, alpukat, sirsak, mangrove dan beberapa tanaman buah langka seperti matoa, bisbul, menteng dan gandaria. Selain itu di program penanaman kolaborasi dengan Taman Nasional Kutai, juga akan ditanam sebanyak 700.700 tanaman langka endemik. Inovasi yang dilakukan Pupuk Kaltim untuk memerangi deforestasi hutan tidak berhenti Community Forest belaka. Soal menanam pohon tentu tidak sulit dilakukan. Tapi yang butuhpenanganan jangka panjang adalah bagaimana upaya pemeliharaan dari pohon yang telahditanam dan bagaimana memberdayakan masyarakat atau komunitas di sekitar areapenanaman untuk bisa menggali manfaat dari pohon tersebut di masa depan.
Karena itulah,Pupuk Kaltim mengawinkan program Agrosolution dan MAKMUR (Mari Kita Majukan UsahaRakyat) dengan Community Forest. Nantinya, petani dan masyarakat sekitar akan diberikan pendampingan tentang bagaimana cara merawat, mengolah, hingga memasarkan hasil dari pohon yang telah ditanam.
“Kami tidak ingin program Community Forest ini hanya terhenti di proses menanam saja, karena justru yang terpenting adalah bagaimana program ini bisa sustain untuk jangka waktu yang panjang. Karena apa yang kita tanam saat ini tentu tidak semata untuk kita nikmati di masa sekarang, tapi yang terpenting adalah bagaimana inovasi yang kita lakukan saat ini bisa berkontribusi untuk hutan yang lebih baik di masa depan untuk dinikmati generasi penerus kita,” pungkas Soesilo.
Komentar Berita