Tujuh Strategi Pemasaran di Indonesia

INDUSTRY.co.id - Indonesia memiliki populasi 277 juta jiwa, di mana 204 juta di antaranya adalah pengguna internet. Indonesia memiliki lebih banyak ponsel dibandingkan jumlah penduduknya, yaitu 133,3%. 

Di negara yang sangat terdigitalisasi ini, menggunakan Internet dan platform media sosial tidak diragukan lagi telah menjadi cara termudah, termurah, paling efektif, dan paling aman untuk pemasaran saat ini. 

Anda bisa menggunakan platform media sosial seperti Facebook, YouTube, Instagram, dan TikTok untuk berpromosi secara online, dan Anda juga bisa bekerja sama dengan selebritas, artis, dan KOL terkenal.

1. Membuat orang mengulas mengenai brand

Konten buatan pengguna mengacu pada semua jenis konten yang dihasilkan oleh konsumen sendiri. Ini adalah rekomendasi tanpa bayaran dari orang biasa yang ingin berbagi pengalaman produk yang baik secara online. 

Konten yang dibuat oleh pengguna menumbuhkan kepercayaan antara merek dan penggunanya karena konten tersebut tidak diproduksi oleh pendukung merek atau influencer yang dibayar untuk mempromosikan produk. 

Sebaliknya, konten ini dibuat oleh konsumen biasa yang memiliki pengalaman positif dengan merek tersebut, yang membuat konten tersebut lebih otentik. Ada tiga alasan utama mengapa konten yang dibuat oleh pengguna populer di Indonesia.

Pertama, strategi ini mempromosikan citra merek yang otentik.

Kedua, orang dapat didorong untuk membeli produk dari mulut ke mulut melalui jaringan kenalan.

Terakhir, harganya relatif murah dan terkadang bahkan tidak dikenakan biaya sepeser pun.

Contoh merek: Cesi Cosmetics. Merek ini mendorong konsumennya untuk memposting di Instagram dengan tag merek @cesicosmetics.id setelah menggunakan produk merek tersebut. Dengan cara ini, merek tersebut mendapatkan lebih banyak eksposur di media sosial.

2. Bekerjasama dengan KOL (Key Opinion Leaders)

Dengan maraknya platform media sosial, influencer marketing kini menjadi salah satu strategi yang paling sering digunakan dalam pemasaran, terutama di Indonesia.

Pemasaran KOL adalah untuk memperluas pengaruh dan citra KOL, terhadap merek dan mempromosikan produk atau layanan merek melalui orang-orang yang berpengaruh.

Jumlah penggemar KOL bervariasi, mulai dari KOL super hingga KOL mikro. Bidang pengaruh KOL juga beragam, mulai dari kecantikan, teknologi, mode hingga kebugaran.

Menurut penelitian Nielsen, 92% konsumen membuat keputusan pembelian berdasarkan rekomendasi, saran, dan ulasan dari keluarga, teman, atau ahli yang mereka kenal dan percayai. KOL termasuk dalam kategori orang-orang yang dapat dipercaya ini. 

Daripada membeli produk atau layanan secara acak di internet, konsumen lebih cenderung membeli produk setelah melihat ulasan terperinci atau unboxing dari seseorang yang telah mereka ikuti untuk waktu yang lama.

3. Pemasaran yang ditargetkan secara geografis

Pemasaran berbasis lokasi adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan layanan lokasi. Sebuah aplikasi atau program perangkat lunak menggunakan identifikasi frekuensi radio (RFID), GPS, Wi-Fi, dan data seluler untuk memicu kampanye pemasaran yang ditargetkan. Hal ini berarti menargetkan lokasi tertentu dengan teks, iklan media sosial, email, atau pemberitahuan aplikasi.

Pizza Hut, Gojek, dan Grab adalah beberapa contoh brand di Indonesia yang menggunakan strategi pemasaran ini. Dengan pemasaran geo-targeted, merek-merek tersebut dapat mengirimkan notifikasi atau promo kepada calon pelanggan terdekat.

Misalnya, ketika pengguna mencapai suatu tempat tertentu, dia akan menerima pemberitahuan dari aplikasi Grab yang mengatakan bahwa dia telah menerima kupon diskon untuk perjalanan dengan Grab Car dari tempat tersebut. Hal ini efektif karena target audiens dipersempit, hanya menjangkau mereka yang secara geografis lebih siap untuk membeli produk atau layanan merek tersebut.

4. Memanfaatkan AI

Chatbot marketing adalah program pemasaran berbasis kecerdasan buatan (AI) yang berfungsi untuk berinteraksi dengan konsumen melalui live chat. Ada banyak bisnis di Indonesia yang sudah menggunakan teknologi ini. Contohnya, Telkomsel, BRI dan President University (PU). 

Merek-merek tersebut menggunakan chatbot, seperti DEMI_AI, untuk menjawab pertanyaan pelanggan secara real-time 24 jam sehari. 

Teknologi ini tidak hanya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap layanan bisnis merek, tetapi juga berdampak pada reputasi merek. Merek digerakkan oleh konsumen, memprioritaskan dan merespons pertanyaan dan keingintahuan mereka tentang produk. Hal ini pada akhirnya mengarah pada lebih banyak penjualan dan rujukan dari pengalaman positif.

5. Menggunakan video singkat

Dengan popularitas TikTok di dunia internasional, video pendek menjadi salah satu konsep video promosi yang populer di Indonesia pada tahun 2021. Video pendek sangat menarik, mudah dibagikan, dan membuat pengguna sangat terlibat.

Rachel Vennya adalah salah satu KOL terkenal di Indonesia yang memiliki 2,6 juta pengikut di TikTok. Dia suka membuat video pemasaran singkat terkait beberapa brand. 

Dalam video TikTok ini, dia mendokumentasikan dirinya berjalan di sepanjang Times Square di New York City, berganti pakaian Erigo yang berbeda dalam transisi yang mulus. Video ini menerima lebih dari 693.000 suka dan 6.500 komentar hingga Januari 2024.

6. Membuka saluran online

Dengan adanya kejadian penyebaran COVID-19, belanja online telah menjadi sebuah kebutuhan, sehingga mempercepat perkembangan industri e-commerce di Indonesia.

Berikut adalah 5 saluran belanja online yang paling terkenal di Indonesia:

Dengan perbaikan infrastruktur yang terus menerus dan perkembangan e-commerce yang pesat, perusahaan logistik lokal besar di Indonesia juga telah meningkatkan kemampuan bisnis dan cakupan layanan mereka.

JNE Express adalah penyedia layanan pengiriman yang paling sering digunakan oleh penjual e-commerce di Indonesia. Dalam sebuah survei pasar, 69% penjual yang disurvei menyebutkan JNE Express sebagai salah satu pemasok mereka, diikuti oleh TIKI (18%) dan Sicepat (18%).

Menurut studi tersebut, industri yang berkontribusi paling besar terhadap pangsa pasar e-commerce adalah: Fesyen menyumbang 31% dari pendapatan e-commerce Indonesia, diikuti oleh elektronik dan media sebesar 23%, makanan dan perawatan pribadi sebesar 16%, mainan, hobi, dan DIY sebesar 16%, serta furnitur dan peralatan sebesar 14% sisanya.

7. Membuat konten yang bermutu

Saat ini, lebih dari 75% pengguna internet mengatakan bahwa mereka masih rutin membaca blog. Selain itu, 70% merek masih aktif menggunakan pemasaran konten sebagai strategi pemasaran. Pemasaran konten juga bertujuan untuk membangun hubungan jangka panjang yang kuat dengan konsumen Anda. 

Oleh karena itu, konten yang dibuat haruslah relevan agar hal-hal yang dijelaskan dalam konten tersebut terasa relatable dan menimbulkan rasa butuh pada diri konsumen.

Sebagai contoh, Indonesia adalah negara dengan agama mayoritas Islam. Hal ini perlu ditanggapi dengan sangat serius secara budaya. Oleh karena itu, merek-merek kosmetik dan perawatan kulit menandai sertifikasi HALAL dalam konten mereka sehingga produk mereka menghormati dan memasukkan budaya konsumen lokal.

Karena keterbatasan penulis dalam melakukan pekerjaan dan analisis pasar, data yang digunakan di atas semuanya berasal dari Internet. Keaslian dan sifat real-time dari data perlu diverifikasi. Data yang relevan hanya untuk referensi.