Apresiasi Ekspor Baja PT GRP, Kemenperin: Industri Baja Kita Miliki Daya Saing yang Sangat Tinggi Dibanding Negara Lain
Oleh : Hariyanto | Selasa, 16 Januari 2024 - 16:34 WIB
Pelepasan ekspor produk baja struktur produksi PT Gunung Raja Paksi (GRP) ke Kanada
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan apresiasi kepada komitmen PT Gunung Raja Paksi (GRP) yang gencar menembus pasar ekspor. Pada awal tahun 2024, PT GRP melakukan pelepasan ekspor baja struktur sebanyak 1500 Metric Tons (MT) ke Kanada, dengan nilai sekitar USD2 juta. Selama tahun 2023, GRP telah membukukan capaian ekspor sebesar USD25 juta.
“Pada Maret 2022 lalu, GRP melakukan ekspor baja struktur sejumlah 700 MT atau senilai USD1 juta ke Arizona, Amerika Serikat. Sebelumnya pada September 2020, GRP juga melakukan ekspor perdana baja struktur ke Vancouver, Kanada sebanyak 4.600 ton atau senilai USD4,7 juta, padahal saat itu di tengah krisis dampak pandemi Covid-19,” kata Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kementerian Perindustrian, Doddy Rahadi mewakili Menteri Perindustrian pada pelepasan ekspor produk baja struktur produksi PT GRP, Senin (15/1/2024).
Capaian tersebut menunjukkan bahwa kualitas produk baja dalam negeri telah diakui oleh kancah dunia sehingga dapat menembus pasar internasional. “Sektor industri baja kita sudah memiliki daya saing yang sangat tinggi dibandingkan dengan produk serupa dari negara-negara lain, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik serta bisa bersaing secara global,” imbuhnya.
Guna meningkatkan kemampuan industri logam dasar nasional, menurut Doddy, Kemenperin bertekad mendorong sektor ini semakin aktif berinovasi melalui penggunaan teknologi terkini seiring dengan pekembangan industri 4.0. Upaya ini dapat menciptakan diversifikasi produk sesuai kebutuhan pasar.
“Apalagi, industri baja merupakan sektor esensial bagi pengembangan sektor industri penting lainnya, di antaranya konstruksi, alat transportasi, energi, alat pertahanan, infrastruktur, termasuk juga proyek pembangunan IKN,” tuturnya.
Selain itu, dalam pengembangan industri logam dasar nasional, Kemenperin telah menerapkan berbagai kebijakan strategis seperti optimalisasi pengendalian impor, penerapan TKDN, verifikasi kemampuan industri baja nasional, promosi investasi produk baja, pengenaan tarif maupun tindakan non-tarif, penerapan SNI, serta pemberian fasilitas fiskal dan non-fiskal.
“Kami juga mendukung transformasi industri baja nasional menjadi industri hijau. Kami mengapresiasi komitmen GRP untuk mendukung dekarbonisasi melalui peluncuran Net Zero Roadmap, sesuai dengan target kami untuk mencapai target NZE pada tahun 2050 di sektor industri,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur GRP Fedaus menyampaikan, produk baja struktural yang diekspor GRP pada awal tahun ini untuk mendukung pembangunan proyek Yukon Bridge di Kanada. “Dengan Weather Resistance Grade, produk ini mengandung penambahan nikel untuk ketahanan korosi, menjadikannya pilihan ideal untuk konstruksi jembatan dalam cuaca ekstrem,” jelasnya.
Melalui ekspor baja struktural ini, lanjut Fedaus, GRP berupaya untuk menciptakan prestasi baru dan memperkuat posisi Indonesia di panggung global. ”Komitmen kami tidak hanya pada peningkatan kualitas produk baja, tetapi juga pada peran kami dalam mendukung pembangunan infrastruktur di skala internasional,” ujarnya.
Menurut Fedaus, kontribusi GRP pada penguatan industri besi dan baja di Indonesia tidak hanya tentang angka ekspor, melainkan juga terkait menciptakan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional. “Perusahaan berkomitmen untuk terus berinovasi, menjaga standar kualitas tinggi, dan memainkan peran penting dalam membentuk citra positif Indonesia di dunia industri,” pungkasnya.
Komentar Berita