Cucu Panglima Besar Soedirman Menyebut Yang Akan Jadi Presiden RI 2024 Adalah Yang Pegang Jimat, Benarkah?
Oleh : Herry Barus | Kamis, 21 Desember 2023 - 02:53 WIB
Ganang Priyambodo Soedirman
INDUSTRY.co.id -
Jakarta-Walau didesak berkali-kali, Ganang Priyambodo Soedirman belum mau menyebut secara tegas arah dukungan keluarga Besar Panglima Besar Soedirman di Pilpres 2024. Tapi, ia memberi kisi-kisi, dalam tanda seru dan tanya.
Ditemani sang anak yang bernama Bilal Waskitojati, mas Ganang bicara lugas dengan tekad yang tegas ketika ditanya mengenai arah dukungan keluarga besar Panglima Soedirman tersebut dalam pemilu tahun 2024.
Kopi darat dengan S.S Budi Raharjo Ketua Asosiasi Media Digital Indonesia (AMDI) dan Asri Hadi (Bendahara AMDI) di suatu sore di The Telkom Tower 2 Lantai 3 merupakan bincang lanjut dinamika dan situasi terkini.
Ganang lebih memilih jalur kehidupan yang santai dan rendah hati. Ia enggan terjebak dalam pusaran politik yang kerap kali sarat dengan konflik dan kepentingan pribadi.
Di tengah canda dan senyuman, Ganang menepis serangkaian pertanyaan mengenai dukungan keluarga besar Panglima Soedirman di Pilpres 2024. Ia lebih memilih menyoroti peran Yayasan Panglima Soedirman dan program-program yang dijalankannya. Ganang ingin fokus pada nilai-nilai yang diwariskan oleh sang kakek, bukan sekadar memilih figur yang akan memimpin bangsa.
"Kami tidak ingin terjebak dalam perdebatan panjang yang sering kali hanya menimbulkan perpecahan di antara sesama anak bangsa. Bagi kami, memilih pemimpin bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi tentang dedikasi, integritas, dan cinta pada tanah air," ucap Ganang dengan penuh keyakinan.
Sambil menyeruput kopi, suasana sore itu semakin hangat dengan cerita-cerita perjalanan hidup Jenderal Soedirman yang diungkapkan oleh Ganang. Ia mengisahkan kelembutan sang kakek, bagaimana Soedirman selalu menempatkan rakyatnya di hati setiap keputusan yang diambil. Kepemimpinan yang tidak hanya didasarkan pada kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan hati.
"Pemimpin sejati adalah yang mampu merangkul perbedaan, mendengarkan suara rakyat, dan menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab. Itu yang kami yakini sebagai warisan berharga dari kakek kami," jelas Ganang, sementara matanya penuh semangat.
Namun, ketika ditanya lebih lanjut mengenai jimat yang menjadi kunci dalam pemilihan presiden, Ganang hanya tersenyum misterius. Ia tidak ingin membuka selubung rahasia terlalu jauh, menyisakan misteri yang membuat orang penasaran. Apakah jimat tersebut hanya simbolis atau memang memiliki makna mendalam, itu menjadi pertanyaan yang menggantung di udara.
Pertemuan tersebut tidak hanya menjadi momen diskusi politik, tetapi juga ajakan untuk bersama-sama membantu program Yayasan Panglima Soedirman. Ganang Priyambodo Soedirman mengundang S.S Budi Raharjo alias Jojo dan Asri Hadi untuk ikut serta dalam mewujudkan visi yang diemban oleh yayasan tersebut.
"Kami bukan hanya keluarga Soedirman, tetapi keluarga Indonesia. Bersama-sama, mari kita bahu membahu membangun bangsa ini," seru Ganang sambil mengangkat gelas kopi sebagai tanda persatuan.
Dengan itu, pertemuan yang dimulai dari kehangatan sore hingga senja itu tidak hanya meninggalkan cerita politik, tetapi juga pesan kebersamaan dan semangat untuk meneruskan perjuangan para pahlawan. Ganang Priyambodo Soedirman, dalam segala kesederhanaannya, telah menyiratkan bahwa pilihan pemimpin bukan hanya hak prerogatif keluarga besar Soedirman, melainkan tanggung jawab bersama untuk menjaga dan memajukan Indonesia.
"Pilihan keluarga Pahlawan Jenderal Soedirman akan jatuh pada yang terbaik di antara para kontestan," ujar Ganang membuka sedikit rahasia, bahwa yang akan menjadi Presiden di 2024 adalah yang memegang jimat.
Wow, siapakah itu?
Sebagai cucu Pahlawan, Ganang malah tersenyum saat ditanya lebih lanjut. Ia mengaku, tak ingin terjebak dalam politik praktis tapi lebih ke esensi. Jimat di sini, juga bukan berarti klenik atau terkait mistis, tapi lebih esensi kehidupan.
Bahwa Jenderal Soedirman yang lahir pada 24 Januari 1916 adalah seorang perwira tinggi Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Sebagai panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia adalah sosok yang dihormati di Indonesia.
Di balik kisah heroiknya selama Agresi Militer I dan Agresi Militer II, Soedirman menyimpan banyak cerita yang hanya diceritakan pada anak cucunya. Salah satunya kepada Ganang Priyambodo Soedirman. Di luar sikap keras dan garangnya saat melawan Belanda, Soedirman memiliki kelembutan dan kerendahan hati yang ditunjukkan ke rakyat Indonesia.
Soedirman berhasil menaklukkan penjajah dengan kondisi fisik yang tidak prima. Bahkan saat perang gerilya, Soedirman terus dibopong dengan menggunakan tandu di sepanjang perjalanan.
Melihat hal tersebut, banyak yang menduga jika Soedirman memiliki 'aji-ajian' tertentu. Ganang menuturkan bahwa sang kakek ternyata punya tiga 'jimat' yang membuatnya bisa bertahan hingga akhir.
"Beliau berkata bahwa dalam perjalanannya jimat yang selalu ia pegang ada tiga," ujar Ganang.
Jimat pertama, sebagai orang beragama yakni menjalani agama dengan benar. Jimat kedua, tidak menzalimi siapapun juga. "Sementara jimat ketiga dan pamungkasnya adalah melakukan segala sesuatu dengan tulus dan ikhlas," urai Ganang, dalam mimik serius.
Komentar Berita