Empat Varietas Baru Kelapa Sawit Musim Mas Siap Digunakan
Oleh : Herry Barus | Jumat, 03 November 2023 - 12:36 WIB
TK Lim.
INDUSTRY.co.id - Siak Riau – Musim Mas, salah satu perusahaan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia, mengumumkan bahwa empat varietas kelapa sawit baru yang dikembangkan tim Genetic Research Centre, yaitu kelapa sawit hybrid DxP Musim Mas GS1, DxP Musim Mas GS2, DxP Musim Mas GS3, dan DxP Musim Mas GS4, telah mendapatkan persetujuan untuk dilepas.
Persetujuan ini dikeluarkan oleh Tim Penilai Varietas (TPV) Tanaman Perkebunan dalam Sidang Pelepasan Varietas Tanaman Perkebunan Semester II Tahun 2023 minggu lalu (Kamis 26/10/2023).
Musim Mas, yang memiliki komitmen kuat atas keberlanjutan, sangat memahami pentingnyapenggunaan bibit kelapa sawit yang berkualitas. Riset yang dilakukan sejak tahun 2010 di salah satu perkebunan Musim Mas di Riau ini telah memberikan terobosan baru dalam pemuliaanbenih kelapa sawit.
Tanpa mengurangi prosedur yang ketat, tim peneliti Musim Mas menginisiasiAccelerated Breeding Program, atau pembiakan yang dipercepat, yang menghasilkan empatvarietas unggul dalam jangka waktu dua belas tahun (empat tahun lebih cepat dari prosedur risetpada umumnya).
“Berkat kerjasama dan komitmen tim peneliti Musim Mas, dengan bangga kami umumkan bahwavarietas terbaru Musim Mas telah bisa digunakan setelah mendapatkan persetujuan Tim Penilai Varietas. Dalam penelitian yang dilakukan, fokus utama kami adalah menghasilkan varietas baru yang memiliki nilai total produksi minyak yang tinggi per hektar” ujar TK Lim, Director of Strategy & Planning di Grup Musim Mas.
Varietas seri Musim Mas GS ini berpotensi mencapai TBS rata-rata 4 tahun panen pertama yaitulebih dari 28,00 ton/ha/tahun dan total minyak 8,80 ton/ha/tahun. Dari tahun keempat keataspotensi produksi rata-rata TBS bisa melebihi 34,00 ton/ha/tahun dan total minyak 10,40 ton/ha/tahun.
Selain memiliki potensi produksi minyak yang tinggi, keunggulan lain varietas seri ini adalah tanamannya sudah mulai berproduksi pada usia tanam 25 bulan (secara umum 30 bulan).
Ke empat varietas ini juga sudah diuji di beberapa lokasi di Indonesia yang memiliki kondisi tanah dan curah hujan yang berbeda, dengan hasil yang memuaskan.
TK Lim menambahkan, kebun Grup Musim Mas telah mencapai rata-rata produksi minyak sawit(CPO) yang tinggi dan konsisten diatas 5,5 ton/ha/tahun sejak tahun 2019-2022 yaitu 4 tahun berturut-turut. Ini adalah hasil kerjasama antara semua level dalam tim managemen yang cukupkompak dan mendapat dukungan kuat dari setiap pekerja di Grup Musim Mas.
Jika dibandingkan dengan rata-rata CPO industri sawit di Indonesia di tahun 2022 yaitu sebesar hampir 3,9 ton/ha, maka dapat diartikan bahwa Grup Musim Mas 40% lebih efisien dalam mengolah lahan kelapa sawit.
Untuk lebih meningkatkan lagi produktivitas lahan kelapa sawit, maka dibutuhkan varietas kelapa sawit baru yang memiliki potensi yang lebih tinggi. Pada tahap awal, penggunaan varietas baru ini akan dilakukan di kebun sawit milik Grup Musim Mas, dan selanjutnya direncanakan untuk dapat diperluas pemanfaatannya oleh Petani KKPA dan Petani Swadaya.
Peneli_an varietas baru ini menjadi salah satu perwujudan pilar kebijakan keberlanjutan Musim Mas untuk menjadi pelopor inovasi dalam prak_k keberlanjutan. Sedangkan pemanfaatan varietas yang lebih luas kepada petani merupakan implemetasi dari kebijakan keberlanjutan Musim Mas lainnya, yaitu meningkatkan taraf hidup petani, pekerja, dan masyarakat.
Bagi Musim Mas, petani swadaya adalah masa depan industri sawit, karena saat ini hampir 41% lahan kelapa sawit di Indonesia dikelola oleh petani swadaya. Namun, mereka memiliki tantangan, salah satunya adalah hasil kebun yang rendah. Sejak 2015, Musim Mas telah memiliki program pemberdayaan petani swadaya dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada mereka, salah satunya terkait praktik perkebunan yang baik.
“Ke depan, melalui pemanfaatan bibit varietas terbaru kami, petani swadaya juga dapat meningkatkan kualitas panen mereka, dan secara tidak langsung hal ini juga dapat meningkatkan efektivitas penggunaan lahan.” Tutup TK Lim.
Komentar Berita