Bangun Medical City, Jababeka Ingin Jadikan Indonesia Destinasi Medis Utama Setara Singapura
Oleh : Abi, Eddy, Amru | Minggu, 08 Oktober 2023 - 08:44 WIB
Ilustrasi Fasilitas Kesehatan Internasional
INDUSTRY.co.id - Persaingan industri kesehatan global terus meningkat. Dibutuhkan strategi baru untuk merebut pasar kesehatan yang bernilai ribuan miliar dolar per tahunnya. Untuk itu Jababeka mengusung konsep medical city dengan visi menjadi destinasi healthcare berskala internasional.
Industri healthcare alias layanan kesehatan global memang luar biasa masifnya. Tengok saja, nilai pasarnya bertumbuh dari US$ 7.499,75 miliar di 2022 menjadi US$ 7.975,87 miliar di 2023 dengan nilai pertumbuhan tahunan (CAGR) mencapai 6,3%, menurut data firma riset pasar global Reportlinker dalam laporan mereka Healthcare Services Global Market Report 2023 yang dirilis pada April silam. Adapun nilainya di 2027 diprediksi akan mencapai US$9.816 miliar.
Indonesia sendiri masuk ke dalam kategori negara dengan nilai pasar healthcare yang menggiurkan. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasinya dengan menyebutkan nilai pengeluaran penduduk Indonesia per kapita untuk layanan kesehatan mencapai US$140. Dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa maka akan menyentuh angka Rp 567 triliun, per tahun.
Menyimak besarnya nilai industri healthcare, tak heran berbagai negara berlomba-lomba menyiapkan dirinya menjadi destinasi wisata medis internasional. Dan menariknya, tidak yang dibranding sebagai destinasi bukanlah satu negara, melainkan satu kota, yang dikenal dengan konsep medical city.
Konsultan Fasilitas Perawatan Kesehatan Todd Fitz dari perusahaan konsultansi global HOK menyebutkan, konsep medical city semakin menarik perhatian di masa depan. Sebabnya, medical city dirancang untuk memiliki cakupan yang komprehensif dan menggabungkan teknologi canggih dan praktik medis yang mencakup spektrum lengkap diagnostik dan perawatan terapeutik.
Hal yang menarik, ujar Fitz, adalah konsep layanan satu atap yang ditawarkannya. Dengan jarak yang saling berdekatan berbagai fasilitas medis untuk beragam kebutuhan medis tersebut. Sehingga, memungkinkan pelayanan keseluruhan yang lebih efisien.
Tak hanya urusan medis, faktor pendukung, seperti fasilitas penunjang untuk keluarga pasien selama menunggu keluarganya dirawat pun tersedia lengkap. Seperti fasilitas penginapan, perbelanjaan, pusat hiburan hingga pendidikan dan sarana transportasi. Berbagai fasilitas penunjang itu sangat diperlukan khususnya oleh keluarga pasien yang memerlukan perawatan relative panjang seperti kanker.
Lebih lanjut, para profesional medis pun mendapat keuntungan lebih dari medical city. Pasalnya, medical city memudahkan para pelajar, akademisi dan peneliti di bidang medis untuk berinteraksi secara cepat dan dalam jarak yang relatif dekat. Hal ini memudahkan pertukaran informasi serta kolaborasi dan juga ketersediaan fasilitas, termasuk subyek pembelajaran yang dapat diamati salah satunya dari pasien di rumah sakit yang ada.
Tak ketinggalan, industri perjalanan wisata juga diuntungkan, khususnya pariwisata medis. Organisasi pariwisata medis terbiasa menggabungkan dan menawarkan harga paket. “Mereka adalah yang paling berpengalaman dalam menyelaraskan komponen yang diperlukan dan menentukan harga paket yang sesuai,” ujar Fitz.
Pamungkasnya, Fitz menyebut bahwa kehadiran medical city membutuhkan sebuah enabler, atau sebuah organisasi yang menyatukan berbagai elemen yang diperlukan. “Organisasi tersebut akan menyatukan sumber daya yang diperlukan, menyelaraskan tujuan semua pemangku kepentingan utama, dan menemukan lokasi strategis yang mendukung kesuksesan dalam pengembangan medical city,” jelasnya.
Yang menarik, semua yang dipaparkan Fitz, nampak hadir di kawasan Jababeka yang berlokasi di Cikarang Barat. Seperti yang dipaparkan oleh Founder dan Chairman PT Jababeka Tbk., Setyono Djuandi Darmono.
“Daerah Cikarang ini sangat strategis. Dekat dengan Tanjung Priuk, dekat dengan Soekarno Hatta. Ada air melimpah dari waduk Jati Luhur, listrik berlimpah, internet kencang, telekomunikasi bagus, sumber daya manusia didukung lebih dari 100 universitas di Bandung maupun Jakarta. Jadi secara keseluruhan Cikarang ini sangat strategis untuk membangun kawasan industri dan medical city,” ujar Darmono, sapaan akrabnya.
Ditambah lagi Darmono sejak lama melihat pesatnya laju pasar medical tourism di Malaysia dan Singapura yang menyasar masyarakat Indonesia.
Bahkan, hal tersebut turut diakui oleh Presiden Joko Widodo pada bulan Maret silam. Presiden Joko Widodo menyebut Rp 165 triliun devisa menguap lantaran dipakai berobat oleh 1 juta penduduk Indonesia ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Amerika Serikat dan Jerman.
Karena itu Darmono berupaya menjadikan Indonesia sebagai destinasi medis utama, bagi penduduknya, maupun warga dunia. Terlebih pasar kesehatan Indonesia sangat besar.
Dr Tarmizi Hakim, Dokter bedah jantung senior ternama di Indonesia yang lama praktek di Singapura dan Australia-pun mengamini visi besar Darmono tersebut.
"Dokter-dokter spesialis kumpul di Jababeka medical center ini akan sangat memudahkan pasien memperoleh perawatan kesehatan kelas Singapura," demikian dikatakan Dokter Tarmizi.
Menurutnya, perawatan kesehatan di satu wilayah yang fasilitas pendukungnya kelas dunia akan sangat memudahkan para dokter dalam bertindak.
Tengok saja, ekosistem kesehatan di negara maju seperti Singapura yang biasanya memiliki infrastruktur yang lebih baik, sumber daya medis yang cukup, dan prosedur administratif yang efisien.
Hal ini sudah barang tentu dapat mempermudah para dokter spesialis dalam mengambil tindakan medis karena mereka memiliki akses yang lebih baik terhadap teknologi medis terkini, laboratorium, serta kolaborasi dengan tim medis yang terampil.
"Selain itu, negara maju sering memiliki peraturan yang ketat dalam hal praktik medis dan kualifikasi dokter, sehingga pasien dapat merasa lebih percaya diri dalam perawatan yang mereka terima," ungkap Tarmizi.
Disisi lain, ketersedian perumahan untuk para dokter sekaligus tempat praktek yang dekat dengan rumah sakit besar yang lengkap dan ditunjang oleh hadirnya fakultas Kedokteran President University tak ayal menjadikan Jababeka Medical City di Cikarang sebagai daya tarik baru bagi para dokter sepsialis ternama, perawat hingga investor di bidang industri kesehatan.
"Kami sangat yakin dengan upaya ini untuk menyediakan fasilitas lengkap setara Singapura. Apalagi kawasan ini dengan konsep TOD yang didukung perencanaan LRT, MRT di Cikarang akan mempermudah akses transportasi Jakarta - Cikarang," ujar Dirut Jababeka Residence Sutedja Sidarta Darmono.
Tonggak Kemajuan Industri Health Care Nasional
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya pernah bersoloroh bahwa pengeluaran layanan kesehatan penduduk Indonesia per kapita mencapai US$140 per tahun, atau Rp 2,1 juta. Jika dikalikan 270 juta jiwa penduduk maka bisa digambarkan pasar layanan kesehatan Indonesia mencapai hingga Rp 567 triliun. Bukan angka yang sedikit tentunya.
Karena itu 17 tahun silam Jababeka menggelar peletakan batu pertama Jababeka Medical City pada 29 Oktober 2008 bersama Menteri Kesehatan Ibu Siti Fadilah Supari dan Menteri Pendidikan Pak Bambang Sudibyo, keduanya menteri pada pemerintahan periode 2004-2009.
Hingga kemudian pada 1 Maret 2023 lalu, visi Darmono dalam mewujudkan sebuah medical city terintegrasi terwujud. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Darmono bersama-sama meresmikan Jababeka Medical City di gedung Jababeka Medical City di Kawasan Industri Terpadu Jababeka, Cikarang Jawa Barat.
Jababeka Medical City merupakan kawasan industri kesehatan yang dikembangkan Jababeka dengan infrastruktur standar Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.
Darmono mengungkapkan, inspirasi Jababeka Medical City salah satunya berasal dari sahabatnya, dokter Tarmizi Tahir. Tarmizi Tahir yang juga membangun rumah sakit jantung Harapan Kita, menceritakan bahwa di New Delhi, India, rekannya membangun medical city dengan berbagai keunggulannya.
“Kisah itu menginspirasi saya untuk membangun Jababeka Medical City,” ujar Darmono.
Dengan tekad kuat menghadirkan medical city bertaraf internasional, akhirnya kini Jababeka Medical City berkembang pesat. Tak kurang dari 25 rumah sakit yang memuat 4 ribu lebih tempat tidur, 20 hotel dan lebih dari 10 pabrik farmasi dan berbagai laboratorium yang telah dibangun di Jababeka Medical City dan kawasan sekitarnya di Cikarang.
Kapasitas sebesar itu mampu melayani sekitar 2 ribu perusahaan multinasional dari 34 negara di Kawasan Industri Jababeka dengan sekitar satu juta angkatan kerja.
“Perkembangannya pun semakin pesat. Dulu rencananya hanya 72 hektar, namun kini meluas mencapai 5.600 hektar bahkan di luar di Jababeka juga sehingga sudah sepantasnya dijadikan projek percontohan untuk seluruh Indonesia menjadi kota kesehatan,” urainya.
Tak ketinggalan beragam lembaga pendidikan berkualitas hadir di Kawasan Jababeka, yaitu Al-Azhar, St. Leo, BPK Penabur, SD-SMP-SMA President, dan President University, dan senior living.
“Ekosistem yang ada di Kota Jababeka saat ini sudah cukup lengkap dimana bisa membantu mendukung Jababeka Medical City,” jelas Darmono.
Kekuatan visi dan elemen strategis Jababeka Medical City pada akhirnya mengundang investor dalam membangun berbagai industri. Kedepan berbagai infrastruktur, fasilitas dan investasi baru akan terus hadir memperkuat Jababeka Medical City sebagai sebuah kota medis mandiri terintegrasi.
"Peresmian Jababeka Medical City, baru langkah awal. Kita mulai dari langkah pertama. Tentu, akan ada langkah-langkah lanjutan setelah ini, yang akan menjadi Jababeka Medical City sebagai garda terdepan pengembangan layanan healthcare bertaraf internasional di Indonesia," tegas Darmono.
Komentar Berita