Legislator: Kuota Gas Melon Sudah Ditetapkan Pemerintah
Oleh : Candra Mata | Senin, 24 Juli 2023 - 20:21 WIB

Anggota DPR RI dari fraksi partai Golkar, Mukhtarudin
INDUSTRY.co.id - Jakarta, Anggota Komisi VII DPR Mukhtarudin mengatakan, LPG 3 Kg atau gas melon merupakan produk subsidi atau _public service obligation_ (PSO). Dengan demikian, distribusi yang dilakukan juga sesuai kuota yang ditetapkan Pemerintah. Pertamina sudah benar mendistribusikan kuota yang sudah ditetapkan tersebut.
“Gas melon ini produk PSO, produk subsidi. Kuota sudah ditetapkan sejak awal. Penyaluran yang dilakukan Pertamina pun sudah tepat berdasarkan kuota tersebut,” jelas Mukhtarudin.
Begitupun Mukhtarudin tidak menepis, pada pola distribusi terbuka seperti sekarang, terjadinya penyaluran gas melon yang tidak tepat sasaran memang sangat mungkin. , Terutama pada tingkat _end user_. Dalam konteks ini, bisa saja mereka yang tidak berhak justru turut membeli gas melon. Bahkan di lapangan, sering terjadi orang kaya membeli LPG 3Kg dengan menggunakan mobil.
“Padahal sudah jelas, bahwa gas melon hanya diperuntukkan bagi orang miskin dan usaha mikro. Tapi faktanya, banyak juga orang mampu dan restoran besar yang menggunakan gas melon. Nah, kondisi tidak tepat sasaran ini yang sering menjadikan gas melon langka. Jatah yang seharusnya dipakai orang miskin justru dibeli orang kaya. Orang kaya bisa membeli sekaligus 2-3 tabung, tapi orang miskin tidak bisa,” kata dia.
Dan biasanya, lanjut dia, kelangkaan memang terjadi pada bulan-bulan tertentu. Misal Ramadan, Idulfitri, Iduladha, atau Tahun Baru. Pada bulan-bulan tersebut, permintaan memang meningkat.
Kondisi tidak tepat sasaran itulah yang menurut Mukhtarudin, saat ini terus dibenahi. Termasuk dari sisi pengawasan tentu saja.
Tak kalah penting, adalah penerapan budaya malu pada masyarakat. Orang kaya, harusnya malu membeli gas melon, apalagi sudah tertulis pada tabung bahwa produk tersebut memang hanya diperuntukkan bagi orang miskin. “Apa mereka (orang kaya) tidak sadar, bahwa ketika membeli gas melon, sebenarnya sedang mengambil hak saudara mereka yang miskin?” tutup Mukhtarudin.
Baca Juga
Dampak Tarif Impor Trump, Pengusaha Elektronik Minta Pemerintah Percepat…
Kemenperin: PMI Manufaktur Maret 2025 masih di Level Ekspansif 52,4…
Menperin Agus: GISCO Motor Penggerak Dekarbonisasi Industri RI
TOP! Investasi Tembus Rp 206 Triliun, Menperin Agus: Industri Agro…
Terbitkan SE Menperin 2/2025, Kemenperin Minta Perusahaan Industri…
Industri Hari Ini

Jumat, 11 April 2025 - 11:00 WIB
LinkedIn Rilis Daftar Top Companies Indonesia 2025, Tiga Dari Lima Besar Berasal Dari Sektor Perbankan
Tiga dari lima besar berasal dari sektor perbankan, menunjukkan peran penting industri ini dalam pengembangan karier profesional

Jumat, 11 April 2025 - 09:47 WIB
NOYA Resmi Dibuka di PIK 2, Destinasi Nightlife Premium Berstandar Internasional Pertama di Indonesia
NOYA x 80PROOF di PIK 2 adalah destinasi hiburan malam premium terbesar di Asia Tenggara yang menggabungkan seni, teknologi, dan inovasi. NOYA hadir untuk mendefinisikan ulang pengalaman nightlife…

Jumat, 11 April 2025 - 07:27 WIB
Keren! IKM Kriya RI Mejeng di Hong Kong
Kementerian Perindustrian terus berupaya mengembangkan dan memajukan industri kriya dalam negeri agar dapat lebih memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional. Selain itu, industri…

Jumat, 11 April 2025 - 07:09 WIB
Strategi Jitu Kemenperin Dongkrak Daya Saing UMKM
Kementerian Perindustrian gencar memacu pengembangan sentra industri kecil dan menengah (IKM) di pelosok tanah air agar semakin berdaya saing. Peningkatan kapasitas IKM berbasis sentra ini diharapkan…

Jumat, 11 April 2025 - 06:55 WIB
Strategi Menperin Agus Genjot Kinerja Industri Furnitur RI
Kementerian Perindustrian semakin memacu kinerja industri furnitur dalam negeri guna menaikkan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sekaligus untuk memperluas pasar ekspor.…
Komentar Berita