Wright Partners dan Fairatmos Jalin Kerjasama untuk Hadirkan Sustainable Ventures
Oleh : Hariyanto | Sabtu, 24 Juni 2023 - 13:33 WIB

Wright Partners dan Fairatmos
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Wright Partners, salah satu corporate venture builder di Asia Tenggara dan Fairatmos, startup teknologi iklim pertama dan terbesar di Indonesia, telah menjalin kerjasama yang berfokus dalam merintis sepuluh sustainable ventures selama tiga tahun ke depan untuk menjawab permasalahan perubahan iklim yang dihadapi Asia Tenggara.
Kerjasama ini menggabungkan dua organisasi dengan keahlian dan keahlian yang saling melengkapi. Wright Partners memiliki rekam jejak sukses dalam membangun usaha di bidang agritech, edutech, logistik, dan fintech dengan berbagai korporasi, dan Fairatmos memiliki keahlian serta pengalaman di bidang pengurangan emisi karbon dan inovasi usaha keberlanjutan seperti plastik dan daur ulang.
"Kami sangat antusias menjalin kerjasama dengan Fairatmos dalam mengatasi tantangan perubahan iklim yang dihadapi Indonesia dan Asia Tenggara. Bersama-sama, kami berharap dapat mendukung korporasi dan lembaga lainnya untuk lebih memahami emisi karbon mereka dan dalam menghadirkan inovasi sustainable ventures yang tidak hanya akan mengurangi emisi karbon mereka sendiri, tetapi juga membantu bisnis lain dalam menciptakan nilai tambah dengan menjadi bisnis yang lebih sustainable," kata Ziv Ragowsky, Founding Partner dari Wright Partners yang dikutip INDUSTRY.co.id, Sabtu (24/6/2023).
"Dengan menggabungkan keahlian dan sumber daya yang kami miliki, kami yakin dapat menghadirkan usaha-usaha baru yang inovatif yang akan membuat perbedaan nyata dalam perjuangan melawan perubahan iklim."imbuh Ziv Ragowsky.
Indonesia adalah salah satu penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia dengan sebagian besar berasal dari deforestasi dan perubahan penggunaan lahan lainnya. Akan tetapi, Indonesia telah mengambil langkah dalam mengatasi hal ini baik dari sektor publik maupun swasta. Indonesia memiliki target Kontribusi yang ditetapkan secara Nasional (Nationally Determined Contribution / NDC) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 32%-43% pada tahun 2030.
Dari sektor AFOLU (pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya) saja, terdapat target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 510-740 juta ton CO2e. Selain itu, banyak perusahaan Indonesia dari berbagai sektor menunjukkan ketertarikan tinggi atas usaha keberlanjutan. Namun, karena sebagian besar telah difokuskan pada pengurangan emisi gas rumah kaca Scope 1, 2, dan 3, banyak yang justru menilai keberlanjutan sebagai tambahan biaya dan bukan sebagai peluang sumber pendapatan baru. Akan tetapi, Wright Partners dan Fairatmos berharap dapat mengubah pandangan tersebut.
Definisi baru yang digunakan untuk menggambarkan perspektif berikut adalah Scope 4, yaitu pengurangan yang terjadi dalam penggunaan suatu produk di luar rantai nilai utama dari produk tersebut. Dengan kata lain, menghindari emisi melalui produk (barang dan jasa) yang lebih efisien sebagai alternatif dari produk yang kurang efisien.
Terdapat banyak peluang Scope 4 bagi perusahaan di berbagai sektor, mulai dari perusahaan telekomunikasi yang mendukung teknologi Internet of Things (IoT) dalam melakukan pengukuran yang lebih baik, hingga perbankan dalam menyediakan pembiayaan untuk investasi modal berkelanjutan. Fokus awal dari Wright Partners dan Fairatmos dimulai dari usaha-usaha terkait pengurangan karbon di Indonesia. Fokus ini diharapkan dapat membangun momentum dalam menghadirkan perencanaan dan penciptaan usaha inovatif dan menjadikan Indonesia sebagai pelopor revolusi hijau.
Wright Partners dan Fairatmos telah menjalankan langkah awal dalam menyertakan Fairatmos ke dalam usaha-usaha Wright Partners, di antaranya dalam melakukan verifikasi dan perdagangan karbon serta kredit hijau lainnya. Salah satu contohnya adalah layanan AtmosCheck yang disediakan FairAtmos yang menghadirkan teknologi remote sensing.
Wright Partners dan Fairatmos saat ini telah bekerja sama dalam mengembangkan metodologi untuk mengidentifikasi pengurangan emisi karbon dan dekarbonisasi logistik untuk Titip, startup yang baru saja diluncurkan oleh Wright Partners. Inovasi ini dihadirkan Titip – sebuah startup logistik komoditas – sehingga pemain logistik dapat dengan mudah menghitung, melaporkan, dan menyeimbangkan karbon yang dihasilkan dalam setiap transaksi.
Melalui usaha-usaha lainnya, Wright Partners dan Fairatmos sedang bekerja untuk mengidentifikasi berbagai cara untuk mendukung keberlanjutan di berbagai sektor dan elemen penyebab polusi. Selain itu, baik Wright Partners maupun Fairatmos juga aktif dalam mendorong usaha keberlanjutan di Indonesia dan lainnya. Fairatmos sedang berusaha mengurangi jejak karbon sektor pertanian dengan memperkenalkan sistem irigasi tetes.
Startup lain dari Wright Partner, Labamu, berupaya memberikan pembiayaan kepada pengumpul plastik, beberapa di antaranya sering disebut sebagai anggota masyarakat paling lemah di Indonesia di sektor yang krusial. Selain itu, melalui salah satu startup Farming as a Service, Wright Partners sedang menyusun metode untuk memberikan lebih banyak nilai tambah kepada petani padi rendah emisi, di mana banyak pilihan yang ada saat ini cenderung tidak mendukung komunitas pertanian. Wright Partners dan Fairatmos bertujuan untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai target NDC melalui beberapa inisiatif sejenis melalui kerjasama mereka.
Inisiatif-inisiatif ini lahir sebagai hasil dari kerjasama antara Wright Partners dan Fairatmos. Indonesia masih memiliki banyak masalah yang perlu diselesaikan, yang di sisi lain menghadirkan peluang besar untuk membangun usaha di bidang ini, mulai dari pemanfaatan hutan untuk mengatasi emisi karbon, penghijauan kawasan yang terdegradasi, pencegahan polusi plastik, dan lainnya, yang semua menawarkan peluang bagi kita untuk bersama-sama mengatasi melalui keahlian Fairatmos dan kemampuan membangun usaha Wright Partners.
"Kami percaya melalui kerjasama ini, kami dapat membuat ekonomi karbon menjadi sebuah kenyataan. Seperti mesin uap yang memicu revolusi industri, AtmosTech menandai dimulainya era karbon netral. Melalui kerjasama kami dengan Wright Partners, perusahaan akan dapat melakukan pengurangan karbon dengan jauh lebih mudah." kata Natalia Rialucky CEO Fairatmos.
Kerjasama ini juga akan menjalin hubungan dengan organisasi dan pemangku kepentingan lokal untuk memastikan bahwa inisiatif keberlanjutan yang mereka lakukan memiliki dampak dan keberlanjutan yang signifikan.
"Wright Partners bekerja secara luas dengan organisasi lokal dalam semua startup kami untuk memastikan kami menciptakan solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Sebagai contoh, kami bekerja dengan kepala desa setempat di salah satu startup pertanian kami dan kepala masyarakat melalui startup lainnya. Fairatmos selalu ada untuk memastikan kami dapat memberikan dampak positif kepada organisasi-organisasi lokal dan menyelesaikan masalah lingkungan yang tepat," sebut Ziv.
"Di Fairatmos, kami berusaha untuk selalu memberikan kontribusi kepada komunitas. Melalui teknologi, kita dapat mendorong perkembangan kenyataan yang netral dalam hal karbon yang tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga masyarakat lokal," tambah Ria dari Fairatmos.
Selain Fairatmos, Wright Partners juga telah bekerjasama dengan Microsoft untuk menggunakan teknologi Microsoft dalam mendorong usaha keberlanjutan pada startup yang dibangun Wright Partners. Salah satu bentuk kerjasama antara Wright Partners dan Microsoft adalah melalui implementasi sustainability cloud solution. Kedua belah pihak memiliki komitmen kuat atas usaha keberlanjutan dan terus mencari solusi-solusi lainnya dalam menghadirkan usaha keberlanjutan.
Secara keseluruhan, kerjasama antara Wright Partners dan Fairatmos, serta antara Wright Partners dan Microsoft, merupakan langkah signifikan dalam perjuangan melawan perubahan iklim dan tantangan lingkungan lainnya yang dihadapi Indonesia dan wilayah Asia Tenggara. Dengan menggabungkan keahlian dan keahlian masing-masing, kerjasama ini berharap dapat menciptakan usaha-usaha baru yang inovatif yang akan membantu membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat.
Baca Juga
PT AEXI Dorong UKM Diversifikasi Pasar Ekspor Pasca Kenaikan Tarif…
Menperin Agus: Investasi Industri Agro Lampaui Rp206 Triliun, Serap…
Tempo Scan Kembali Gelar Mudik Gratis Bagi Ribuan Karyawan Mitra…
ASSA Bukukan Laba Bersih Rp330,1 Miliar Sepanjang Tahun 2024
Digimap Gandeng Sebastian Gunawan untuk Peluncuran iPhone 16 dan…
Industri Hari Ini

Minggu, 06 April 2025 - 22:39 WIB
Seputar Pemeliharaan Sistem Bank DKI, Stafsus Gubernur Jakarta Menyebut: Langkah Pemeliharaan Sistem Merupakan Bagian dari Upaya Menjaga Keamanan Nasabah.
Jakarta - Staf Khusus Gubernur Bidang Komunikasi Publik, Cyril Raoul Hakim (Chico Hakim) menyatakan pemeliharaan sistem yang dilakukan Bank DKI saat ini merupakan bagian dari upaya menjaga keamanan…

Minggu, 06 April 2025 - 16:51 WIB
Mudahkan Masyarakat Jalani Arus Balik, BRI Siapkan Posko BUMN di Bandara dan Rest Area Jalan Tol
Periode mudik lebaran 2025 memasuki masa arus balik setelah pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri pada Senin, 31 Maret 2025 lalu. Masyarakat yang melaksanakan mudik, sudah kembali menjalankan arus…

Minggu, 06 April 2025 - 16:36 WIB
JRP Insurance Sigap! Berikan Santunan untuk Keluarga Korban Ombak Parangtritis”
PT Jasaraharja Putera berkomitmen untuk memberikan santunan asuransi kepada ahli waris korban kecelakaan laut yang terjadi di Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, pada Jumat, 4 April 2025.…

Minggu, 06 April 2025 - 12:53 WIB
Konsisten Dukung NZE, Grup MIND ID Tanam 126.000 Mangrove
BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia MIND ID konsisten mendukung tercapainya target net zero emission (NZE) melalui program penanaman mangrove pesisir pantai.

Minggu, 06 April 2025 - 12:42 WIB
Bank DKI Lakukan Pemeliharaan Sistem, Stafsus Gubernur DKI: Demi Keamanan Dana Nasabah
Pemeliharaan sistem yang dilakukan Bank DKI saat ini turut mendapatkan atensi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Komentar Berita