BDI Yogyakarta Sukses Telurkan Puluhan Ribu Tenaga Kerja Kompeten, 100% Terserap Industri

INDUSTRY.co.id - Yogyakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus membangun sumber daya manusia (SDM) kompeten dalam upaya mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing di sektor industri. 

Langkah strategis ini dilaksanakan antara lain melalui program pelatihan diklat 3 in 1, yang meliputi pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan penempatan.

Program pelatihan diklat 3 in 1 ini diselenggarakan di tujuh Balai Diklat Industri (BDI) yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, salah satunya Balai Diklat Industri (BDI) Yogyakarta.

"BDI Yogyakarta sebagai satuan kerja (satker) dibawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin diberi amanah dalam penyediaan dan pembangunan SDM industri yang kompeten di bidang plastik, alas kaki, furnitur, tekstil produk tekstil dan alat kesehatan," kata Subkoordinator Pengembangan dan Kerja sama Diklat BDI Yogyakarta, Fajar Hamid di Yogyakarta, Jumat (23/6).

Pada tahun 2021, BDI Yogyakarta telah sukses menelurkan alumni Diklat 3 in 1 sebanyak 10.525 orang. Sedangkan tahun 2022, angka alumni sedikit mengalami penurunan menjadi 5.500 orang.

"Untuk tahun 2023 hingga saat ini, kami sudah menelurkan alumni diklat 3 in 1 sebanyak 3.000 orang. Target kami bisa tembus sampai 4.500 orang sampai akhir tahun," terangnya.

Menurutnya, semua alumni diklat 3 in 1 BDI Yogyakarta seluruhnya terserap oleh industri. "Alumni diklat 3 in 1 kami seluruhnya sudah terserap oleh industri," tutur Fajar.

Bahkan, lanjutnya, BDI Yogyakarta juga menjadi pionir penempatan pekerja di Jepang. "Data peserta diklat untuk penempatan kerja di Jepang saat ini ada 123 orang," katanya.

Dari 123 pekerja di Jepang tersebut, 28 orang adalah alumni tahun 2017, 39 orang alumni 2018, 37 orang alumni diklat tahun 2019, dan 19 orang alumni diklat tahun 2020. 

Mereka ditempatkan di berbagai perusahaan seperti PT Daiho, PT Kirameiku, PT Tanaka Kasei, PT Shintone Kasei, PT Nakatsugawe Kasei, dan PT Takuto Kasei.

Selain diklat 3 in 1, BDI Yogyakarta juga berperan dalam menciptakan startup baru melalui program Inkubator Bisnis yang dinamakan Ibiza (Inkubator Bisnis Pazti Bisa). 

Program tersebut mendukung usaha baru khusus di bidang industri plastik, kerajinan kulit, dan produk kulit.

“Usaha yang terpilih atau yang kerap disebut tenant akan mendapatkan layanan inkubasi yaitu pengembangan produk, pengembangan pasar, dan Start Up Graduate Program,” terang Fajar.

Dalam mengembangkan produk, para tenant mendapatkan bimbingan terkait product development hingga product simulation, dengan evaluasi capaian mingguan, bulanan, dan evaluasi akhir.

Selanjutnya, melalui pengembangan pasar, tenant juga mempelajari cara untuk memasarkan produk yang telah dibuat. Tenant akan mendapatkan konsultasi bisnis hingga business matching.

Setelah tenant lulus dari program inkubator, tenant tidak dilepas begitu saja. Ibiza BDI Yogyakarta memiliki Start Up Graduate Program untuk memantau perkembangangan pasca program inkubasi, serta memberikan pendampingan dengan intensitas yang lebih rendah.

BDI Yogyakarta juga menjadi pelopor diklat 3 in 1 bagi penyandang disabilitas. Program ini sudah dilaksanakan  sejak tahun 2017 sampai dengan Maret 2023 berjumlah 561 peserta.

Tak hanya itu, BDI Yogyakarta juga telah menjadi pelopor diklat 3 in 1 warga binaan pemasyarakatan. Kegiatan ini sebagai upaya memberdayakan ekonomi kerakyatan di dalam rutan.

"Sampai saat ini, program unggulan kami tersebut telah dilaksanakan di rutan kelas I Surakarta, lapas kelas I Semarang, dan lapas kelas IIA Kerobokan, Bali," tutup Fajar.