Asaki: Ekspansi Industri Keramik Sebesar 75 Juta m2 Rampung Akhir 2024, Serap Puluhan Ribu Tenaga Kerja
Oleh : Ridwan | Jumat, 14 April 2023 - 17:52 WIB
Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) memproyeksi ekspansi kapasitas anggota Asaki sebesar 75 juta meter persegi berjalan 'on track', baik industri yang berada di Sumatera Utara (Sumut), Sulawesi Selatan (Sumsel) maupun di wilayah Jawa.
Selain itu, industri keramik juga akan hadir di Jawa Tengah (Jateng) dengan pembangunan dua pabrik baru di Kendal dan Batang.
"Ini akan menjadi pemerataan supply keramik yang mana selama ini dilayani dari industri keramik yang mayoritas berada di wilayah Jawa bagian Barat dan Timur," kata Ketua Umum Asaki, Edy Suyanto kepada INDUSTRY.co.id di Jakarta, Jumat (14/4).
Edy memproyeksi penambahan total kapasitas 75 juta m2 tersebut akan selesai di akhir tahun 2024. Angka tersebut setara dengan 102% dari angka impor keramik per tahun.
"Dengan angka kapasitas tersebut, industri keramik akan menyerap tenaga kerja baru mencapai 10.000 orang, dan menjadikan Indonesia sebagai negara posisi nomor empat dunia sebagai produsen keramik terbesar di dunia setelah China, India, dan Brazil," paparnya.
Oleh karena itu, Asaki meminta pemerintah untuk menjamin kelancaran supply gas yang mana sampai saat masih terkendala di Jawa bagian Timur dengan penerapan AGIT berkisar 60-65%.
"Kondisi ini tentu sangat menyulitkan dan membebani kinerja industri keramik dimana harus membayar pemakaian gas di atas harga gas bumi tertentu (HGBT) yakni sebesar US$ 7,98 per mmbtu," kata Edy.
Selain itu, Asaki juga meminta pemerintah mempermudah dan mempercepat bagi industri keramik yang sedang melakukan ekspansi kapasitas untuk mendapatkan alokasi HGBT sebesar US$ 6 per mmbtu.
"Ini menjadi 'concern' utama karena industri keramik yang baru beroperasi tidak bisa berdaya saing jika harus membayar dengan range harga US$ 7,98 - US$ 10 per mmbtu," tuturnya.
Disisi lain, Asaki mencatat industri keramik nasional telah berhasil pulih dan bangkit lebih cepat pasca pandemi Covid-19. Hal ini ditandai dengan tren peningkatan pemakaian gas dari tahun 2020 hingga Maret 2023, dengan jumlah rata-rata volume penyerapan gas bumi dari PGN meningkat hampir 30% yakni 63,3 BBTUD menjadi 81,8 BBTUD.
Hal tersebut seiring dengan peningkatan utilisasi kapasitas nasional, dimana di tahun 2020 berada di 56% dan posisi awal April 2023 sudah berada di posisi 76%.
"Keberhasilan di atas tentunya ditopang oleh kebijakan pemerintah terkait HGBT sebesar USD 6 per MMBTU, sehingga terjadi peningkatan daya saing industri dan memberikan kepercayaan diri serta optimisme industri keramik dalam negeri," tutup Edy.
Komentar Berita