Piala Dunia FIFA U20 2023: Presiden Jokowi dan Upaya Menendang Politik Keluar dari Lapangan Hijau
Oleh : Abi Hasantoso | Rabu, 29 Maret 2023 - 11:43 WIB
Abi Hasantoso
INDUSTRY.co.id - FIFA (Federasi Sepakbola Dunia) itu satu badan dunia seperti PBB (Persatuan Bangsa Bangsa).
FIFA, sama dengan PBB, membawahi hampir semua negara yang ada di seluruh dunia.
Tujuan FIFA persis PBB. Menciptakan perdamaian di dunia dan kemajuan negara-negara anggotanya melalui olahraga sepakbola dengan cara menggelar pentas kompetisi ataupun kejuaraan yang memenuhi standard tinggi kelas dunia dengan aturan main yang wajib diikuti seluruh anggotanya.
Tapi berbeda dengan PBB, FIFA jadi satu-satunya badan dunia yang paling populer di seluruh dunia. Tentu saja popularitas FIFA karena sepakbola yang punya para penggemar paling banyak di dunia. Data terakhir mencatat sekitar 3.500.000.000 orang di dunia mencintai sepakbola dan Indonesia turut menyumbang sekitar 150.000.000 orang penggemar sepakbola.
Jadi bukan perkara mudah bagi FIFA untuk memberikan kepercayaan dan memilih satu negara jadi tuan rumah sebuah Kejuaraan Dunia Resmi FIFA. FIFA tidak main-main dalam menentukan sebuah negara jadi tuan rumah kegiatannya. Harus ikut proses “bidding” yang ketat dan terverifikasi.
Ketika pada tahun 2019 lalu Indonesia terpilih sebagai Tuan Rumah Piala Dunia FIFA U20 2021, yang karena pandemi Covid-19 diundur jadi tahun 2023 ini, tentu saja FIFA menaruh kepercayaan tinggi, memberi kehormatan, penghargaan, dan pengakuan kepada Indonesia sebagai negara sepakbola sejajar dengan Brasil, Argentina, Jerman, Spanyol, Jepang, dan Korea Selatan.
Ketika hari-hari ini, menjelang dua bulan lagi pelaksanaan gelaran Piala Dunia FIFA U20 2023, ada penolakan kedatangan satu peserta tim nasional negara peserta yang berbau politik oleh sebagian anggota masyarakat kita melalui demo dan pernyataan politik oleh tokoh-tokoh politik maka FIFA langsung mengambil satu tindakan tegas: menunda pelaksanaan “drawing” (undian pertandingan babak penyisihan) dan membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA U20 2023.
FIFA memang punya prinsip tegas atas otoritas tertinggi yang dimilikinya: menolak urusan politik masuk ke dalam sepakbola.
Hari ini Pemerintah Indonesia mengirim Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang juga Menteri BUMN sebagai utusan resmi untuk menemui FIFA di Doha, Qatar. Pemerintah Indonesia ingin mendengar masukan-masukan dari FIFA mengenai keputusan pembatalan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia FIFA U20 2023 yang rencananya akan berlangsung di enam stadion berstandard FIFA di enam provinsi di Indonesia: Palembang (Sumatera Selatan), Jakarta (DKI Jakarta), Bandung (Jawa Barat), Solo (Jawa Tengah), Surabaya (Jawa Timur), dan Gianyar (Bali).
Rencananya pertemuan di Doha akan berlangsung selama empat jam dari pukul satu siang sampai pukul lima sore pada Rabu (29/3) ini.
Misi di Doha ini dapat dikatakan sebuah perjalanan “Mission Impossible”. Tapi kita semua berharap FIFA mau mengubahnya jadi “Impossible is Nothing” seperti slogan produk sepatu dan perlengkapan sepakbola yang selama ini menjadi sponsor utama Piala Dunia FIFA.
Pemerintah Indonesia, seperti dinyatakan dengan tegas oleh Presiden Jokowi pada Selasa (28/3) malam, akan meyakinkan FIFA bahwa punya juga prinsip yang sama: tidak akan mencampur aduk (olahraga) sepakbola dengan politik - sebuah prinsip dasar organisasi yang sudah masuk dalam ketentuan “FIFA Law of the Game”.
Bagaimana bila keputusan FIFA tidak berubah dengan membatalkan Indonesia jadi Tuan Rumah Piala Dunia FIFA U20 2023 yang harusnya akan dicatat dalam sejarah sebagai Kejuaraan Dunia Resmi FIFA pertama kali di Indonesia?
Bila hal itu terjadi maka:
1. Tim Nasional Indonesia U20 tidak dapat ikut serta di Piala Dunia FIFA U20 2023 bila tuan rumah dipindahkan ke negara lain (Indonesia dapat jatah peserta karena sebagai tuan rumah dan bukan karena lolos dari babak Pra-Kualifikasi Zona AFC).
2. Indonesia (dalam hal ini PSSI) akan kena sanksi “banned” FIFA dan tidak dapat mengikuti seluruh kalender kegiatan FIFA selama beberapa tahun seperti yang pernah terjadi pada tahun 2015 lalu.
3. Indonesia sangat sulit untuk bisa lagi jadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Resmi FIFA.
4. Indonesia akan kena denda uang dari FIFA yang jumlahnya ratusan miliar rupiah.
5. Indonesia tidak akan pernah dapat lagi kesempatan jadi tuan rumah olimpiade atau kejuaraan olahraga tingkat dunia yang ada Negara Israel sebagai pesertanya.
Mari kita semua, sesama saudara sebangsa dan se-Tanah Air, berdoa agar FIFA tetap menunjuk dan memberi kepercayaan kepada Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20 2023 sebab Indonesia punya prinsip yang sama: menendang urusan politik keluar dari lapangan hijau! (*)
#SayaBersamaJokowi #IndonesiaMaju #PialaDuniaFIFAU20
Penulis, Abi Hasantoso: Anggota Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional Indonesia 2010-2011
Komentar Berita