Bahana TCW Incar Pertumbuhan Dana Kelolaan Hingga 10% di 2023
Oleh : Wiyanto | Jumat, 10 Maret 2023 - 20:37 WIB
Bahana TCW
INDUSTRY.co.id-Jakarta – PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) sekaligus anak usaha dari Holding BUMN Asuransi dan Penjaminan (Indonesia Financial Group - IFG) bersama PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) menjalin kerja sama distribusi dan penjualan produk reksa dana.
Nantinya, Mandiri Sekuritas yang merupakan perusahaan efek terkemuka dengan jaringan global akan menjadi salah satu agen penjual efek reksa dana (APERD) dari produk-produk investasi unggulan yang ditawarkan Bahana TCW.
Berdasarkan kerja sama ini, Mandiri Sekuritas akan menjual beberapa produk investasi unggulan Bahana TCW diantaranya Bahana Dana Likuid, Bahana Likuid Syariah, Bahana MES Syariah Kelas G, Bahana Kehati Lestari dan ABF Indonesia Bond Index Fund (ABF IBI FUND) melalui layanan digital Mandiri Online Securities Trading (MOST). Kehadiran produk-produk Bahana TCW di aplikasi Mandiri Online Securities Trading (MOST) membuat nasabah dapat bertransaksi dengan lebih nyaman, aman, kapanpun, dan dimanapun. Di awal kerja sama ini, Mandiri Sekuritas menyelenggarakan Pesta Reksa Dana MOST 2023, sebuah virtual exhibition yang membuka akses lebih luas bagi para nasabah untuk membeli produk-produk Bahana TCW melalui: most.pestareksadana.com. Pesta Reksa Dana MOST 2023 diselenggarakan pada 1 hingga 31 Maret 2023.
Direktur Bahana TCW, Danica Adhitama mengatakan, bahwa kerjasama strategis bersama Mandiri Sekuritas ini diharapkan menjadi tahap awal dari berbagai kerjasama strategis yang direncanakan berjalan di 2023. Dengan demikian, kerjasama strategis ini diharapkan dapat menjadi salah satu katalis pertumbuhan dana kelolaan sesuai target yaitu sebesar 10 persen hingga akhir 2023. Dengan jaringan dan pengalaman Mandiri Sekuritas diharapkan pula berbagai produk reksa dana besutan Bahana TCW dapat menjawab tingginya permintaan masyarakat akan produk investasi berkualitas.
“Di kuartal I 2023 ini Bahana TCW setidaknya akan menjalin kemitraan strategis dengan lima institusi keuangan bereputasi global. Kerjasama strategis ini nantinya akan ditujukan diantaranya untuk menghadirkan produk investasi baru, serta distribusi produk. Kemitraan akan dilakukan dengan melibatkan teknologi dan penerapan risk culture serta good corporate governance yang ketat,” ujar Danica.
Dengan kehadiran produk-produk investasi yang dapat menjawab kebutuhan dan tujuan investasi masyarakat di 2023 ini juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan Number of Account (NOA) reksa dana di Indonesia. Dengan kondisi 90% investor yang masih terpusat di Jabodetabek, peluang masih terbuka sangat lebar bagi investor ritel untuk berinvestasi di Indonesia.
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) jumlah investor reksa dana di Indonesia hingga Desember 2022 yang lalu mencapai 9,6 juta investor. Angka ini meningkat 40,2 persen dibandingkan pada akhir 2021 sebesar 6,8 juta investor. Dimana peningkatan tersebut secara konsisten terus berlangsung sejak lima tahun terakhir. Pertumbuhan ini menggambarkan semakin banyaknya masyarakat yang tertarik pada produk reksa dana dan produk-produk pasar modal lainnya.
“Banyak pihak memprediksi 2023 sebagai tahun yang penuh tantangan dimana kondisi perekonomian yang masih dihantui oleh risiko resesi serta masih belanjutnya ketegangan di Rusia dan Ukraina akan mempengaruhi dunia investasi di tahun ini. Pertumbuhan jumlah investor reksa dana di Indonesia diprediksi akan terus meningkat. Hal ini harus diimbangi oleh ketersediaan produk-produk investasi yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan dinamika global yang ada. Dengan keterlibatan teknologi sesuai tuntutan jaman serta sinergi antar pelaku industri keuangan baik dari dalam negeri dan global, maka ketersediaan produk-produk ini dapat dijaga sehingga turut mendorong pertumbuhan dunia investasi tanah air,” tutup Danica.
Komentar Berita