Teknologi Nuklir Solusi Penghasil Energi Listrik Beremisi Rendah
Oleh : Kormen Barus | Minggu, 06 Maret 2022 - 14:14 WIB

Ilustrasi - Inti nuklir di dalam kolam reaktor riset nuklir di reaktor serba guna G.A. Siwabessy milik Badan Tenaga Atom (BATAN), Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten. FOTO ANTARA/BNPT/RN/ed/nz/pri.
INDUSTRY.co.id, Serpong –Komitmen untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 serius diwujudkan oleh Pemerintah, strategi yang dilakukan yaitu pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), salah satunya energi nuklir. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) terus melakukan pengembangan teknologi nuklir untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia yang sekarang masih dalam tahap pengkajian.
PLTN saat ini merupakan salah satu sumber energi yang menjadi andalan dan telah banyak dimanfaatkan di negara-negara maju, dan telah terbukti dapat menghasilkan energi listrik dengan lebih efisien dengan emisi yang lebih sedikit dibandingkan dengan sumber energi fosil.
Energi nuklir menjadi pilihan alternatif dalam menghasilkan energi listrik dengan zero emission, secara lebih mendetail, Profesor Riset sekaligus Peneliti Ahli Utama ORTN – BRIN, Djarot Sulistio Wisnubroto memaparkan beberapa untung dan rugi dari pendirian PLTN.
Menurutnya pembangunan PLTN memang membutuhkan biaya yang besar diawal, dan penanganan hasil limbahnya cukup lama, namun kelebihannya jauh lebih banyak seperti lamanya waktu operasi, emisi karbon rendah dan penggunaan area lahan yang lebih sedikit.
“PLTN memiliki banyak kelebihan, masa waktunya operasinya lama lebih dari 80 tahun, selain itu emisi karbonnya sangat rendah, most reliable energy source, penggunaan lahan yang sedikit, relative affordable,” jelas Djarot. Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan webinar IATKI Enginering Lecture dengan tema “Bauran Energi Nuklir Menuju Indonesia Net Zero Karbon 2060”, Sabtu (05/03).
Menurut Djarot kesiapan Indonesia sendiri untuk memiliki PLTN sudah pernah dievaluasi secara langsung pada misi Badan Atom Internasional IAEA (International Atomic Energi Agency) ke Indonesia pada tahun 2009 untuk infrastruktur tahap pertama, tahap pertama yaitu sebelum pemerintah mengatakan mau membangun PLTN. Hasil evaluasi IAEA menunjukkan hampir sebagian sudah terjawab oleh Indonesia.
Untuk kesediaan Sumber Daya Manusia, Indonesia sendiri telah menyiapkan SDM-nya sejak tahun 1990-an. SDM untuk tenaga kerja paling banyak dibutuhkan ketika proses pembangunan PLTN, ketika pengoperasian SDM yang dibutuhkan hanya ratusan saja.
“Keberhasilan kita mengoperasikan tiga reaktor riset di Serpong, Bandung, dan Yogyakarta bisa menjadi modal pengalaman kita untuk mengoperasikan PLTN, walaupun reaktor riset tidak menghasilkan listrik seperti PLTN,” tambahnya.
Djarot menyimpulkan dari segi SDM dan Infrastruktur, Indonesia sudah siap dalam program pembangunan PLTN, namun tantangan utama ada pada social-politik, “Nuklir itu tantangannya bukan pada teknologi, SDM, infrastruktur, tetapi tantangannya lebih kepada masalah sosial-politik,” ungkapnnya.
Anggota Dewan Pakar Masyarakat Kelistrikan Indonesia, Arnold Soetrisnanto menuturkan mengapa Indonesia sudah saatnya untuk memanfaatkan energi nuklir, “Kita sudah masuk pada era transisi energi, kita menyiapkan Indonesia net zero carbon untuk tahun 2060, tentunya nuklir yang mengimisikan saat operasi itu nol atau zero carbon dapat dijadikan pertimbangan,” jelas Arnold.
Arnold juga menambahkan kalau energi nuklir merupakan energi yang terbarukan dan memiliki masa penggunaan yang lebih lama dibandingkan dengan energi bahan baku fosil, energi nuklir tidak berbasis sumber daya alam, tetapi berbasis teknologi dan kemampuan umat manusianya.
“Nuklir itu tidak tergantung pada sumber daya alam tetapi tergantung pada teknologi, seberapa jauh manusia itu mampu memikirkan untuk menciptakan teknologi nuklir, karena bahan bakunya ada di bumi, matahari, dan di tata surya,” tambahnya.
Mantan anggota DPR RI, Kurtubi menegaskan Indonesia sudah sangat membutuhkan energi baru dan terbarukan, salah satunya adalah PLTN untuk bisa mendapatkan energi listrik yang murah bagi masyarakat dan PLTN juga terjamin ramah lingkungan.
Kurtubi juga melihat memang adanya kendala dalam mendirikan PLTN di Indonesia, “Kendalanya jelas ada pada sosio politik, karena sebagian pemangku kepentingan merupakan pebisnis dibidang SDA lain”, PLTN Generasi IV cocok untuk dibangun di Indonesia, jika kita terus takut akan terjadinya kecelakaan PLTN maka tak akan pernah terwujud adanya PLTN di Indonesia,” pungkasnya.
Baca Juga
Investasi Meningkat! Menteri Rosan Ungkap Data Investor Asing Berbondong-bondong…
Manfaatkan Teknologi Bioflok, Cara Kilang Pertamina Dukung Astacita…
Sudamala Resort Seraya Jadi Pelopor Wisata Ramah Lingkungan di Labuan…
Panas Bumi jadi Andalan Capaian Bauran EBT Hingga Akhir 2024
CEO Rosneft Igor Sechin Serukan Investasi Besar di Energi untuk Ketahanan…
Industri Hari Ini

Senin, 28 April 2025 - 23:47 WIB
Pastikan Keterandalan Operasi, SIG Tingkatkan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Jakarta– Dukungan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) untuk kemajuan industri tanah air yang mandiri dan berdaya saing, kembali dibuktikan dengan belanja produk dalam negeri Perusahaan…

Senin, 28 April 2025 - 21:09 WIB
Tugingo, Herbal Alami untuk Keluhan Penyakit Ginjal
Data BPJS mencatat sepanjang 2024 sebanyak 134.057 pasien gagal ginjal kronis menjalani prosedur hemodialisa atau cuci darah. Kondisi ini membuat biaya pengobatan penyakit ginjal kronis mencapai…

Senin, 28 April 2025 - 21:01 WIB
Tips Memasak Nasi Rendah Gula, Cocok untuk Penderita Diabetes
Nasi merupakan salah satu sumber karbohidrat utama bagi sebagian banyak masyarakat Indonesia. Namun, bagi penderita diabetes atau mereka yang ingin menjaga kadar gula darah, konsumsi nasi putih…

Senin, 28 April 2025 - 20:46 WIB
Dukung Petani Kopi dan Kakao Mendunia, PT Surveyor Indonesia Gandeng Dimitra Incorporated
PT Surveyor Indonesia (PTSI) menandatangani nota kesepahaman dengan Dimitra Incorporated (Dimitra) terkait komitmen bersama dalam pendampingan dan dukungan terhadap petani komoditas kopi dan…

Senin, 28 April 2025 - 19:48 WIB
Yayasan Jiva Svastha Nusantara dan Dinkes Sumedang Dorong Pencegahan Stunting lewat Edukasi Air Minum Berkualitas
Dengan angka stunting yang masih mencapai 14,4% di Kabupaten Sumedang berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, kebutuhan akan langkah konkret untuk memperbaiki kualitas hidup…
Komentar Berita