Super Tax Deduction, Solusi Tingkatkan Kompetensi Generasi Muda Indonesia Menyambut Era Pascapandemi
INDUSTRY.co.id - Jakarta – Pengangguran kalangan muda Indonesia masih menjadi isu yang belum tuntas. Situasi ini diperuncing dengan terjadinya pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. BPS menyebut bahwa pengangguran di Indonesia mencapai 8,7 juta orang per Februari 2021; bertambah 1,82 juta orang jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (6,93 juta orang) .
Bahkan, sebanyak 3,8 juta orang dari jumlah tersebut (43,7% persen) tergolong berusia muda (15-24 tahun) . Peningkatan kompetensi menjadi kunci bagi generasi muda Indonesia untuk mampu mendapatkan peluang ekonomi yang lebih optimal; baik sebagai tenaga kerja, maupun wirausahawan, terlebih dalam menyongsong kehidupan pascapandemi.
Untuk mewujudkannya, tak bisa hanya bertumpu pada pemerintah, partisipasi sektor swasta justru kian dibutuhkan. Sebagai pendorong, pemerintah mengeluarkan kebijakan super tax deduction berupa pengurangan penghasilan bruto hingga 200 persen bagi perusahaan yang berinvestasi pada kegiatan vokasi atau pengembangan SDM. Sayangnya, baru 42 perusahaan yang memanfaatkan super tax deduction itu . Melanjutkan kontribusinya pada peningkatan kompetensi generasi muda Indonesia, Citi Indonesia melalui payung corporate social responsibility Citi Peka (Peduli dan BerKarya) dengan dukungan dari Citi Foundation, bersama Indonesia Business Links (IBL), menggelar kembali Forum Kemitraan yang kali ini mengusung tema: “Super Tax Deduction, Bersama Ciptakan SDM Unggul dan Tingkatkan Keterlibatan Semua Sektor Industri”, hari ini, Kamis (16/9/2021).Ajang dialog turut melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, KADIN, perusahaan swasta, serta institusi pendidikan, yang bertujuan menyosialisasikan kebijakan super tax deduction dan menguatkan partisipasi kalangan swasta dalam upaya bersama menumbuhkan kompetensi generasi muda Indonesia.
“Presiden Jokowi memiliki visi Indonesia Emas 2045 untuk membawa Indonesia keluar dari middle-income trap dan menjadi perekonomian terbesar keempat dunia. Kunci keberhasilan untuk mencapai visi tersebut adalah dengan menciptakan tenaga terampil dengan kompetensi tinggi di semua jenjang, memperbaiki pendidikan vokasi dan memanfaatkan bonus demografi. Sebuah pekerjaan rumah yang sangat besar sehingga membutuhkan keterlibatan dan koordinasi komprehensif dari seluruh pihak, lebih-lebih sektor privat. Karenanya, keterlibatan industri sangatlah penting. Untuk mempercepat peningkatan kualitas SDM serta mendukung program link and match antara lembaga vokasi dan dunia industri, pemerintah memberikan stimulus Super Tax Deduction bagi pelaku industri yang berperan aktif dalam kegiatan pengembangan vokasi.” kata Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dr. Yulius M.A.
"Melalui dukungan kami terhadap program Skilled Youth, kami berharap dapat dapat membantu memperluas lapangan pekerjaan terhadap generasi muda, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran usia produktif di Indonesia, dimana situasi pandemi dan krisis ekonomi semakin memberikan tantangan saat ini," ungkap Puni
Citi Indonesia sendiri sejak 2015 telah secara konsisten menjalankan Skilled Youth Program yang berfokus menyiapkan generasi muda Indonesia untuk menjadi SDM yang siap kerja, maupun menjadi wirausahawan yang tangguh dan berdaya saing. Rangkaian aktivitas ini membekali kaum muda dengan berbagai keterampilan softskill dan hardskill, serta pendampingan bisnis dan bimbingan kerja. Program kolaborasi Citi Indonesia bersama IBL ini telah berlangsung hingga seri ke-5 dan secara keseluruhan berhasil meningkatkan kompetensi 2.801 orang kaum muda dari berbagai kota Indonesia. Khusus untuk penyelenggaraan Skilled Youth 5 (dimulai Desember 2020 lalu), program ini telah menarik keikutsertaan 545 orang kalangan muda dari beberapa wilayah di Jawa Barat, DKI Jakarta dan sekitarnya. Skilled Youth juga menjadi bagian dari komitmen global “Pathways to Progress’”dari Citi Foundation yang bertujuan memberikan dampak positif kepada 500.000 anak muda secara global, termasuk di Indonesia. “Pengangguran yang tergolong tinggi, pandemi COVID-19 yang belum usai, serta rasio mismatch antara lulusan pendidikan dengan kebutuhan industri yang mencapai 50 persen, menambah kompleksitas tantangan yang harus generasi muda Indonesia hadapi. Dukungan pengembangan vokasi harus memiliki formulasi tepat sesuai karakter kalangan muda yang disasar agar mampu secara aplikatif menjawab tantangan di lapangan. Melalui Forum Kemitraan yang Citi Indonesia dan IBL gagas, harapan kami, seluruh pihak, baik pemerintah ataupun sektor swasta, dapat saling bergandeng tangan untuk bersama-sama menyiapkan generasi muda Indonesia yang memiliki kompetensi mumpuni dan berdaya saing,” tutup Yayan Cahyana, Executive Director, Indonesia Business Links.