Waduh! Indonesia Peringkat Kedua Kejahatan Siber di Dunia

Oleh : Chodijah Febriyani | Selasa, 17 Agustus 2021 - 17:55 WIB

INDUSTRY.co.id - Pengguna internet aktif saat ini sudah mencapai 202,6 juta jiwa yakni 73,7 persen dari total populasi Indonesia. Di antaranya para pengguna menonton video di YouTube, menonton vlog, mendengarkan musik streaming, mendengarkan siaran stasiun radio secara online hingga podcast. Segala aktivitas di online tersebut menjadi peluang untuk tindak kejahatan cyber. 

"Data statistik yang dikutip dari kominfo, Indonesia ada di peringkat ke-2 dunia kasus kejahatan siber, bukan di Asean lagi tapi dunia. Nomor satunya di Ukraina," ujar Tanzela Azizi, Instruktur Edukasi4ID saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Depok, Jawa Barat I, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Laporan tiap tahun mengenai kejahatan siber pun tinggi, kasusnya ada yang selesai dan masih berstatus dalam pelaporan penanganannya. Kerugian dari kejahatan siber juga berimbas pada finansial, di pertengahan tahun 2020 saja dengan aduan 5.093 kasus, total kerugian yang dialami mencapai Rp17,69 miliar. 

Dari kejahatan siber, terdapat 5 jenis konten negatif tertinggi selama tahun 2020 yaitu penipuan, pengancaman, pemerasan, penghinaan dan pencemaran. Adapun jenis platform terlapor yang tertinggi adalah Whats’App, Instagram, Facebook, dan SMS.

"Tidak cukup melek digital saja, warga digital juga harus pintar membaca dunia digital. Jangan membaca berita dari judulnya saja, tapi lihat isinya dan validasi apakah benar atau tidak," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan ada beberapa jenis kejahatan siber yang sering terjadi di internet. Seperti pelanggaran privacy, pelanggaran kekayaan intelektual, akses tanpa izin ke sistem dan layanan komputer, serta konten ilegal hingga sabotase dan pemerasan siber. 

"Untuk menghindari tindak kejahatan siber, perhatikan cara aman dalam bermedia sosial. Gunakan sumber terpercaya, pilih aplikasi dan laman yang aman, aktifkan verifikasi dua langkah, sembunyikan tanggal lahir, jangan pasang lokasi unggah, jangan unggah kartu identitas, hapus pertemanan dengan orang tidak dikenal, jangan unggah sesuatu yang berkaitan dengan anak kecil, dan jangan terlalu menunjukkan situasi pekerjaan," tukasnya.

Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kota Depok, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.

 Di webinar kali ini hadir juga narasumber lainnya seperti Sri Maisaroh, Staff Pengajar BK SMK Negeri 2 Depok, Umi Fadhila, Waka Hubinmas SMK Negeri 2 Depok, dan Loka Hendra, Head of Food & Beverage Cinepolis Indonesia. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.