Waduh! Asap Letusan Merapi Berbentuk Wajah, Misteri Apa Ini?

Oleh : Herry Barus | Selasa, 02 Februari 2021 - 12:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Magelang- Gunung Merapi kembali menampakkan aktivitasnya dalam beberapa waktu terakhir. Gunung dengan ketinggian puncak 2.930 mdpl itu mengalami erupsi sejak beberapa waktu lalu. Saat letusan tanggal 27 Januari 2021, ada fenomena menarik ketika asap tebal membumbung tinggi hingga membentuk kepala orang.

Menurut Pengamat Spiritual Ki Bowo, gambaran kepala orang yang terbentuk dari asap tebal itu adalah wajah dari Sabdo Palon. Tokoh ini merupakan pujangga kerajaan Majapahit yang menguasai ilmu kanuragan tingkat tinggi yang juga merupakan penasihat utama dari Prabu Brawijaya.

"Masyarakat Jawa percaya bahwa Sabdo Palon akan datang kembali setelah moksa 500 tahun yang lalu untuk mengembalikan masa kejayaan Kerajaan Majapahit, ketika ilmu budi menjadi pedoman hidup rakyat," jelas Ki Bowo, Selasa, (2/2/2021).

Dipaparkannya, ilmu budi terdiri dari delapan kebenaran, yaitu, Pengertian Benar atau pemahaman benar, Pikiran Benar yang terbebas dari segala hawa nafsu, ucapan benar atau tidak berbohong, Perbuatan Benar, Mata Pencarian Benar yang berarti menghindari diri dari merugikan pihak lain, Upaya Benar yaitu berupaya menghentikan atau menghancurkan tindak kejahatan, Perhatian Benar, dan Konsentrasi Benar.

"Kala Majapahit mengalami masa jayanya, Sabdo Palon dan Naya Genggong tiba-tiba saja kecewa. Mereka berdua merasa nelangsa hingga akhirnya melakukan moksa. Dimana kepergian mereka ditandai dengan lenyapnya riwayat Kerajaan Majapahit pada tahun 1520," jelas Ki Bowo.

Jika dilihat dari situasi saat ini, tambah Wibowo, kemunculan wajah Sabdo Palon di letusan Gunung Merapi bisa saja sebagai pertanda akan kembalinya jaman keemasan Majapahit atau jaman keemasan Nusantara pasca wabah pandemi covid-19.

"Sabdo Palon dan Naya Genggong sebelum moksa bersumpah, setelah 500 tahun kemudian akan menjelma turun ke bumi untuk membantu masyarakat yang terkena pageblug mayangkara (wabah penyakit)," ujar Ki Wibowo.

Diungkapkannya, era kebangkitan Nusantara tersebut akan menjadi titik tolak kelahiran peradaban baru dunia, dengan diterapkannya teknologi pengolahan Sumber Daya Alam (SDA) mutakhir oleh anak bangsa yang dahulu sejatinya teknologi dimaksud sudah digunakan oleh para leluhur bangsa Indonesia.

 

 

"Saat ini pemilik teknologi mutakhir pengolahan Sumber Daya Alam (SDA) itu ada di sekitar Petilasan Sunan Muria dan masih keturunan dari Brawijaya," ungkap Ki Bowo.

Ditambahkannya, teknologi dimaksud diterapkan dengan semangat melestarikan lingkungan dan dunia beserta semua isinya yang merupakan ciptaan-Nya, Mamemayu Hayuning Bawono, serta menjunjung nilai-nilai adiluhung kearifan lokal Nusantara, dimana pada gilirannya akan dihasilkan komoditas ekspor ramah lingkungan bernilai tinggi melebihi emas.

"Banyak negara besar di dunia membutuhkan bahan baku dimaksud, untuk mendukung berbagai industri teknologi tinggi yang berorientasi pada Sustainable Development Goals (SDG) yaitu parameter yang telah ditentukan oleh PBB," pungkasnya