Pastor Ganteng di Italia Ini Tewas Ditikam oleh Imigran yang Biasa Dibantunya
INDUSTRY.co.id, Jakarta– Pastor Roberto Malgesini, seorang imam berusia 51 tahun ditemukan tewas akibat luka tikam pada Selasa, 15 September 2020 di dekat parokinya di Gereja St. Rocco di Kota Como, Italia. Ada beberapa luka tikam di tubuhnya, termasuk satu di bagian leher.
Seperti yang dikutip dari Katoliknews.com (Catholic News Agency), seorang pria 53 tahun dari Tunisia mengakui sebagai pelaku penikaman itu dan menyerahkan dirinya ke polisi. Pria itu diketahui menderita beberapa penyakit mental dan kenal dengan Pastor Malgesini, yang mengizinkannya tidur di kamar para tunawisma yang dikelola paroki.
Adapun Pastor Malgesini dikenal karena pengabdiannya bagi para tunawisma dan migran di Keuskupan Como, Italia Utara. Ia adalah koordinator kelompok yang membantu orang-orang yang sedang dalam situasi sulit, seperti para tunawisma dan imigran.
Pada pagi hari di mana dia dibunuh, dia berharap untuk sarapan bersama para tunawisma. Bahkan, pada 2019 yang lalu, karena perhatiannya itu, dia pernah didenda oleh polisi setempat karena memberi makan bagi ‘orang-orang kecil’ yang tinggal di bawah serambi bekas gereja.
Uskup Oscar Cantoni yang memimpin doa Rosario untuk Malgesini di Katedral Como pada 15 September berkata, “Kami bangga sebagai uskup dan sebagai Gereja atas seorang imam yang memberikan hidupnya untuk Yesus dalam diri ‘orang-orang kecil’.”
Sementara itu, dalam sebuah pernyataan dari keuskupan setempat mengatakan, “Dalam menghadapi tragedi ini, Gereja Como berdoa untuk arwah Pastor Malgesini dan untuk orang yang memukulnya sampai mati.”
Koran lokal di Italia, Prima la Valtellina, mengutip Luigi Nessi, seorang relawan yang bekerja dengan Malgesini, yang mengatakan bahwa “Dia (Malgesini-red) adalah orang yang menghidupi Injil setiap hari, setiap saat sepanjang hari. Sangat luar biasa bagi komunitas kami.”
Sementara seorang rekan imamnya, Pastor Andrea Messaggi, mengatakan kepada La Stampa: “Roberto adalah orang yang sederhana. Dia hanya ingin menjadi seorang imam dan bertahun-tahun yang lalu dia menyatakan keinginan itu secara eksplisit kepada mantan Uskup Como. Untuk itu dia dikirim ke St. Rocco, di mana setiap pagi dia membawakan sarapan bagi orang-orang kecil. Di sini semua orang mengenalnya, mereka semua mencintainya.”
La Stampa, sebuah surat kabar harian di Turin, Italia, melaporkan, kematian Malgesini menimbulkan kesedihan bagi komunitas migran.
Roberto Bernasconi, direktur Caritas cabang setempat, menggambarkan Malgesini sebagai “orang yang lemah lembut”.
“Dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk orang-orang kecil, dia menyadari risiko yang dia hadapi,” kata Bernasconi, “Kota dan dunia tidak memahami misinya.”
Pada kesempatan terpisah, dalam audiensi umum pada Rabu, 16 September 2016, di Halaman San Damasso, Paus Fransiskus mengukapkan turut belangsungkawa atas kepergian Pastor Malgesini.
“Saya ikut merasakan kesedihan dan doa anggota keluarganya dan komunitas Como dan, seperti yang dikatakan uskupnya, saya memuji Tuhan atas kesaksiannya sebagai martir amal kasih terhadap orang-orang miskin,” kata Paus Fransiskus.
Paus pun mengajak segenap yang hadir untuk hening sejenak dan meminta mereka berdoa bagi Pastor Roberto dan untuk “semua pastor, suster, orang awam yang bekerja bagi orang-orang terpinggirkan dalam masyarakat.” (sumber: Katoliknews.com).