Tanjung Lesung Aman dan Nyaman, Dimas dan Dede Betah Hingga Tak Mau Pulang
INDUSTRY.co.id - Pandeglang - Dimas dan Dede tak mau pulang. Mereka tampak riang di kolam renang, meski senja perlahan datang. Keduanya menikmati indahnya panorama di Pantai Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten.
Dimas dan Dede tampak riang. Sesekali bocah kakak beradik berumur antara 6-8 tahun itu berlari kecil di bibir pantai. Mereka bahkan ikut mengantar matahari pulang.
"Kamu merasa senang di pantai,” tanya seseorang mencoba mencairkan suasana. "Ya senang sekali. Aku tak mau pulang. Aku betah di sini, enak, bebas main," jawab Dimas yang memilih kamar 307 bersama ayah bundanya di Kalicaa Villa, Tanjung Lesung.
Dimas dan Dede yang menginap sejak Kamis (6/6) merengek minta liburan lebarannya ditambah semalam. Ayah bundanya pun tak bisa menolak permintaannya. Mereka tinggal di Permata Depok, Jawa Barat.
"Anak-anak kalau dituruti nggak ada habisnya, sudah ditambah semalam mnta dua malam lagi. Mereka senang banget bermain di pantai dan kolam renang," kata ibunda Suhartini.
Pantai Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, memang menawan. Panorama sunrise (matahari terbit) dan sunset di ujung Pantai Tanjung Lesung menjadi sesuatu yang ditunggu para wisatawan lokal maupun asing.
Hembusan angin yang menerpa deburan ombak memecah keheningan malam. Sambil menikmati jamuan makan malam bersama keluarga di restoran setempat kita bisa menikmati suasana malam pantai. Angin yang berhembus dari pantai tidak membuat kulit kita lengket.
Panorama keindahan Tanjung Lesung yang sungguh memanjakan mata tersebut tentunya sayang untuk dilewatkan begitu saja. Karena memang Tanjung Lesung dikenal memiliki kelebihan untuk melihat matahari terbit dan tenggelam. Dimas dan Dede bersama keluarganya pun tak ingin melewatkannya.
Wisata Tanjung Lesung yang dikelolah oleh perusahaan Jababeka juga menawarkan tempat yang sempurna untuk berbaring dan membenamkan diri dalam keindahan alam. Nuansa itu ditemukan di sepanjang bentangan luas pantai yang lembut berpasir putih, air biru jernih dan tenang, serta angin tropis yang segar.
15 km garis pantai adalah tempat yang sempurna untuk berbagai kegiatan pantai seperti voli pantai, sepak bola pantai, atau hanya berbaring di bawah sinar matahari untuk memanjakan diri.
Pemandangan megah Tanjung Lesung juga terletak di bawah permukaan. Terumbu karang yang indah, dihiasi dengan warna-warni ikan dan penghuni dasar laut membuat ini tempat yang sempurna untuk snorkeling dan diving. Bagi mereka yang menikmati sensasi tarikan ikan besar, ada banyak tempat memancing yang menanti di lepas pantai Tanjung Lesung.
"Ayo liburan ke Pandeglang! Pantai Selat Sunda aman." Begitu spanduk yang terpampang dari Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang dengan foto Bupati Pandeglang Irna Narulita dan wakilnya Tanto Warsono Arban.
Pesan itu menjelaskan Pantai Tanjung Lesung yang sempat dihantam Tsunami 22 Desember 2018 lalu telah bangkit. Pemerintah dan masyarakat Banten telah melakukan perbaikan, khususnya dalam ranah pariwisata.
"Saya suka ke sini karena pantainya indah. Saya datang bersama keluarga untuk menikmatinya selama empat malam. Tanjung Lesung sudah aman. Tsunami yang datang Desember lalu itu kan karena letupan anak gunung krakatau bukan karena pantainya," kata Chandra, pengunjung dari Cinere, Jakarta.
Pasca tragedi itu, kawasan wisata pantai yang berada di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten itu seperti Beach Club dan area Villa Kalicaa tak henti berbenah dan kini sudah bisa dinikmati.
"Sekarang sudah aman, sudah bisa dinikmati kembali oleh para wisatawan. Kami telah memperbaiki sarana dan pra-sarana seperti penginapan dan restoran. Kami pastikan semua dalam kondisi sudah aman dan nyaman dikunjungi, dengan standar kelayakan masing-masing," kata Widiasmanto, General Manager Tanjung Lesung Beach Hotel & Vila di Tanjung Lesung Beach Hotel and Resort.
"Kami juga menyediakan akomodasi yang sifatnya lebih ke bujet hotel. Untuk biker kita mengembangkan konsep kontainer (10 unit). Satu kontainer menampung 6 orang. Ini sudah berjalan 3 tahun terakhir. Konsep tenda yang natural juga ada sekitar 50-an. Jadi kami menampung wisatawan menengah ke bawah dan ke atas," papar Widiasmanto, yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Pandeglang.
Widiasmanto yang menjadi salah satu korban Tsunami Desember lalu itu mengatakan tersedia sekitar 50 unit villa dengan kolam renang private serta 61 unit cogttage dengan konsep lebih natural.
"Kami developer sekaligus operator. Kami memiliki lebih dari 200 karyawan dengan keamanan yang safety untuk para pengunjung. Kami juga memberikan hiburan tambahan buat wisatawan," tandasnya.
Menurutnya sejak kembali dibuka pascar tsunami April lalu para tamu mulai berdatangan. Jumlahnya memang tidak seperti biasanya yang per bulan dikunjungi 5000 orang.
"Paling tidak sekarang baru 40 persen yang berkunjung. Kami menganggap lebaran ini sebagai momen untuk mengembalikan kepercayaan kepada masyarakat. Ternyata H-4 lebaran tamu sudah mulai berdatangan. Total sekitar 300 orang untuk 45 unit penginapan," jelas Widiasmanto.
Sementara itu, Mukhlis, Kepala Standarisasi & Sertifikasi Usaha Pariwisata Kementerian Pariwisata RI, mengatakan semua terkait industri pariwisata diwajibkan ikut sertifikasi. Baik jenis usahanya maupun karyawannya.
Peraturan terkait hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata. “Untuk menyertifikasinya, ada sejumlah badan sertifikasi independen,” kata Mukhlis.
"Kalau dilihat dari luas areanya, Tanjung Lesung Resort ini telah memenuhi standarisasi," lanjut pria asal Medan itu.
Dasar hukum pariwisata itu sendiri katanya adalah UU No. 10 Tahun 2009 tentang pariwisata yang memiliki 13 Bidang Usaha Pariwisata. "Kemudian melalui Peraturan Menteri Pariwisata No 18 tahun 2016 tentang jenis usaha pariwisata dalam permen tersebut jenis usaha pariwisata dijabarkan menjadi 62 subsektor usaha pariwisata," paparnya.
Mukhlis mengakui usaha yang dilakukan Jababeka dalam membangun kembali puing-puing pasca tsunami telah dilakukan dengan baik. Dari tempat penginapannya, restorasi, fasilitas bermain anak-anak serta lainnya. Tapi, tidak cukup disitu, wifi atau jaringan internet menurutnya menjadi salah satu poin penting yang harus dipenuhi pihak manajemen.
"Wifinya di sini ada tapi baru sebatas di restoran dan lobi. Kami tengah usahakan untuk menembus hingga ke setiap kamar hotel," ujar Widiasmanto yang mengaku manajemen Tanjung Lesung yang dikelolahnya mengalami kerugikan sekitar Rp 150 miliar akibat tsunami.
"Para pelaku pariwisata harus meyakinkan kondisi hotel dan restoran dalam kondisi sudah aman dan nyaman dikunjungi, dengan standar kelayakan masing-masing," katanya.
Meski demikian di Tanjung Lesung Beach Hotel and Resort, suasana taman di tepian pantai tampak asri. Restoran dan kolam renang yang diterjang tsunami pun nyaris tak kelihatan bekasnya, karena sudah ditata, dan sepenuhnya pulih untuk difungsikan.
Dede dan Dimas pun tak mau beranjak dari kolam renang. Mereka merasa senang dan nyaman dengan fasitas yang disediakan manajemen. Panorama keindahan Tanjung Lesung yang sungguh memanjakan mata tersebut tentunya sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Tanjung Lesung memang sudah aman dan kembali normal beraktivitas. Yuk kita beriwisata ke sana, seperti Dimas dan Dede yang sudah merasakannya.