April 2019, Total Bongkar Muat IPCC Naik 16,45 Persen
INDUSTRY.co.id -Â
Jakarta, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) melaporkan hingga April 2019 pencapaian operasional secara akumulasi total bongkar muat kendaraan CBU mencapai 149.683 unit atau naik 16,45 persen secara YoY dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 128.5439 unit.
Untuk segmen kendaraan berat naik lebih tinggi sebesar 424,68 persen secara akumulasi hingga April 2019 yang mencapai 77.160 unit dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sejumlah 14.706 unit. Sparepart naik tipis 2,57 persen menjadi 29.047 M3 sepanjang empat bulan pertama 2019 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 28.319 M3.
Sementara itu, untuk sepeda motor sepanjang empat bulan pertama 2019 sebesar 11.108 unit atau meningkat 103,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5.462 unit.
Dari pencapaian tersebut, secara terperinci akumulasi sepanjang empat bulan pertama 2019 berdasarkan per segmen maka sebagai berikut. Bongkar muat unit kendaraan CBU di wilayah terminal internasional naik 3,40 persen dan di wilayah terminal domestik mengalami peningkatan 90,42 persen. Pada segmen alat berat di wilayah terminal internasional turun 21,87 persen namun, di wilayah terminal domestik naik 781,63 persen.
Untuk segmen sparepart tidak jauh berbeda dengan segmen alat berat dimana pertumbuhan domestik mampu bertumbuh lebih tinggi dari internasional dimana bongkar muat sparepart di wilayah internasional turun 16,61 persen namun, di terminal domestik terjadi kenaikan 1.366,22 persen. Pada segmen kendaraan motor hanya dilakukan bongkar muat di wilayah terminal domestik dengan peningkatan 103,36 persen. Jika ditotal, bongkar muat secara akumulasi Januari-April 2019 melalui terminal internasional mengalami penurunan 1,63 pesen namun, di terminal domestik terjadi peningkatan 285,16 persen.
Indra Hidayat Sani, Direktur Operasi menjelaskan bahwa pencapaian operasional IPCC yang lebih banyak peningkatan ditopang oleh terminal domestik dimana banyak dipengaruhi oleh aktivitas di dalam negeri, baik dari sisi permintaan kendaraan hingga masih berlangsungnya kegiatan pembangunan infrastruktur.
âAktivitas di dalam negeri yang masih bergulir terlihat tidak banyak terpengaruh secara signifikan dengan adanya masalah perang dagang antara Amerika dan China. Di sisi lain, meski aktivitas ekonomi dalam negeri terlihat melambat namun, kami tetap dapat mempertahankan kinerja operasional yang banyak didukung dari terminal domestik. Hal inilah yang kami upayakan untuk mempertahankan kinerja perusahaan. Di saat kinerja kargo terminal internasional melambat karena pengaruh ekonomi global, kami perkuat dan tingkatkan kinerja kargo domestikâ. Imbuh Indra di Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Chiefy Adi K, Direktur Utama IPCC menjelaskan situasi makroekonomi dan juga pencapaian kinerja IPCC. Chiefy pun berpesan bahwa dinamika politik dengan adanya Pemilihan Presiden dan legislatif hingga mencuatnya kembali perang dagang antara Amerika dan China membuat pasar modal cenderung terganggu yang terlihat dengan menurunnya sejumlah harga saham yang berimbas pada melemahnya IHSG sehingga harga saham dari IPCC pun ikut terimbas. Kondisi tersebut, sangat tidak inline dengan kondisi fundamental perusahaan yang cenderung meningkat.
âSituasi politik dan ekonomi yang sempat tertahan dengan adanya pemilihan Presiden dan legislatif dan ditambah dengan meningkatnya ekskalasi perang dagang antara Amerika dan China membuat IHSG cenderung turun. Begitpun dengan saham kami, IPCC. Akan tetapi, kondisi tersebut tidak inline dengan pencapaian kami yang cenderung meningkat dan mampu dipertahankan pada pertumbuhan yang tinggi. Kami harapkan para investor tidak panik dan melepas saham IPCC karena didukung oleh solidnya pertumbuhan.â Pesan Chiefy.