Karawang International Industrial City (KIIC) Fokus Tingkatkan Layanan Buat Para Tenant
INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pengelola Karawang International Industrial City (KIIC) konsisten dalam upaya peningkatan manajemen dan pelayanan bagi tenant. Langkah peningkatan tenant satisfaction sejalan dengan visi KIIC menjadi kawasan industri terbaik di Asia Tenggara.
Lebih dari seperempat abad setelah diresmikannya KIIC, kawasan yang dikembangkan oleh Sinar Mas Land berkolaborasi dengan Itochu Corporation ini semakin berkembang. Saat ini di kawasan dengan luas sekitar 1.500 ha tersebut telah beroperasi berbagai perusahaan dengan skala besar.
Sebut saja Toyota, Daihatsu, Mitsubishi, Sharp, Yamaha, Procter & Gamble, Philip Morris, Ajinomoto. Langkah Sinar Mas Land menggandeng mitra luar negeri dari Jepang tak sia-sia. Banyak tenant yang menghuni kawasan tersebut merupakan perusahaan berskala internasional. Bahkan beberapa tenant asing membangun pabrik terbesarnya di kawasan tersebut.
Sebagian besar industri di KIIC adalah industri otomotif dan komponen (spare part) dan kelompok industri besar lainnya ada industri makanan dan minuman, industri elektronik dan consumer goods.
Meski hasil bisnis penjualan lahan sangat menarik, namun manajemen KIIC saat ini memilih untuk lebih fokus pada upaya mengelola kawasan industri KIIC dan meningkatkan pelayanan kepada seluruh tenant.
Kawasan yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai Kawasan Industri dengan Kinerja Terbaik dalam Manajemen dan Pelayanan pada tahun 2013 dari Kementerian Perindustrian ini terus berkomitmen untuk peningkatan pelayanan. KIIC juga sudah tersertifikasi ISO 9001 untuk Sistem Manajemen Kualitas, ISO 14001 untuk Sistem Manajemen Lingkungan pada tahun 2002 dan OHSAS pada tahun 2011 untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Hal tersebut sejalan dengan tujuan perusahaan menjadi pengelola kawasan industri yang menciptakan lingkungan yang membuat tenant dapat fokus menjalankan bisnisnya.
Selain mendapatkan penghargaan sebagai Kawasan Industri dengan Kinerja Terbaik khususnya dalam Manajemen dan Pelayanan (The Best Performance in Management and Services), pencapaian yang pernah diterima KIIC adalah Kawasan Industri Terbaik (The Best Industrial Estate) di Indonesia.
Menurut Sanny Iskandar selaku Direktur KIIC, pencapaian tersebut seiring dengan visi kawasan untuk terus meningkatkan tenant satisfaction dan mampu membawa KIIC menjadi kawasan industri terbaik di Asia Tenggara.
Yang teranyar, KIIC turut mendukung system program Online Single Submission (OSS) di Kawasan Industri yang baru saja diluncurkan oleh pemerintah. "Kami telah membuka kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu (PPSP) bekerjasama dengan PTSP Kabupaten Karawang, SAMSAT Karawang, serta BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan Kabupaten Karawang," ujar Sanny.
Sementara itu di bidang infrastruktur KIIC memberikan perhatian pada akses jalan, jaringan telekomunikasi, suplai air, suplai listrik dan suplai gas industri. Salah satu inovasi kawasan untuk menunjang aspek lingkungan adalah pengendalian limbah cair hasil industri menggunakan teknologi WTP/STP yang juga merupakan teknologi dari Jepang.
Namun bukan berarti manajemen KIIC tak memiliki target pertumbuhan. Untuk tahun 2018 manajemen KIIC optimis bahwa kawasan akan mencatat kondisi bisnis yang lebih baik dibandingkan tahun 2017. Seperti disampaikan oleh Direktur Kawasan Industri Karawang Internasional Industrial City (KIIC) Sanny Iskandar, kenaikan penjualan lahan di KIIC tahun 2018 diharapkan mencapai 20-30% dibandingkan tahun 2017.
Lini Bisnis
Sanny menuturkan bahwa pendapatan KIIC berasal dari dua sisi bisnis yaitu dari fungsi kawasan sebagai pengembang dan fungsi kawasan sebagai pengelola. Berdasarkan data keuangan kawasan di tahun 2017 komposisi pendapatan yang diperoleh dari pengembangan dan pengelolaan adalah 35% dan 65%.
Sebagai pengembang, KIIC biasanya mendapatkan revenue dari penjualan lot industri. Sementara itu untuk pengelolaan kawasan, pendapatan dapat bersifat recurring yang bersumber dari fee penyediaan sarana prasarana kawasan yang dinikmati tenant. Selain estate service fee ada water fee, dimana KIIC dapat memperoleh revenue melalui pasokan air bersih industri dan pengelolaan air limbah sisa hasil industri.
Selain itu pendapatan kawasan ini juga bersumber dari sewa ruang kantor (rental office space) yang terdiri dari rental serviced apartement, rental office, rental factory dan rental warehouse. Menurut Sanny, komposisi besaran pemasukan estate service fee, water fee dan rental space seimbang dengan kontribusi masing-masingnya sekitar kurang lebih 35%.
Namun menurut Sanny, KIIC belum dapat mengoptimalkan bisnis yang ada. Beberapa kendalanya adalah terkait dengan ketentuan pembatasan luasan lahan untuk kawasan industri dan belum tersedianya peraturan yang mengatur bahwa kawasan industri dapat menjual air industrinya ke kawasan industri lain yang berdekatan.
Peduli dan Memberdayakan Masyarakat
KIIC juga selalu mengantisipasi perbaikan fisik kawasan. Strategi kawasan yang dijalankan, menurut Sanny, dilakukan melalui dua tahap perencanaan yaitu perencanaan jangka pendek (tahunan) dan perencanaan jangka panjang (5 tahun). Untuk memperbaiki pelayanan dan tingkat kepuasan tenant, penyusunan perencanaan KIIC berdasarkan pertimbangan hasil survey kepuasan tenant yang dilakukan secara rutin setiap tahun.
Manajemen KIIC menurut Sanny juga aktif menjalankan program dan kegiatan peduli pada masyarakat sekitar kawasan. Di bidang pendidikan salah satunya, sejak tahun 2000 KIIC memiliki program rutin tahunan pemberian beasiswa pendidikan kepada siswa-siswi di desa sekitar kawasan KIIC. Disamping itu, dilakukan juga program renovasi bangunan sekolah dan bantuan sarana prasarana pendidikan.
Sementara di bidang kesehatan, KIIC melaksanakan kegiatan rutin bulanan yaitu program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada kurang lebih 3.600 balita di 33 posyandu sekitar kawasan yang bertujuan untuk meningkatkan gizi balita.
Di bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, KIIC memberdayakan UKM lokal untuk pengelolaan kantin, penjahit seragam (konveksi), pengelolaan kebersihan taman dan area kawasan (landscape). Selain itu, KIIC juga melakukan pengembangan ekonomi masyarakat melalui budidaya lele dumbo bekerjasama dengan Karangtaruna.Di bidang lingkungan, KIIC memiliki pusat penelitian, pelatihan/pendidikan, pelestarian lingkungan dan eco-wisata di Telaga Desa Agro Enviro Education Park bekerjasama dengan dengan IPB (Institut Pertanian Bogor). Program yang telah berjalan selama ini diantaranya ada pembibitan tanaman baik di dalam maupun di luar kawasan KIIC. Terhitung sampai dengan tahun 2017, kurang lebih ada 30.582 bibit pohon yang telah ditanam.
Pelatihan-pelatihan yang telah dilakukan dengan masyarakat diantaranya pengelolaan sampah rumah tangga menjadi pupuk cair, budidaya lele Dumbo, pelatihan Kader Jumantik, pelatihan pembuatan pupuk kompos dan kegiatan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan.
Meningkatkan Tingkat Pendidikan dan Keterampilan Pekerja
KIIC juga aktif mengadakan workshop/seminar berkaitan dengan industri yang merupakan hasil dari kerjasama dengan Kementerian Perindustrian, Hiroshima University Jepang dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang telah berjalan selama 5 tahun terakhir. Kedepannya, KIIC sedang merintis pusat penelitian (research) dan pelatihan (training) Industri berbasis metal bekerjasama dengan ketiga institusi tersebut.