Gunakan Mobile Tower, AirNav Indonesia Siap Layani Penerbangan di Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu

Oleh : Hariyanto | Senin, 08 Oktober 2018 - 10:28 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Mulai 8 Oktober 2018 AirNav Indonesia siap melayani penerbangan di bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu menggunakan mobile tower setelah sepekan mengguanakan tower darurat.

“Mobile tower ini didatangkan langsung dari Lombok usai menjalankan tugas pada bencana alam di Lombok,” kata Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto, pada Senin (8/10/2018).

Mobile tower AirNav Indonesia tiba di Pelabuhan Pantoloan, Palu hari Jumat, 5 Oktober 2018. Kemudian, tiba di bandara, tim teknik AirNav langsung bekerja dan dipimpin oleh Direktur Teknik Ahmad Aulia.

Titik lokasi pemasangan ditentukan di dekat bangunan tower yang lama. Tim kemudian menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan seperti jaringan power supply dan jaringan telepon, kemudian menaikkan cabin tower sesuai ketinggian yang dibutuhkan. 

“Karena berada di lokasi gempa, dilakukan juga test kestabilan cabin,” sambungnya.

Tahapan selanjutnya adalah melakukan setting frequency seperti frequency tower, uji coba jangkauan peralatan VHF yang ada di cabin, serta memasang fasilitas komunikasi ground to ground untuk koordinasi. 

Terakhir adalah melakukan uji coba operasional. Setelah makukan serangkaian uji coba, pelayanan navigasi akhirnya dipindah ke mobile tower mulai Senin pagi. Pelayanan melalui mobile tower ini memiliki keunggulan dari tower darurat sebelumnya. 

“Dilengkapi sejumlah peralatan canggih, jangkauan radio VHF di atas 100NM yang membuat jangkauan komunikasi lebih luas sehingga mempercepat komunikasi tower dengan pesawat,” ungkapnya.

Untuk petugas pemandu navigasi, mobile tower ini juga lebih bersahabat. Dimensi cabin dengan panjang 6,058m, lebar 2,438m dan tinggi 2,438m membuat ruang gerak petugas lebih leluasa. 

Hal ini dibutuhkan agar ATC dapat konsentrasi sepenuhnya dalam melayani penerbangan, mengingat kepadatan penerbangan di Bandara Palu yang meningkat sangat signifikan. Sebelum bencana, setiap harinya maksimal hanya ada 35 penerbangan yang dilayani dan kini hampir 200 penerbangan dari dan ke Palu.