Rahasia Dibalik Kesuksesan The Duck King
INDUSTRY.co.id - Jakarta, The Duck King menjadi salah satu jaringan restoran yang paling cepat berkembang dengan jumlah gerai sebanyak 35, yang tersebar di sembilan kota di Indonesia dengan target pertumbuhan 30%.
Tekstur dagingnya kenyal dan padat, menyajikan Bebek panggang lezat, kental dengan aroma rempah khas yang penuh rasa gurih menyeruak.
Kenikmatan yang sulit ditolak perut itu diperlengkap dengan menu lainnya yang enak dan renyah membuat ketagihan.
Itulah The Duck King, restoran bebek yang sangat digandrungi para pelanggannya di semua usia.
Mereka rela antre berjam-jam untuk menikmati kelezatan makanan yang disajikan resto ini.
Kekuatan Duck King menurut kisah sang pengelola adalah, sejak awal worth of mouth marketing.
Orang yang sudah pernah berkenalan dengan Duck King, suka cerita ke teman, sanak keluarga, sahabat.
Mereka datang untuk mencoba. Memang lidah yang bicara.
Restoran ini memang berkembang pesat karena disukai banyak orang. Sejak awal restoran ini didukung oleh para koki restoran ternama dan berpengalaman, ujar Direktur Keuangan PT Jaya Bersama Indo (JBI), Dewi Tio.
Menurut Dewi, karena untuk kebutuhan perluasan usaha atau ekspansi, pengelola jaringan restoran Chinese food (The Duck King), dengan bendera JBI, ini akan melakukan ekspansi dengan menambah gerai-gerai baru di wilayah Indonesia dan di kawsan Asia.
Masih dengan tiga merek utama yaitu gerai The Duck King, Fook Yew dan Panda Bowl.
Agenda ekspansi keluar negeri sudah masuk dalam road map perluasan usaha The Duck King, terutama negara di Indochina, ujarnya.
Alasan manajemen membidik pasar Vietnam, karena ada potensi yang cukup besar.
Manajemen sudah melakukan survei yang menunjukkan produk yang mereka jual bisa diterima pasar.
Selain ada pangsa pasar, Jaya Bersama juga melihat daya beli masyarakat setempat cukup tinggi.
Kompetitornya juga masih sedikit, sehingga markenya cukup lebar, papar Dewi.
Pihaknya menargetkan belasan gerai baru, setidaknya lima gerai sudah bisa dipastikan dibuka.
Untuk gerai The Duck King, manajemen masih menyasar kota-kota tier-1. Lokasinya di pusat perbelanjaan, bukan stand alone.
Sedangkan untuk ekspansi pada kota-kota lapis kedua, perusahaan akan menggeber ekspansi bisnis Fook Yew.
Salah satu brand restauran yang juga dikelola oleh manajemen.
Fook Yew telah diakuisisi The Duck King Group sejak Juli 2017.
Gerai ini menawarkan konsep Shanghai Bistro dan Bubble Tea Lab, yang terinspirasi dari makanan lezat di jalan Shanghai, China.
Saat ini, manajemen memiliki 31 gerai The Duck King dan empat gerai Fook Yew. Seluruh gerai Fook Yew berada di Jakarta.
Selain membuka gerai sendiri, The Duck King menjalin kerja sama dalam bentuk joint venture.
Dengan begitu manajemen The Duck King akan menyiapkan format pengelolaan dengan saham terbesar ada di The Duck King.
Saat ini, ada setidaknya 6 gerai yang masih menggunakan konsep kerja sama ini.
Ke depan, manajemen ingin berfokus pada gerai milik sendiri, sehingga kerja sama franchise yang ada apabila sudah habis waktu kontraknya, tidak diperpanjang.
The Duck King boleh disebut sudah berjalan 10 tahun. Restoran ini asli Indonesia.
Karena sudah ditetapkan bahwa menu utamanya bebek, itulah mengapa ada nama Duck-nya, lambangnya juga ada bebeknya. Kenapa menjadi Duck King.
Ceritanya, nama itu terinspirasi film Lion King, yang kalah itu sedang terkenal.
Lalu para pendirinya usul kenapa tidak menambah King dibelakang Duck, jadi The Duck King.
Namun hampir sebagian besar yang mendukung pendirian awal adalah koki-koki.
Yaitu mereka yang pernah bekerja dengan perusahaan, hotel atau restoran asing atau multinasional.
Pihaknya sejak awal sudah membuka restoran khusus bebek di STC (Senayan Trade Center) di lantai 6,5 pada awal 2003.
Sambutannya bagus, lalu membuka cabang di Jakarta Kota, lalu ke Surabaya, kemudian di Pondok Indah.
Sejak dibuka The Duck King menggunakan koki-koki utama, semua memiliki spesialisasi sendiri-sendiri.
Semua ada lima koki yang terlibat waktu awal berdiri.
Dari paparan manajemen disebutkan, The Duck King sangat menjaga kualitas. Bumbu, kecap, bahan baku semua yang berkualitas.
Untuk bebek yang merupakan menu utama, kualitas bebeknya sangat dijaga. Hanya saja tidak disebutkan berapa jumlah bebek yang dibutuhkan per bulannya dan siapa saja supliernya.