Kaleidoskop 2017: Runtuhnya Toko Ritel Modern di Indonesia
INDUSTRY.co.id, Jakarta - Tahun 2017 sepertinya bukan milik para toko ritel konvensional atau lebih familiar disebut toko offline. Sebabnya ditahun ini ada lima toko ritel modern harus yang harus gulung tikar. Alasannya beragam mulai dari beban produksi yang tidak sesuai dengan margin, lokasi yang tidak lagi strategis sampai ingin membuka bisnis baru.
Bahkan, sebagian dari mereka menilai bisnisnya hancur karena perlahan konsumen mulai beralih ke belanja online. Lesunya bisnis ritel modern cukup mengejutkan. Sebab di saat yang bersamaan pemerintah mengklaim tidak ada yang salah dengan kebijakan ekonomi, namun faktanya toko ritel modern mengalami kelesuan hingga menutup gerainya.
Sekadar mengingatkan kamu, berikut ini lima brand ritel modern yang tutup sepanjang tahun 2017 :
Lotus
Lotus Departement Store menutup tiga gerai di Thamrin, Cibubur, dan Bekasi pada akhir Oktober 2017. Penutupan gerai Lotus ini dilakukan untuk memoles kinerja keuangan divisi department store PT Mitra Adi Perkasa (MAP) Tbk, induk usaha Lotus. Di tahun ini, Lotus mengalami kerugian terus menerus sehingga MAP memutuskan untuk menutupnya.
7-Eleven
PT Modern Internasional Tbk (MDRN) menutup seluruh gerai 7-Eleven mulai 30 Juni 2017. Penyebabnya ialah besarnya biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan mereka sehingga 7-Eleven mengalami kerugian besar.
Tercatat hingga Maret 2017, 7-Eleven mencatatkan rugi Rp 447,93 miliar. Padahal periode sama tahun sebelumnya untung Rp 21,31 miliar. Itulah lima retail modern yang ditutup selama 2017.
Penutupan gerai ini menjadi pelajaran buat kamu yang memiliki usaha agar selalu kreatif dan inovatif mengembangkan usaha sehingga terus menguntungkan.
Matahari
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) menutup gerai Matahari Departement Store di Pasaraya Manggarai dan Pasaraya Blok M pada September 2017. Pada pertengahan November 2017, Matahari kembali menutup gerai di Taman Anggrek dan Lombok City Center.
Penutupan ini sebagian besar akibat buruknya kinerja perusahaan. Meski begitu, manajemen Matahari mengatakan masih akan ekspansi membuka gerai baru di tahun depan.
Debenhams
Gerai ritel modern yang tutup ini juga milik PT Mitra Adi Perkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk gerai Debenhams di Senayan City pada akhir 2017. Di Senayan City, Debenhams membuka gerai di tiga lantai sekaligus.
Sebelumnya perusahaan ini telah menutup gerai Debenhams di Kemang Village dan Supermall Karawaci. Penutupan ini diyakini akibat perubahan pola konsumsi masyarakat dari belanja langsung ke belanja online.
Ramayana
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk menutup delapan gerai supermarketnya pada 28 Agustus 2017. Adapun toko yang tutup ialah R098 (Gresik), R030 (Banjarmasin), R115 (Bulukumba), R025 (Bogor), R057 (Pontianak), serta R008 (Sabang). Lalu ada 2 toko di Surabaya yakni R222 dan R214.
Mengutip penjelasan Ramayana ke sejumlah media, manajemen Ramayana mengatakan penutupan ini bersifat sementara karena perusahaan sedang mendisain ulang toko.
Disain ulang ini dilakukan sekaligus memanfaatkan waktu pada saat daya beli sedang lesu. Selain itu, redisain ini berlaku untuk gerai supermarket, bukan gerai yang menjual pakaian.