Pelaku Usaha Penyamakan Kulit di Garut Keluhkan Stok Bahan Baku
INDUSTRY.co.id - Garut- Kota Garut merupakan kota yang terkenal dengan sentra IKM kulit dalam negeri. Produk kulit yang telah dihasilkan dari para pengrajin di Kota ini telah diakui kualitasnya baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Dari bersinarnya kerajinan kulit di Kota Garut terselip satu hambatan yang sampai saat ini masih kerap dirasakan oleh para pengusaha penyamakan kulit di Kota yang terkenal dengan dodolnya ini.
Abdul Kholik selaku pelaku usaha penyamakan kulit di Kota Garut mengeluhkan terbatasnya pasokan bahan baku kulit dalam negeri, sehingga industri penyamakan kulit khususnya di Kota Garut sulit untuk berkembang.
"Saat ini stok kulit di Garut semakin sedikit, ada waktu-waktu tertentu. Idul adha lumayan ada banyak tetapi itu tidak bisa menutup stok untuk produksi," ujar Kholik saat ditemui INDUSTRY.co.id di Garut, Jawa Barat, Kamis (7/12/2017).
Kholik juga mengeluhkan sulitnya pemesanan kulit di daerah Jawa, kebanyakan kita lempar pesanan kulit ke luar Jawa seperti, Sulawesi dan Kalimantan. "Penjualan kulit di sekitar Garut hanya 10-15%, sisanya kita lempar ke luar Jawa," terangnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, saat ini kita dapatkan bahan baku kulit dari pengepul dengan harga untuk kulit domba sebesar Rp70-85 ribu per lebar, sedangkan untuk kulit sapi sebesar 25 ribu per kilogram.
"Untuk harga jual kulit yang sudah jadi tergantung permintaan ukurannya masing-masing, paling murah Rp8.500 untuk ukuran 20×20 cm," tambahnya.
Kholik yang juga selaku koordinator dari 30 penyamak kulit yang berada di desa Sukaregang, Garut ini mengatakan bahwa saat ini kapasitas produksi-nya mencapai 2000 lembar kulit setiap harinya. Produksinya sendiri saat ini masih memaki mesin sewaan, dengan harga sewa sebesar Rp1,5 juta per 500 lembar kulit.
Kholik menegaskan, bisnis ini tergantung orangnya itu sendiri, bisa dibilang ini bisnis yang cukup menjanjikan. Menurutnya, kalau pembayarannya cash, dalam jangka waktu tiga bulan sudah mendapat penghasilan yang cukuo menjanjikan.
"Saat produksi sudah mencapai 100 lembar per hari dengan rata-rata ukuran 16×16 cm. Sedangkan omzetnya sendiri sebesar Rp 120 juta per bulan," tutupnya.