Gandeng Chris Precht, OXO Group Indonesia Bakal Hadirkan Hunian Berkelanjutan di Bali

INDUSTRY.co.id - Jakarta - OXO Group resmi menggandeng Chris Precht, pemilik Studio Precht yang berbasis di Austria dalam mengembangkan OXO The Pavilions, proyek visioner berkonsep wellness living yang akan diluncurkan pada pertengahan 2025.
Proyek hunian ini memadukan desain wellness kelas dunia dengan konteks budaya serta lingkungan Indonesia yang kaya.
Pendiri dan CEO OXO Group Indonesia, Johannes Weissenbaeck mengatakan, keputusan OXO untuk bermitra dengan Studio Precht menjadi salah satu bentuk dari ambisinya untuk membawa bakat-bakat yang menonjol dari mancanegara ke Bali, dengan tetap berakar kuat pada DNA alam dan budaya pulau Dewata.
"Misi kami adalah menciptakan ruang yang tidak hanya merupakan investasi yang sehat secara finansial, tetapi juga sangat personal dan inspiratif. Chris Precht mewakili generasi baru arsitek yang memahami bahwa desain harus melampaui estetika. Desain juga harus membentuk gaya hidup, komunitas, dan negara,” kata Johannes di Jakarta (26/3).
Lebih lanjut, dirinya mengungkapkan bahwa kemitraan ini menandai era baru bagi lanskap properti Bali, yang menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam pembangunan berkelanjutan yang berpusat pada manusia.
“Bali memang indah, tetapi juga kompleks. Membangun di sini menuntut kepekaan terhadap budaya, iklim, dan model ekonomi yang unik. Chris dan timnya menghadirkan keunggulan teknis dan empati kreatif untuk menghadapi tantangan itu,” terangnya.
Keahlian Studio Precht dalam mendesain arsitektur keberlanjutan dan wellness, sejalan dengan komitmen awal OXO Group Indonesia untuk membangun konstruksi bangunan berkualitas tinggi, namun berdampak rendah terhadap alam. Dan proyek ini mengangkat arsitektur yang mempertimbangkan: tanah, budaya, dan masa depan.
"Chris mendesain untuk dunia yang ingin kita tinggali. Timnya bekerja dengan kecepatan, fleksibilitas, dan kecerdasan yang dibutuhkan untuk berkembang dalam lanskap masa kini. Dari alur kerja yang digerakkan oleh AI (artificial intelligence) hingga proses desain dan pengembangan kolaboratif, pendekatan yang mereka lakukan serupa dengan apa yang kami kerjakan," papar Johannes.
Bagi OXO Group Indonesia, real estat bukan sekadar dimensi ruang, tetapi juga tentang makna.
“Kami percaya real estat harus menjadi gerbang menuju kebebasan, petualangan, dan kehidupan yang lebih bermakna.Dan kami menciptakan hunian di mana kepemilikan bukan sekadar keputusan finansial, tetapi transformasi gaya hidup. Kesamaan Filosofi ini menjadikan Precht mitra yang sempurna," ungkapnya.
Bagi Chris Precth, arsitektur harus mengekspresikan tempat dan waktunya sendiri. Di Bali, hal itu berarti mendesain untuk mengekspresikan cahaya, hujan, ritual, alam dan generasi yang mencari tujuan hidup dan beragam kemungkinan.
"Sekarang waktunya menciptakan bangunan fleksibel dan adaptif yang mencerminkan cara hidup manusia yang sebenarnya," ungkap Chris.
"Pendekatan Precht berdasarkan pada integritas ekologis, keaslian budaya, dan kecerdasan teknologi. Kami percaya bangunan harus lebih dari sekadar aset, karena bangunan harus menunjang kehidupan, sehat, dan regeneratif,” tambahnya.
OXO Group Indonesia adalah pelopor dalam pengembangan hunian mewah yang berkelanjutan. Setiap properti yang dikembangkan OXO, dirancang dengan sistem energi terbarukan, pemanfaatan air hujan, ventilasi silang, penyaringan air, dan material yang dapat didaur ulang.
Hingga saat ini, OXO Group Indonesia tengah mengembangkan lebih dari 100 unit properti di Bali, yang terdiri dari hunian, resor, hingga ruang kerja bersama, dengan total nilai mencapai Rp1 triliun.
Perusahaan pengembang ini juga memiliki portofolio kapal pesiar mewah di Taman Nasional Komodo.
OXO Group Indonesia merupakan satu dari sekian pengembang yang gemar berkolaborasi dengan arsitek-arsitek ternama dan visioner.