Top! Indocement (INTP) Bukukan Laba Rp2 Triliun Sepanjang 2024

INDUSTRY.co.id, Jakarta: PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dalam Public Expose dan Konferensi Pers Kinerja Indocement Tahun 2024 selasa (25/3/2025) melaporkan pencapaian selama tahun 2024.
Dimana, INTP membukukan volume penjualan (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 20.496 ribu pada 2024. Angka ini lebih tinggi 1.150 ribu ton atau 5,9 persen dibandingkan tahun lalu, terutama dari tambahan volume PT Semen Grobogan.
Hal ini menyebabkan pangsa pasar domestik secara keseluruhan, mengacu pada data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) sebesar 29,7 persen dengan Jawa sebesar 37,8 persen dan luar Jawa 21,1 persen.
Adapun komposisi penjualan semen curah domestik meningkat dari 26,7 persen menjadi 31,7 persen pada 2024 karena pasokan semen ke proyek ibu kota baru dan percepatan proyek infrastruktur di Jawa. Secara keseluruhan, penjualan ekspor sebesar 317 ribu ton.
Sementara pendapatan neto perseroan mencapai Rp18,548 triliun atau naik 3,3 persen. Sedangkan beban pokok pendapatan perseroan meningkat 3,2 persen, menjadi minus Rp12,487 triliun, seiring dengan peningkatan volume penjualan. Hal ini menghasilkan marjin laba bruto sebesar 32,7 persen untuk 2024.
Direktur Utama INTP Christian Kartawijaya mengungkapkan beban usaha juga meningkat sebesar 2,7 persen menjadi minus Rp3,275 triliun, yang bersumber dari kenaikan volume penjualan dan biaya lainnya dari perluasan operasi di Grobogan.
Kemudian terjadi penurunan beban operasi lain neto sebesar -6,4 persen menjadi Rp145,3 miliar, sehingga marjin laba usaha sebesar 12,9 persen dan EBITDA sebesar 21,2 persen pada 2024.
Sedangkan pendapatan keuangan neto yang lebih rendah -188,4 persen menjadi -Rp74,9 persen disebabkan oleh beban bunga utang PT Semen Grobogan. Selain itu bagian atas laba neto entitas asosiasi-neto meningkat 363,5 persen menjadi Rp145,3 miliar berasal dari laba yang lebih tinggi dari entitas asosiasi. Beban pajak penghasilan-neto turun menjadi -Rp455,1 miliar atau lebih rendah-2,0 persen. Terakhir, laba tahun berjalan lebih tinggi tiga persen menjadi Rp2,007 triliun.
Permintaan semen masih lesu, Indocement atur strategi
Permintaan semen yang lemah akan terus berlanjut hingga awal 2025 karena musim hujan yang diikuti momentum bulan puasa. Namun demikian, kata dia, perseroan masih memperkirakan kemungkinan permintaan positif sebesar 1-2 persen pada tahun ini meskipun ada pengurangan anggaran infrastruktur.
"Kami juga melihat proyek infrastruktur yang sedang berjalan masih akan diselesaikan, termasuk beberapa proyek baru dan yang sudah ada dari sektor komersial dan industri," kata Christian, dalam Konferensi Pers Kinerja Indocement Tahun 2024 selasa (25/3/2025) tersebut.
Lebih jauh, program pemerintah seperti perpanjangan diskon PPN untuk kepemilikan rumah baru, program tiga juta rumah per tahun, dan renovasi sekolah seharusnya menjadi pendorong positif bagi permintaan semen.
"Selama masa yang penuh tantangan ini, kami lebih menekankan kebijakan pengendalian biaya mengidentifikasi area-area yang biayanya dapat dikurangi tanpa mengorbankan kualitas dan layanan. Peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif juga merupakan salah satu inisiatif utama 2025, khususnya untuk pabrik kami di Grobogan dan pabrik yang kami sewa di Maros, kebijakan ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga secara ekonomi," jelas dia.
Menurut dia, perseroan mengantisipasi lebih cepat dimulainya kembali aktivitas konstruksi pada awal April 2025 karena tahun lalu kegiatan tersebut jatuh pada minggu kedua April, termasuk kondisi yang lebih baik karena cuaca yang lebih kering.