Mahfud MD dan Gita Wirjawan Bahas Tantangan Pendidikan, Hukum, dan Geopolitik Indonesia

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD bersama Gita Wirjawan menggelar diskusi mendalam mengenai tantangan besar yang dihadapi Indonesia dalam sektor pendidikan, hukum, dan geopolitik.
Dalam perbincangan ini, mereka membahas bagaimana peningkatan kualitas pendidikan, reformasi hukum, serta strategi geopolitik dapat menjadi kunci utama kemajuan bangsa.
Mahfud MD menyoroti berbagai permasalahan dalam sistem pendidikan nasional, khususnya dalam aspek kualitas guru dan kurikulum. Menurutnya, peran guru yang berkualitas lebih menentukan daripada sekadar pembaruan kurikulum.
"Saya lebih percaya pada guru daripada kurikulum. Kurikulum bisa diubah, tetapi tanpa guru yang kompeten dan inovatif, pendidikan tetap tidak akan maksimal,” kata Mahfud MD
Ia juga mengkritisi pergeseran nilai dalam dunia pendidikan, di mana murid kini lebih berani melawan guru, berbeda dengan masa lalu ketika guru dan orang tua berkolaborasi dalam mendidik anak.
Mahfud juga menyoroti perbedaan dengan negara lain seperti Singapura dan Korea Selatan, di mana profesi guru sangat dihargai dan hanya diisi oleh lulusan terbaik. Di Indonesia, profesi guru sering kali menjadi pilihan terakhir bagi mereka yang kesulitan mendapatkan pekerjaan di sektor lain.
Dalam diskusi ini, Mahfud MD juga menegaskan bahwa rendahnya kualitas pendidikan berdampak besar terhadap sistem hukum di Indonesia.
"Pendidikan yang baik tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga membentuk karakter dan pemahaman mengenai demokrasi dan keadilan," kata Mahfud.
Menurutnya, kualitas pendidikan yang buruk membuat masyarakat sulit memahami hak-haknya dan menumbuhkan ketidakpercayaan terhadap sistem hukum. Jika pendidikan dan kualitas guru tidak diperbaiki, maka sulit untuk membangun sistem hukum yang adil dan transparan.
Dalam konteks geopolitik, Mahfud MD dan Gita Wirjawan membahas tantangan Indonesia dalam menjaga kedaulatan wilayah, terutama terkait Laut Cina Selatan dan batas dengan negara-negara tetangga.
Mahfud menekankan bahwa Indonesia perlu memiliki strategi pertahanan yang kuat serta kebijakan luar negeri yang lebih tegas dalam menghadapi dunia yang semakin multipolar.
“Indonesia memiliki hak berdaulat di perairan yang sering kali dimasuki negara lain. Namun, kita tidak bisa menegakkannya secara optimal karena keterbatasan teknologi dan kapasitas militer,” kata Mahfud MD.
Ia juga menyoroti kasus pergeseran batas wilayah yang terjadi pada tahun 1971 dan 1999, yang menyebabkan wilayah Indonesia berpindah ke negara lain akibat lemahnya pengawasan perbatasan.
Mahfud menegaskan bahwa penguatan kapasitas hukum internasional dan teknologi pertahanan sangat penting agar Indonesia lebih tegas dalam mempertahankan kedaulatannya di panggung global.
Mahfud MD menyambut baik pernyataan Presiden Prabowo Subianto mengenai pendidikan gratis dan peningkatan kesejahteraan guru. Menurutnya, langkah ini positif, tetapi harus dikawal agar implementasinya benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
“Pendidikan gratis, gaji guru yang layak, dan peningkatan fasilitas adalah langkah awal yang baik. Namun, kebijakan ini harus diawasi dengan baik agar tidak hanya menjadi janji politik,” kata Mahfud MD.
Di akhir diskusi, Mahfud menegaskan bahwa ia akan tetap berkontribusi di dunia akademik, yang sejak awal merupakan cita-cita utamanya sebelum terjun ke dunia pemerintahan.
Diskusi antara Mahfud MD dan Gita Wirjawan ini memberikan wawasan mendalam mengenai tantangan besar yang dihadapi Indonesia, serta strategi ke depan dalam memperkuat sektor pendidikan, hukum, dan geopolitik. Dengan reformasi yang tepat, Indonesia diharapkan mampu bersaing di tingkat global dan memastikan kemajuan bangsa secara berkelanjutan.