Pabrik Chlor Alkali Milik Chandra Asri Dukung Kemandirian Industri Baterai Nasional

Oleh : Ridwan | Sabtu, 15 Maret 2025 - 22:55 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Chandra Asri Group melalui anak usahanya PT Chandra Asri Alkali (CAA) telah merealisasikan investasi sebesar RP 1,26 triliun pada tahun 2024. Adapun, investasi tersebut untuk pembangunan pabrik Chlor Alkali-Ethylene Dichloride (CA-EDC).

Total investasi proyek ini ditargetkan mencapai Rp 15 triliun dan telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, sesuai dengan Perpres No. 12/2025.

Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular PT Chandra Asri Pacific Tbk, Edi Rivai mengungkapkan, proyek ini akan memberikan dampak besar terhadap industri kimia nasional.

"Dalam proyeksi 2 tahun ke depan, sejak pabrik mulai beroperasi penuh pada kuartal pertama 2027, produk soda kaustik yang selama ini diimpor akan disubstitusi domestik sebesar 827 ribu ton liquid per tahun, dengan nilai setara Rp 4,9 triliun per tahun," ujar Edi pada acara diskusi dengan Forum Wartawan Industri (Forwin) di Jakarta, Jumat (14/3/2025).

Guna memperlancar realisasi investasi, Chandra Asri berharap adanya dukungan dari pemerintah, misalnya kemudahan izin impor garam industri sebagai bahan baku utama pabrik Chlor Alkali, ketersediaan infrastruktur jalan tol untuk memperlancar distribusi dan logistik.

Lalu perlindungan pasar dalam negeri, termasuk pengaturan tata niaga impor soda kaustik guna menghindari banjirnya produk impor dan fasilitas pembebasan bea masuk atas mesin dan peralatan impor yang dibutuhkan untuk pabrik CA-EDC.

Chandra Asri optimistis bahwa proyek CA-EDC akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional serta pengembangan industri kimia Indonesia. Proyek ini diharapkan berkontribusi terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen dan sejalan dengan program Asta Cita.

Dengan pembangunan pabrik CA-EDC berskala dunia, Chandra Asri Group berharap dapat mempercepat pertumbuhan industri hilir nasional, mengurangi ketergantungan pada impor soda kaustik, serta mendukung Indonesia dalam rantai nilai kendaraan listrik global, khususnya sebagai penghasil nikel terbesar di dunia.

“Kami berkomitmen untuk terus mendukung industri petrokimia dan kimia di Indonesia. Pabrik ini akan menjadi salah satu langkah besar dalam memperkuat industri dalam negeri dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global,” pungkas Edi.

Dikesempatan yang sama, Peneliti INDEF Ahmad Heri Firdaus menambahkan bahwa Pabrik CA-EDC memberikan multiplier effect bagi industri baterai listrik nasional.

“Jadi kalau kami melihatnya, peran Indonesia dalam rantai suplai global EV itu semakin besar salah satunya dengan menjaga kemandirian produksi kaustik soda. Itu bisa memberikan kontribusi buat pengembangan baterai EV ini. Sehingga peranan ekspor EV dalam rantai pasar global itu semakin besar,” tutur Heri.