Industri Kimia Miliki Peran Penting Wujudkan Ekonomi 8 Persen
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Industri kimia sukses membukukan kinerja gemilang sepanjang tahun 2024. Kelompok sektor industri kimia, farmasi dan obat tradisional mampu tumbuh sebesar 5,86 persen, melampaui pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,03 persen.
Sementara itu, dari sisi realisasi investai industri kimia sepanjang tahun 2024 mencapai Rp 65,76 triliun.
"Untuk mendorong investasi di sektor ini, kami (Kementerian Perindustrian) melaksanakan program kebijakan fasilitasi investasi industri petrokimia seperti di Teluk Bintuni, Tanjung Enim, dan Kutai Timur," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier pada acara diskusi dengan Forum Wartawan Industri (Forwin) di Jakarta, Jumat (14/3).
Selanjutnya, industri kimia juga memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan devisa. Pada tahun 2024, capaian nilai ekspornya menembus USD17,39 miliar.
“Untuk semakin memacu kinerja industri kimia ini, challenge kita adalah Indonesia perlu menumbuhkan ekosistem sektor petrokimia dan energi yang terintegrasi sehingga bisa lebih berdaya saing,” imbuhnya.
Dirjen IKFT menegaskan, kinerja industri kimia akan turut memberikan andil signfikan terhadap target pemerintah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada lima tahun ke depan.
“Untuk mencapai sasaran tersebut, sektor IKFT yang termasuk di dalamnya ada peran industri kimia, akan memberikan kontribusi nilai tambah sebesar Rp46,09 triliun pada tahun 2029,” katanya.
Dikesempatan yang sama, Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular PT Chandra Asri Pacific Tbk, Edi Rivai menyampaikan, sejak 30 tahun, perusahaan komitmen mendukung pengembangan industri petrokimia dan kimia di Tanah Air.
Saat ini, Chandra Asri Group memiliki kompleks petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia dan mengoperasikan satu-satunya pabrik Naphtha Cracker, Styrene Monomer, Butadiene, MTBE dan Butene-1 di Indonesia, didukung oleh aset infrastruktur inti yang meliputi fasilitas energi, air dan dermaga dan tangki, dengan pengembangan pabrik Chlor Alkali dan EDC - Ethylene Dichloride (Pabrik CA-EDC).
Chandra Asri Group melalui PT Chandra Asri Alkali (CAA) tengah membangun Pabrik CA-EDC berskala dunia dengan harapan dapat menunjang percepatan pertumbuhan industri hilir nasional.
"Selain itu, pabrik ini juga akan mensubstitusi soda kostik untuk mendukung ambisi Indonesia sebagai salah satu penghasil nikel terbesar di dunia, sekaligus memposisikan diri dalam rantai nilai kendaraan listrik global,” terang Edi.
Edi optimistis, melalui proyek CA-EDC ini, Chandra Asri berharap dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia khususnya dalam pengembangan industri kimia nasional sehingga dapat mewujudkan program Asta Cita serta mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.