Realisasi Investasi KEK Kendal Capai Rp86,57 Triliun di 2024
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kawasan Industri Kendal (KIK) sukses mencatatkan kinerja gemilang sepanjang tahun 2024. Tercatat, realisasi investasi di kawasan ekonomi khusus (KEK) besutan perusahaan patungan antara Sembcorp Development Ltd dan PT Jababeka Tbk. tersebut mencapai Rp86,57 triliun hingga 2024.
Secara keseluruhan, sejak pertama kali dibuka sejak tahun 2016, total investasi yang telh ditanamkan di Kawasan Industri Kendal mencapai Rp141,7 triliun, dan menyerap sebanyak 61.720 tenaga kerja.
Adapun, total perusahaan yang telah masuk ke Kawasan Industri Kendal (KIK) sebanyak 124 perusahaan, baik nasional maupun multinasional.
"Dari total 124 perusahaan yang masuk ke KIK, sebesar 29% merupakan industri tekstil dan garmen, 19% otomotif dan energi baru terbarukan (EBT), 17% elektronik, 8% kemasan, 6% makanan dan minuman, dan 5% furnitur," kata Direktur Eksekutif KIK Juliani Kusumaningrum dalam acara Media Gathering di Jakarta, Kamis (27/2).
Menurut Juliani, tingginya minat investor di KIK tidak lepas dari dukungan infrastruktur yang memadai, serta kemudahan perizinan yang diberikan pemerintah.
Selain itu, berbagai insentif fiskal dan non fiskal yang ditawarkan semakin meningkatkan daya tarik bagi para pelaku usaha dari berbagai negara.Â
Dirinya menyebut bahwa pemberian status KEK pada Kawasan Industri Kendal sejak 2019 menjadi pendorong utama kenaikan investasi secara signifikan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.Â
"Dengan kawasan ekonomi khusus tadi kita berhasil menarik sejumlah nilai investasi, selama zaman Covid-19 memang kita banyak sekali mengandalkan investasi dari dalam negeri dan investasi dari luar negeri sendiri itu mulai kembali pada 2023. Puncaknya 2024 dan lanjut sampai sekarang," terangnya.
Kepala Administrator KEK Kendal, Tjertja Karja Adil mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, berbagai fasilitas dan kemudahan yang diberikan pemerintah melalui KEK, baik fiskal maupun nonfiskal, menjadi andalan untuk bisa menyerap calon investor.
"Ketika apa yang dijanjikan pemerintah itu real dan audah diperoleh investor, maka mereka akan informasikan kepada rekan-rekannya bahwa fasilitas dan benefit yang dijanjikan pemerintah benar-benar diberikan di KEK khususnya di Kendal," kata Tjertja.
Dengan segala benefit dan fasilitas tersebut, dirinya optimis KEK Kendal akan menjadi destinasi investasi perusahaan multinasional.Â
Selain itu, Tjertja juga menyakini perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China akan semakin mendorong investor asal China merelokasikan pabriknya ke Indonesia khususnya di Jawa Tengah.
"Dengan adanya perang dagang tersebut, justru kami diuntungkan dan dilirim terutama oleh investor asal China," jelasnya.
Pengembangan Fase 2
Juliani Kusumaningrum mengatakan, pihaknya telah menyiapkan area seluas 1.200 hektare untuk pengembangan kawasan fase kedua.
Dirinya berharap nilai investasi yang masuk ke dalam Kawasan Industri Kendal fase 2 akan lebih besar dibanding investor yang membuka industrinya di fase pertama.
"Untuk serapan tenaga kerja juga demikian, setidaknya bisa terserap sama dengan di fase pertama," tutupnya.