Dipicu Penurunan Harga Amoniak,  Pendapatan ESSA Turun Sebesar 13 Persen

Oleh : Hariyanto | Senin, 24 Februari 2025 - 11:29 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA), perusahaan tercatat yang bergerak di sektor Energi dan Kimia melalui kilang LPG (Liquefied Petroleum Gas) dan pabrik Amoniak, merilis kinerja keuangan untuk tahun buku 2024. 

Pendapatan tercatat sebesar USD 301 juta (turun 13% YoY), terutama disebabkan oleh turunnya harga amoniak sebesar 15%, dengan harga rata-rata sebesar USD 350/MT. Meskipun pendapatan menurun, EBITDA pada tahun 2024 tercatat meningkat sebesar 4% menjadi USD 129 juta karena biaya operasional yang lebih rendah.

ESSA terus mempertahankan standar tertinggi dalam aspek keselamatan dan keandalan operasional. Pabrik Amoniak telah mencatatkan 8,4 juta jam kerja kumulatif tanpa Loss Time Injury (LTI), sementara Pabrik LPG mencapai 6,1 juta jam kerja kumulatif tanpa LTI (lebih dari lima setengah tahun operasi berkelanjutan tanpa trip), yang merupakan sebuah pencapaian penting. 

Setelah menyelesaikan maintenance selama hampir dua minggu pada kuartal kedua 2024, Pabrik Amoniak kini beroperasi dengan tingkat keandalan dan efisiensi yang optimal.Harga amoniak sebagian besar tercatat tetap stabil sepanjang Tahun 2024, dengan peningkatan bertahap dalam dua kuartal terakhir. 

Ke depan, harga amoniak diperkirakan akan tetap bergerak dalam kisaran yang sama seperti pada Tahun 2024. Sementara itu, harga LPG juga diprediksi tetap stabil sepanjang Tahun 2024, didukung oleh perpanjangan kebijakan pemangkasan produksi minyak secara sukarela oleh OPEC+.

ESSA terus berkomitmen untuk mencapai manufacturing excellence, mendukung keberlanjutan lingkungan, dan beradaptasi dengan tren industri yang terus berkembang. Kami senantiasa memprioritaskan pertumbuhan untuk memaksimalkan nilai bagi seluruh Pemegang Saham dengan memanfaatkan peluang yang selaras dengan kekuatan utama kami. 

Melalui anak perusahaannya, PT ESSA SAF Makmur (ESM), ESSA akan membangun fasilitas manufaktur greenfield berteknologi tinggi di Jawa Tengah untuk memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) hingga ±200.000 MT per tahun, dimana operasional secara komersial ditargetkan mulai pada kuartal pertama 2028.