AKKMI Inspiring Talks: Mendorong Kepatuhan dan Keberlanjutan untuk Daya Saing Industri Kecantikan Indonesia
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Asosiasi Kosmetik Kontrak Manufaktur Indonesia (AKKMI) menggelar acara bergengsi bertajuk AKKMI Inspiring Talks dengan tema “Sustainable Compliance in the Cosmetics OEM/ODM Industry in Indonesia”. Acara ini berlangsung pada Kamis, 23 Januari 2025, di Hotel Swiss-Belinn Kemayoran, Jakarta Utara.
Mengusung konsep talk show, acara ini menghadirkan lima pembicara utama yang berkompeten di bidang regulasi industri kecantikan. Para pembicara tersebut adalah Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM RI (OTSKK), Irwan, S.Si., Apt., M.K.M.; Deputi Bidang Penindakan BPOM RI, Irjen Pol. Tubagus Ade Hidayat, S.I.K., M.Sos.; Direktur Cegah Tangkal, Deputi Bidang Penindakan BPOM RI, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa, S.Si., Apt., MPPM; Kepala Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional BPOM RI, Sri Purwaningsih S., S.F., M.Si., Apt.; serta perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Ir. Ismariny, M.Sc.
Kelima pembicara memberikan wawasan strategis mengenai pentingnya kepatuhan (compliance), keamanan pasar domestik, dan keberlanjutan dalam mendukung daya saing industri kosmetik OEM/ODM di Indonesia.
Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh Dewan Pembina AKKMI, yaitu Drs. Halim Nababan, MM.; Kim Ho dari PT Nose Herbal Indo; dan Min Kyong Cheong dari PT Cosmax Indonesia, yang turut memberikan dukungan dan arahan strategis bagi perkembangan industri kosmetik nasional.
Berdasarkan data riset, industri kecantikan di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Pada tahun 2025, pendapatan industri ini diproyeksikan mencapai US$70 miliar dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 4,51%. Khusus pada sektor perawatan kulit, pendapatan diperkirakan mencapai US$2,89 miliar, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 3,92%.
Pertumbuhan ini didukung oleh populasi kaum muda seperti Gen Z dan Milenial, serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya produk kecantikan dan perawatan kulit. Tentu saja hal ini menjadi keuntungan bagi perusahaan kosmetik kontrak manufaktur yang memiliki peran penting dalam memenuhi permintaan ini melalui inovasi produk dan sistem produksi yang terukur.
Namun, meskipun memiliki prospek yang menjanjikan, pelaku industri sering menghadapi tantangan dalam penerapan keberlanjutan dan kepatuhan terhadap regulasi. Untuk menjawab tantangan tersebut, AKKMI Inspiring Talks hadir sebagai platform yang tidak hanya mendorong pelaku industri kosmetik kontrak manufaktur agar fokus pada daya saing, tetapi juga memastikan keselarasan dengan standar global yang mengedepankan keberlanjutan, inovasi, dan tanggung jawab.
Acara ini menjadi wadah eksplorasi untuk meningkatkan kepatuhan (compliance) terhadap regulasi, memperkenalkan inovasi terbaru di industri kosmetik, serta memberikan solusi strategis untuk menghadapi dinamika dan tantangan yang terus berkembang dalam industri kosmetik kontrak manufaktur.
“Kami berharap acara AKKMI Inspiring Talks dapat menjadi wadah diskusi yang memperkuat kolaborasi antar pelaku industri, regulator, dan masyarakat. Dengan memahami dan menerapkan compliance secara konsisten, kami percaya bahwa industri kosmetik Indonesia tidak hanya mampu bersaing di tingkat domestik, tetapi juga menunjukkan daya saing di pasar internasional dengan tetap mengedepankan keberlanjutan dan inovasi yang bertanggung jawab,” ujar Halim Nababan, Dewan Pembina AKKMI.
Sementara itu, Perwakilan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Ir. Ismariny, M.Sc. mengatakan, "Industri kosmetik harus jadi perhatian extra karena punya potensi besar karena tingkat penggunanya tinggi, yang perlu jadi perhatian adalah potensi dan kepatuhan pada regulasi dan komitmen keberlanjutan. Bicara OEM, sudah ada relasi kerjasama dengan BRIN, ini bagus sekali karena kita kaya bahan baku dan bisa ciptakan multiplier effect dan bisa jadi uniqueness dan nilai tambah kosmetik kita."
Kepala Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional BPOM RI, Sri Purwaningsih S, SF. M.Si., Apt. mengatakan sertifikasi halal juga penting bagi kosmetik terutama undang-undang tentang penyelenggaraan produk dengan sertifikasi halal. Ini bisa jadi nilai tambah bagi produk kosmetik Indonesia.
Disisi lain, Hari Belanja Online Nasional menjadikan industri kosmetik (skincare) diurutan ke 3 terbanyak dibeli masyarakat. Selain itu influencer menjadi peran yang signifikan terhadap produk melalui media sosial. Mereka ini berpengaruh besar dalam membentuk opinion.
"Influencer ini harus memiliki etika periklanan. tentang bahan yang terkandung sesuai dengan yang tertera di kemasan. Di tengah maraknya marketing digital, kita harus memastikan dan harus memenuhi keamanan , tidak mengandung bahan berbahaya, karena itu pengawasan dr BPOM harus ditingkatkan. Ujar, Sri Purwaningsih.