RI - Jepang Makin Erat Jalin Kerja Sama Sektor Industri

Oleh : Ridwan | Kamis, 23 Januari 2025 - 19:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Indonesia dan Jepang telah menjalin hubungan kerja sama yang sangat erat dalam sektor industri. 

Kedua negara memiliki pemahaman yang kuat bahwa Indonesia dan Jepang bisa saling memberikan kontribusi positif, tidak hanya dalam hubungan bilateral tersebut, tetapi juga berkontribusi positif kepada dunia.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemerintah Indonesia percaya Jepang mendukung Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraannya, sehingga mampu meningkatkan kerja sama bisnis dan dagang di Indonesia. 

Saat ini, Jepang menduduki peringkat keempat negara yang berinvestasi di Indonesia, dengan nilai USD45,6 miliar. 

“Indonesia ingin Jepang lebih agresif lagi dalam melakukan bisnisnya di sini,” ujar Menperin saat menerima kunjungan dari Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Jakarta, pada Kamis (23/1).

Agus juga meminta kepada delegasi JCCI untuk menyampaikan saran maupun kendala yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan Jepang yang telah ada, sehingga pemerintah Indoneisa dapat menentukan solusi yang nantinya mampu meyakinkan perusahaan Jepang untuk berinvestasi di Indonesia.

Vice Chairman JCCI Takashi Ueno mengatakan, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Jepang menghadapi permasalahan dalam kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) akibat menurunnya populasi di Jepang. Kendala kekurangan tenaga kerja di Jepang sangat berpengaruh bagi sektor manufaktur.

“Oleh karena itu, Jepang mengharapkan kontribusi Indonesia, mengingat Indonesia memiliki penduduk cukup banyak. Kami akan memfasilitasi kerja sama di bidang industri dan manufaktur bagi kedua negara ini,” kata Ueno.

Selain itu, perwakilan JCCI bidang otomotif Seiji Kuraishi menyampaikan, industri otomotif Jepang di Indonesia telah berkembang sangat masif. 

Hingga saat ini, industri otomotif Jepang telah membuka enam pabrik dan mendistribusikan kendaraan kepada 4,9 juta pelanggan di Indonesia. Pada tahun 2024, produk industri kendaraan roda empat Jepang di Indonesia telah terjual sebanyak 128.000 unit.

“Tahun ini, kendaraan hybrid mulai diproduksi secara lokal di Indonesia. Ini merupakan langkah awal dalam hal netralisasi karbon,” ungkapnya.

Merespons delegasi JCCI Jepang, Kemenperin menyambut baik rencana kerja sama SDM Indonesia dan Jepang untuk menyelesaikan permasalahan kekurangan tenaga kerja di Jepang. Karenanya, Kemenperin berkomitmen untuk membantu Jepang, khususnya dalam sektor industri manufaktur.

“Kemenperin juga telah memiliki kerja sama dengan Hiroshima University yang berfokus pada training dari siswa Indonesia agar menjadi high-skilled labour ke depannya. Kami mengharapkan dukungan dan bantuan dari Jepang untuk memperluas kerja sama di institusi pendidikan yang ada di Jepang,” ujar Menperin.

Dalam sektor industri kereta api, Menperin meminta bantuan pengembangan ekosistem kereta api berpenumpang kepada Jepang, mengingat perusahaan kereta api Jepang telah memproduksi lebih dari 800 gerbong kereta sejak tahun 2013, memproduksi kereta hybrid, dan sedang mengupayakan transportasi Transit Oriented Development (TOD) yang dapat mengurangi kemacetan lalu lintas serta berkontribusi terhadap lingkungan.

Sejalan dengan program JCCI dalam upaya netralisasi karbon, pengurangan emisi, pengembangan energi terbarukan dan pemanfaatan biomassa, Kemenperin telah menetapkan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050. Langkah ini merupakan komitmen Kemenperin sebagai bagian dari komunitas global yang memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan.

Dalam pertemuan tersebut, Menperin menyampaikan apresiasi kepada Jepang atas kontribusinya dalam industrialisasi yang ada di Indonesia, khususnya dalam sektor otomotif. Seperti pada tahun 1960 – 1970, industrialisasi Indonesia banyak diisi oleh perusahaan Jepang yang bergerak di sektor otomotif. 

“Kemenperin terus memonitor perusahaan otomotif Jepang di Indonesia terkait ekspornya kepada negara-negara di dunia. Meluasnya pasar otomotif hybrid hingga hari ini tidak terlepas dari kontribusi perusahaan Jepang yang banyak mengisi pasar otomotif di Indonesia. Untuk menjaga perkembangannya, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan insentif untuk kendaraan hybrid,” tutur Menperin.