Riset dan Inovasi Berperan Penting Dongkrak Produktivitas Nasional

Oleh : Kormen Barus | Jumat, 17 Januari 2025 - 06:47 WIB

INDUSTRY.co.id,Jakarta-Direktur Kebijakan Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dudi Hidayat menegaskan bahwa riset dan inovasi memegang peranan dalam mendorong produktivitas nasional.

Hal itu disampaikannya saat menerima diskusi Tim Penyusun Master Plan Produktivitas Nasional dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Asian Productivity Organization (APO), dan National Productivity Organization (NPO) di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Rabu (15/1).

"Kita paham dalam upaya meningkatkan produktivitas ini, BRIN memegang peranan yang juga sangat khusus, karena produktivitas saat ini hanya bisa ditingkatkan dengan research and innovation, research and development," tandas Dudi.

Oleh karena itu, BRIN mendukung upaya Bappenas dalam menyusun Master Plan Produktivitas Nasional. "Tadi sudah kami sampaikan bahwa BRIN memiliki program-program yang telah dan perlu dilakukan BRIN ke depan untuk mengembangkan produktivitas ekonomi kita," katanya.

Direktur Kebijakan Ekonomi, Ketenagakerjaan, dan Pengembangan Regional BRIN, Anugerah Widiyanto, menjelaskan hal yang sama. Dia menyebutkan bahwa inovasi dan riset menjadi inti dalam mendukung peningkatan produktivitas nasional.

Dikatakan Anugerah, BRIN setiap tahunnya meluncurkan Indikator Iptek, Riset dan Inovasi Indonesia yang membahas tentang kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi, riset dan inovasi terhadap perekonomian nasional, terutama melalui produk industri berbasis teknologi tinggi. “Ketika inovasi dan invensi diadopsi secara luas dalam sistem produksi nasional, kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap perekonomian akan meningkat signifikan,” ujarnya.

Anugerah juga menekankan bahwa riset BRIN tentang produktivitas nasional berfokus pada teknologi tinggi, efisiensi produksi, dan inovasi di sektor manufaktur dan teknologi informasi yang berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas (prioritas di bidang teknik, fisika, ilmu komputer, dan ilmu material). "BRIN berkolaborasi dengan sektor pendidikan tinggi, dunia usaha, dan industri untuk memperkuat kontribusi penelitian terhadap perekonomian," katanya.

Ia menyoroti pentingnya pendekatan berbasis kebijakan agar selaras dengan perencanaan nasional. BRIN berkoordinasi dengan kementerian untuk memastikan penelitian yang dilakukan mendukung prioritas nasional seperti ketahanan pangan, energi, dan peningkatan daya saing industri

"Kami memantau kinerja melalui indikator seperti jumlah publikasi ilmiah internasional—yang mencapai 13.975 dokumen pada tahun 2023—dan pendaftaran kekayaan intelektual. Royalti HKI yang mencapai Rp3,33 triliun menunjukkan dampak nyata dari inovasi,” jelasnya.

Dalam kerangka kebijakan, BRIN juga menginisiasi Rencana Induk Pemajuan Iptek Nasional. Hal itu merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) dan Peraturan BRIN Nomor 6 Tahun 2023, yang menekankan pengembangan teknologi ramah lingkungan, kecerdasan buatan, digitalisasi, serta penelitian di sektor pangan, energi, kesehatan, dan pertahanan. (BRIN).