APGI: Konsumsi Gelas Kaca RI Masih 1,1 Kilogram, Kalah Jauh dari China dan Prancis
INDUSTRY.co.id -Jakarta – Asosiasi Produsen Gelas Kaca Indonesia (APGI) mencatat bahwa konsumsi gelas kaca di Indonesia masih rendah jika dibandingkan degan negara-negara lain.
Ketua APGI, Henry T. Sutanto mengungkapkan, salah satu faktor penyebab rendahnya angka konsumsi gelas kaca adalah kebiasaan masyarakat Indonesia yang cenderung menggunakan gelas yang sama untuk berbagai jenis minuman.
“Berbeda dengan di Eropa, dimana mereka mengganti gelas sesuai dengan jenis minumannya. Contohnya, Ketika minum red whit, mereka menggunakan gelas khusus, namun Ketika mereka meminum champagne, mereka menggunakan gelas yang berbeda,” kata Henry di sela-sela pameran “Keramik Tableware dan Glassware” di Jakarta (11/12).
Berdasarkan catatan APGI, konsumsi per kapota gelas kaca di Idnonesia hanya sekitar 1,1 kilogram. Sedangkan China sudah mencapai 10 kilogram, dan Prancis yang paling tinggi mencapai 60 kilogram.
Untuk mendorong kenaikan konsumsi gelas kaca per kapita, Henry berharap masyarakat menggunakan gelas yang berbeda untuk berbagai minuman. Menurutnya, pengguaan gelas yang sesuai untuk penggunaannya seperti es teh, jus atau kopi sudah mulai diperkenalkan di sektor hotel, restoran dan kafetaria (Horeka).
“Melalui Horeka, industri yang berkembang sekarang, mereka lihat penggunaan gelas yang sesuai dengan munimannya dan akan menilai bahwa ini cocok,” ungkapnya.
Meski demikian, Henry mengatakan bahwa potensi pertumbuhan industri gelas kaca di Indonesia masih sangat prospektif. “Meski diakui industri ini masih prospektif. Konsumsi gelas di Indonesia kan masih relatif kecil, ini akan terus kita dorong agar bisa naik,” tutur Henry.
Hal senada juga diungkapkan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Perindustrian, M. Rum. Dirinya menyebut bahwa pengembangan industri gelas kaca masih cukup prospektif ke depannya seiring dengan pertumbuhan pasar dalam negeri dan permintaan pasar global yang terus meningkat.
Berdasarkan catatan Kemneprin, industri glassware nasional memiliki kapasitas produksi sebesar 286.380 ton per tahun dan industri kemasan kaca memiliki kapasitas produksi sebesar 403.679 ton per tahun dimana produk gelas kaca masih berfokus pada produk soda lime glass.
“Industri gelas kaca merupakan salah satu sektor unggulan yang diprioritaskan pengembangannya, karena menggunakan bahan baku atau sumber daya alam lokal serta telah memiliki struktur keterkaitan dan kedalaman yang kuat,” tutupnya.