Industri Kopi Indonesia Tumbuh Pesat, Fore Coffee Ambil Peran Kunci

Oleh : Kormen Barus | Rabu, 04 Desember 2024 - 18:25 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta–Indonesia,  sebagai  salah  satu  produsen  kopi  terbesar  dunia,  memiliki  potensi  besar  di  industri  kopi.  Pangsa  pasar  kedai  kopi  Indonesia  diperkirakan  mencapai  US$2,1  miliar,  dengan  pertumbuhan  CAGR  sekitar  10%  dalam  beberapa  tahun  ke  depan.  Sebagai  salah  satu  produsen  utama  kopi  di  dunia  dengan  pertumbuhan  konsumsi  yang  sangat  menjanjikan,  industri  kopi  Indonesia  memang  memiliki potensi yang sangat besar.

Fore Coffee , perusahaan F&B co ee  chain premium a ordable terkemuka di Indonesia,  menjadi salah   satu  pelopor  brand  kopi nasional  dengan  aplikasi  digital  yang   mendorong pertumbuhan  industri  kopi  nasional  dengan  membuka  gerai  kopi  yang  tersebar   di  seluruh  Indonesia. Hingga   September  2024,  Fore Coffee   berhasil  membangun jaringan gerai sebanyak 216 yang tersebar di 43 kota di Indonesia.

 CEO  Fore Coffee,  Vico  Lomar,  mengatakan,  Fore Coffee   berkontribusi  meningkatkan  konsumsi  kopi  di  Indonesia  dengan  berbagai  inovasi  dan  strategi,  mulai  dari  menu  kopi  hingga  layanan  konsumen  secara  online .  Sebagai  informasi,  aplikasi  Fore  Co ee telah   diunduh jutaan pengguna sejak diluncurkan pada 2018.

Kehadiran   aplikasi  Fore Coffee tersebut  sejalan  dengan   ide  dan hipotesis  dari   para  pendirinya,  Willson  Cuaca  dari  East  Ventures  serta  Robin  Boe  dan Jhoni   Kusno  dari  Otten Co ee,  mengenai  pola  konsumsi  masyarakat  yang  telah  terbiasa  mendapatkan  makanan  dan  minuman  yang  diinginkan  secara  cepat,  berkat  perkembangan  ekosistem  teknologi di Indonesia.

 “Aplikasi  Fore Coffee   tidak  hanya  mempermudah  konsumen  untuk  membeli  kopi,  tetapi  juga  memberikan  pengalaman  yang  lebih  personal  dan  interaktif  bagi  setiap  penggunanya.  Sejak  berdiri,  Fore Coffee   mendedikasikan  bisnisnya  untuk  menyebarkan potensi dan budaya kopi Indonesia,” katanya.

Vico  Lomar  melihat  bahwa  industri  kopi  di  Indonesia  memiliki  prospek  yang  menjanjikan  dan  memiliki  peluang  yang  sangat  besar  untuk  terus  ditingkatkan.  Laporan  dari  United  States  Department  of  Agriculture  (USDA)  bertajuk  “ Indonesia:  Coffee Annual ”  memproyeksikan  konsumsi  kopi  di  Indonesia  pada  periode  2024/2025  akan  meningkat  sebesar  10.000  kantong  menjadi  4,8  juta  kantong,  dari  4,45  juta  kantong  pada  periode 2020/2021. ( Satu kantong kopi setara dengan 60 kilogram).

 Menurut  USDA ,  peningkatan  konsumsi  ini  didorong  oleh  stabilitas  ekonomi  yang  terus  membaik,  terutama  di  sektor  makanan  dan  minuman,  perhotelan,  serta  sektor  terkait  lainnya yang mendukung pertumbuhan konsumsi kopi.

 Meski  demikian,  Vico  Lomar  mencatat  bahwa  Indonesia  masih  menghadapi  tantangan.  Saat  ini,  Indonesia  menempati  peringkat  di  bawah  Filipina  dengan  rasio  lebih  dari  27.800  orang  per  kedai  kopi.  Selain  itu,  konsumsi  kopi  per  kapita  Indonesia  masih  tergolong  rendah,  hanya  1,0  kilogram  per  tahun,  menempatkannya  di  urutan  kedua  terendah di dunia.

 Sebagai  perbandingan,  data  dari  Redseer  Analysis  (2023)  mencatat  konsumsi  kopi  per  kapita  negara  seperti  Finlandia  mencapai  12  kg  per  kapita  atau  Amerika  Serikat  sebesar  5,0 kg per kapita di tahun 2023.

 “Ini  menunjukkan  kesenjangan  besar  yang  dapat  diisi  dan  dimanfaatkan  oleh  penjual,  salah satunya Fore Coffee,” kata Vico Lomar.

 Tak  hanya  berkontribusi  dalam  mengembangkan  industri  kopi  di  Indonesia,  Fore Coffee   juga  telah  mengharumkan nama   tanah  air  dengan  cara  berekspansi  ke  Singapura  sejak 9   November  2023  dengan membuka   gerai  pertama  di  Bugis Junction.  Langkah   strategis  tersebut  sejalan  dengan  ambisi  dan  komitmen Fore Coffee   untuk  membawa  kopi  terbaik Indonesia ke sejumlah negara.

 Ambisi  Fore Coffee untuk  mengenalkan  kopi  Indonesia  ke  luar  negeri  juga  dibarengi  dengan  komitmen  keberlanjutan  atau  sustainability  sesuai  dengan  tren  dunia.  Untuk  itu, Fore Coffee   juga  mengedepankan  aspek  ramah  lingkungan  dalam  operasional  bisnisnya.  Salah  satu  inisiatif  yang  diambil  adalah  pengelolaan  bisnis  yang  peduli  terhadap dampak lingkungan, baik dari segi produksi maupun kemasan.

 “Hal  itu  sejalan  dengan  nama  perusahaan  kami  “FORE”  berasal  dari  kata  “FOREST”  yang  artinya  hutan,  di  mana  filosofinya  adalah  dapat  tumbuh  cepat,  kuat,  tinggi,  sambil  tetap  menciptakan  kehidupan  bagi  lingkungannya.  Kami  berkomitmen  untuk  menjaga  kelestarian  alam  dan  menciptakan  dampak  positif  bagi  lingkungan  melalui  langkah-langkah yang lebih berkelanjutan,” ujar Vico Lomar.

Adapun,  salah  satu  inovasi  bisnis  yang  menerapkan  asas  berkelanjutan  adalah  dengan  memperkenalkan  penggunaan  kemasan  kopi  yang  ramah  lingkungan,  yakni  kemasan  dengan kode angka 5: PP (Polypropylene).

Kode  ini  menandakan  bahwa  kemasan  yang  digunakan  oleh  Fore Coffee   aman untuk   makanan  dan  minuman.  Selain  itu,  kemasan  kopi  tersebut  dapat  didaur ulang   sehingga  memberikan kontribusi   pada  pengurangan sampah   plastik  yang tidak  terkelola   dengan  baik.

Alhasil,   dengan  penggunaan  kemasan  yang  lebih  ramah  lingkungan,  Fore Coffee   turut  serta dalam gerakan global untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Tidak  hanya  kemasan,  Fore Coffee   juga  mengenalkan  gelas kopi  yang  dapat   digunakan kembali  atau  reusable   co ee  cups   Gelas  yang  dapat  dipakai ulang   ini  tidak  hanya  lebih  efisien  dari  sisi  biaya  operasional,  tetapi  juga  menjadi  langkah  nyata  dalam mengurangi   limbah plastik   sekali  pakai  yang  biasanya  dihasilkan  oleh  industri  kopi. Konsumen  yang  menikmati   kopi  di  gerai  Fore  Co ee  kini  bisa membawa   gelas mereka  sendiri   atau  membeli  gelas  yang dapat   digunakan  berulang  kali, mendukung   upaya pelestarian   lingkungan.

Fore Coffee juga  membawa  misi  keberlanjutan  dengan  membawa  misi  orisinil  eco-friendly  ke  lebih  dari  50%  gerai  di  Indonesia  dan  Singapura  dengan  mendaur  ulang  plastik  bekas  gelas  olahan  sebanyak  8.800  kg  untuk  dijadikan  furniture  gerai  Fore Coffee .

Sebagai  bagian  dari  peluncuran  The  Tani  Series  bulan  November  lalu,  Fore Coffee   menegaskan  komitmennya  terhadap  keberlanjutan  dengan  menghadirkan  program  Pak Tani   Ngopi  di  Jakarta ’.  Program  ini  memberikan  apresiasi  kepada  para petani  kopi  dari   Jawa  Barat  sekaligus  membuka peluang   edukasi mengenai   praktik  bertani yang  lebih   baik,  pemasaran,  dan  branding.  Melalui  inisiatif  ini,  Fore Coffee tidak   hanya  menghubungkan  produsen  dengan  konsumen  tetapi  juga  membantu  petani  memaksimalkan potensi produk mereka di pasar global.

 “Dalam  menghadapi  tren  konsumsi  kopi  yang  terus  berkembang,  praktik  keberlanjutan  menjadi  kunci  utama  kami  dalam  menjaga  keberhasilan  jangka  panjang  bagi  industri  kopi  Indonesia,  serta  memperkuat  posisi Fore Coffee   sebagai  pemimpin  pasar  yang  peduli terhadap masa depan planet ini,” pungkas Vico Lomar.

Fore Coffee   adalah  perusahaan  kopi  rintisan  yang  berdiri  sejak  2018  dengan  model  bisnis  online-to-o ine.  Mengusung  tagline  “Grind  the  Essentials,”  Fore  Co ee  mengajak  masyarakat  menghargai  proses  dan  hal-hal  esensial  di  tengah  dunia  yang  cepat,  melalui  segelas  kopi  berkualitas.  Sebagai  pionir  gerakan  ramah  lingkungan, Fore Coffee   menghadirkan  kopi  lokal  premium  dengan  harga  terjangkau,  menetapkan  standar baru   menikmati  kopi.  Dengan  lebih  dari  216  outlet  di  43 kota   di  Indonesia,  termasuk  kota-kota  tier  2  dan  3,  serta  1  cabang  di  Singapura  per  September  2024, Fore Coffee berperan   dalam  memperkenalkan  kultur  dan  gaya  hidup  kopi  baru,  dengan  komitmen pada teknologi, keahlian, dan keberlanjutan.