Muda Bahagia, Tua Sejahtera: Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Generasi Muda

Oleh : Ruth Avrilda Nathania, Universitas Indonesia | Selasa, 03 Desember 2024 - 00:30 WIB

INDUSTRY.co.id - “Investasi yang baik dimulai sejak dini untuk masa depan,” ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti dalam opening ceremony LIKE-IT! yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, pada tanggal 6 November 2024. 

Literasi keuangan menjadi kunci utama bagi generasi muda dalam merancang kehidupan finansial yang stabil dan sejahtera di masa tua. Namun, seberapa banyak anak muda yang memahami pentingnya hal tersebut? Bagaimana literasi keuangan dapat membantu mereka mencapai kebahagiaan di masa muda dan kesejahteraan di hari tua?

Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa beberapa masyarakat masih memiliki pemahaman yang minim terhadap detail produk, manfaat, dan risiko dari jasa layanan keuangan yang digunakan. 

Padahal, masyarakat saat ini, terutama generasi muda, menghadapi tantangan finansial yang jauh lebih kompleks, seperti inflasi yang terus meningkat, gaya hidup konsumtif, hingga ancaman ketidakpastian ekonomi global. Ditambah lagi ketidaktahuan tentang bagaimana mengelola keuangan dapat membuat seseorang rentan terhadap jebakan utang, pengeluaran impulsif, hingga investasi bodong.

Literasi Keuangan merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan seseorang dalam memahami, mengelola, dan mengambil keputusan finansial yang bijak. Hal ini mencakup pengetahuan tentang cara menabung, pemanfaatan teknologi keuangan, investasi, dan pengelolaan utang. Oleh karena itu, generasi muda dengan literasi keuangan yang baik bukan hanya tentang tahu cara menyimpan uang, tetapi juga memahami bagaimana uang tersebut bisa bekerja untuknya sehingga dapat lebih mudah mencapai tujuan keuangan. 

 

Masa muda merupakan waktu terbaik untuk belajar dan mempraktikkan literasi keuangan. Dengan memanfaatkan waktu dan energi yang ada, generasi muda memiliki peluang besar untuk memperbaiki pola pengelolaan keuangan dan membangun aset yang cukup untuk masa depan. 

Adrian Maulana, Certified Financial Planner, menegaskan bahwa literasi keuangan dapat dimulai melalui investasi yang bukan hanya tentang mengejar keuntungan, tetapi juga menciptakan keamanan finansial di masa depan. “Investasi di usia muda memberikan keuntungan waktu karena adanya compounding effect. 

Semakin dini memulai, semakin besar hasil yang bisa diraih di masa depan,” jelasnya pada Series 3 Literasi Keuangan Indonesia Terdepan - LIKE It dengan tema “Generasi Muda Menuju Masa Depan Cerah dengan Berinvestasi di Pasar Keuangan” pada 9 November 2024 di Jakarta. 

Sementara itu, Nanang Hendarsah, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, menyoroti bahwa literasi keuangan yang rendah dapat menjadi kendala bagi anak muda untuk terjun ke dunia investasi. “Banyak generasi muda yang masih enggan berinvestasi karena kurangnya informasi detail produk, manfaat, dan pemahaman risiko,” ujarnya pada acara yang sama.

Memulai investasi memerlukan pemahaman yang matang, bukan sekadar ikut-ikutan (Fear of Missing Out).  Generasi muda perlu memahami istilah dasar seperti risiko, imbal hasil (return), dan diversifikasi. Menurut laporan OJK (2024), edukasi yang baik dapat mengurangi potensi kerugian akibat investasi yang salah.

Jangan memilih saham ketika semua orang memilih saham dan berpikir hanya karena dianggap "memberikan keuntungan dalam waktu yang cepat." Reksa dana, deposito, atau obligasi mungkin lebih cocok bagi yang ingin risiko lebih rendah. Setiap individu memiliki profil risiko yang berbeda. Penting untuk memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kemampuan finansial dan tujuan jangka panjang.

Tren seperti saham viral atau investasi berbasis cryptocurrency kerap kali menggoda, tetapi tidak selalu cocok untuk semua orang. Nanang Hendarsah menegaskan, “Generasi muda harus membekali diri dengan pengetahuan mendalam agar tidak terjebak pada investasi yang berisiko tinggi tanpa pertimbangan yang matang.”

Telusuri platform investasi, seperti aplikasi tepercaya yang bisa membantu memulai investasi dengan nominal kecil dan edukasi yang interaktif. Dengan modal awal yang rendah, risiko kerugian dapat diminimalkan sambil tetap belajar dari pengalaman langsung. Selain itu, gunakan jasa perencana keuangan untuk mendapatkan saran yang lebih personal.

Muda bahagia dan tua sejahtera bukanlah impian yang mustahil. Dengan memiliki perencanaan keuangan yang baik, anak muda dapat mempersiapkan masa depan yang tidak hanya bebas dari tekanan finansial, tetapi juga membuka peluang untuk hidup yang lebih bermakna. Kunci utama adalah konsistensi, kesadaran, dan kemauan untuk belajar. Investasi bukan soal cepat kaya, tetapi membangun pondasi masa depan yang kuat. 

Mari mulai dari langkah kecil, manfaatkan teknologi, dan perbanyak wawasan. Keputusan Anda hari ini menentukan kebebasan finansial di hari esok. Jadilah investor muda yang cerdas, mulai sekarang!