Kunjungi Indonesia Weda Bay Industrial Park, Menperin Agus Pastikan Investasi USD 8 Miliar di Tahun 2025 Terus Berjalan

Oleh : Ridwan | Jumat, 29 November 2024 - 08:21 WIB

INDUSTRY.co.id -Maluku – Kementerian Perindustrian terus berfokus menjalankan kebijakan hilirisasi industri, termasuk hilirisasi berbasis tambang. Hal ini sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang kelima yaitu melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri.

Hilirisasi tambang, di antaranya untuk komoditas nikel, tembaga, dan bauksit, merupakan salah satu kelompok industri prioritas pengungkit pertumbuhan ekonomi. Potensi Produk Domestik Bruto (PDB) dari hilirisasi komoditas nikel dapat mencapai USD 14,2 juta, dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebesar 169 ribu orang, pontensi investasi hingga USD 42,5 juta, serta potensi ekspor mencapai USD 32,1 juta.

“Hilirisasi industri berbasis tambang juga mendukung ekosistem kendaraan listrik (EV). Kawasan industri berbasis nikel yang kami kunjungi hari ini ditargetkan beroperasi secara terintegrasi mulai dari mulut tambang hingga menjadi produk baterai listrik,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat melakukan kunjungan ke Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara, Kamis (28/11).

Dalam kunjungan tersebut, Menperin meninjau persiapan groundbreaking tiga proyek yang dibangun di kawasan industri IWIP dengan total nilai sekitar USD 2 Miliar, yaitu pabrik Battery Cell untuk EV dan Energy Storage System (ESS) PT REPT BATTERO, pabrik perakitan e-dump truck PT Qingtuo Automotive Manufacturing Indonesia, serta industri electrolytic aluminum PT Kemajuan Alumina Industry.

PT REPT BATTERO akan memiliki kapasitas produksi battery cell mencapai 20 GWh per tahun dan electrode sekitar 995 juta meter per tahun, dengan total investasi sekitar USD 730 Miliar. Pabrik ini ditargetkan beroperasi dengan kapasitas penuh pada 2027.

Perusahaan selanjutnya, PT.Qingtuo Automotive Manufacturing Indonesia akan memproduksi kendaraan transportasi energi baru, mesin konstruksi, charging and replacing equipment, serta supporting parts and equipment, dengan total investasi mencapai USD 693 Juta, terdiri dari USD 33 Juta untuk pabrik dan USD 660 Juta investasi untuk battery project. Pabrik ini ditargetkan selesai dibangun dan bisa beroperasi pada Desember 2025. Penggunaan e-dump truck di area pertambangan merupakan langkah untuk mengurangi emisi karbon. 

Kemudian, PT Kemajuan Alumina Industry ditargetkan memproduksi electrolytic aluminum dengan kapasitas 1 juta ton per tahun dan nilai investasi mencapai USD 655 Juta.

Selain itu, Menperin juga meninjau industri yang akan melakukan ekspor produk perdana berupa produk hilir Precursor Nickel Cobalt Manganese Hydroxide, yaitu PT Huaneng New Material yang berkapasitas produksi 50.000 ton per tahun. Ini akan menjadi ekspor precursor pertama dari Indonesia.

“Tujuan kunjungan kami adalah untuk melihat kesiapan groundbreaking terhadap tiga proyek baru PT IWIP serta pelepasan ekspor precursor yang diharapkan bisa diresmikan pada awal tahun 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto,” jelas Menperin.

Groundbreaking tiga proyek senilai total USD 2 Miliar tersebut merupakan bagian dari rencana tambahan investasi di IWIP tahun 2025, dengan total investasi senilai USD 8 Miliar. Sebesar USD 5 Miliar diinvestasikan untuk pengembangan industri baterai dan Smelter HPAL. 

Selain Pembangunan PT. Qingtuo Automotive Manufacturing Indonesia dan PT. REPT BATTERO, juga akan dilakukan pembangunan hilirisasi baterai PT XCMG Indonesia Manufacturing, serta pembangunan pabrik Smelter HPAL baru untuk PT. Guang Ching Nickel Cobalt dan PT. Blue Sparkling Energy yang saat ini sudah tahap konstruksi.

Selanjutnya, investasi sebesar USD 2 Miliar untuk menerapkan prinsip energi hijau serta memperbaiki bauran energi di kawasan industri tersebut, PT IWIP membangun pembangkit listrik tenaga surya dan tenaga bayu, masing-masing dengan kapasitas 2 Gigawatt dan 800 Megawatt yang konstruksinya ditargetkan selesai pada 2026.

Kemudian, pembangunan industri electrolytic aluminum PT. Kemajuan Aluminium Industry dan PT. Pioneer Aluminium Industry sebesar USD 1 Miliar dengan target selesai konstruksi pada 1 Oktober 2025.

Presiden Direktur IWIP Xiang Binghe menjelaskan, tambahan investasi senilai USD 8 Miliar tersebut diprediksi akan meningkatkan tambahan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar kurang lebih 1 persen.

Kawasan industri IWIP dilengkapi dengan fasilitas meliputi bandar udara seluas 2.200 meter persegi, power plant, serta pelabuhan khusus. Hingga tahun 2024 ini, dari komitmen investasi sebesar USD20 Miliar, telah direalisasikan sekitar USD 15 Miliar. 

PT IWIP telah menyerap tenaga kerja sejumlah 81.000 orang dari target penyerapan sebesar 100.000 pekerja, yang diharapkan terpenuhi pada tahun depan.