Terima Kunjungan Danrem 064/Maulana Yusuf, BWJ Tegaskan Siap Berkolaborasi untuk Majukan Pariwisata di KEK Tanjung Lesung
INDUSTRY.co.id - Banten – Direktur Utama PT. Banten West Java Tourism Development (BWJ), Poernomo Siswoprastijo menerima kunjungan Komandan Resort Militer (Danrem) 064/Maulana Yusuf, Brigjen TNI Fierman Sjafirial Agustus di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung, untuk melihat ragam fasilitas yang ada di kawasan wisata tersebut.
Dalam kunjungan tersebut, Danrem Banten memprogramkan ketahanan pangan di Kawasan Tanjung Lesung, serta upaya untuk mengkolaborasikan antara pariwisata dan masyarakat setempat yang mayoritas masih bergantung pada sektor pertanian dan nelayan.
Dalam kesempatan ini, hadir juga Ketua PHRI Provinsi Banten, GS Ashok Kumar, serta para Ketua PHRI dari Kabupaten Pandeglang, Kota Serang, Kota Cilegon, hingga PHRI Kota Tangerang, H. Omansyah, selain itu hadir pula Kepala Balai TNUK, Ardi Andono, serta perwakilan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Pandeglang.
Dirut PT BWJ TD, Poernomo Siswoprastijo bersama Ketua PHRI Provinsi Banten (Tengah)
“Hari ini kami dari KEK Tanjung Lesung bahagia sekali dapat dikunjungi oleh bapak Danrem 064/Maulana Yusuf, Brigjen TNI Fierman Sjafirial Agustus, melihat lokasi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung," kata Purnomo pada Jumat (22/11/2024).
"Di kesempatan ini Danrem Banten memprogramkan ketahanan pangan di daerah sini, dan juga bagaimana bisa berkolaborasi antara wisata dan kehidupan masyarakat yang notabene-nya banyak bergantung pada sektor pertanian dan nelayan agar bisa berkolaborasi bersama,” lanjutnya.
Purnomo juga menjelaskan bahwa kekayaan KEK Tanjung Lesung sebagai sektor Pariwisata tidak terlepas dari sumber daya alam, masyarakat, dan budaya yang ada di sana.
“Kekayaan Tanjung Lesung sebagai tempat wisata itu tidak terlepas dari potensi Taman Nasional Ujung Kulon yang ada Badak bercula satu dan juga gunung Krakatau yang terlihat dengan indahnya dari KEK Tanjung Lesung ini, juga sektor kebudayaan yang lainnya. Ini perlu dilakukan kolaborasi bersama-sama dengan semua stakeholder, pemerintah, masyarakat, media, dan pegiat wisata yang lain. Sehingga bisa menjadi jembatan yang bisa memberikan kebermanfaatan bersama dalam pengembangan wisata di KEK Tanjung Lesung ini,” imbuhnya.
KEK Tanjung Lesung juga digadang-gadang mampu menyerap investasi senilai 94,2 Triliun Rupiah, yang diharapkan mampu menyerap tenaga kerja baru hingga 8500 orang di 2025 mendatang.
“Jadi saat ini memang sudah berkembang beberapa kawasan Hotel di KEK Tanjung Lesung ini, yang satu Hotelnya sudah bisa menampung pekerja sekitar 100-200 tenaga kerja. Hal ini juga kita harapkan bisa terus bergulir beberapa tempat wisata di kawasan ini. Lapangan Golf juga sekarang sudah bisa beroperasi, ini juga kita akan terus kembangkan menjadi satu destinasi baru yang tentunya dapat menyerap tenaga kerja baru, selain itu juga beberapa Hotel sudah dalam tahap perencanaan, nanti akan dimatchkan dengan pembukaan jalan Tol Serang-Panimbang,” jelasnya.
“Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung itu tentunya yang utama ialah potensi budaya, alam yang terus terjaga sehingga hal ini bisa dinikmati secara Sustainable (Berkelanjutan),” tutupnya.
Selain meninjau dan melihat ragam fasilitas yang di wilayah KEK Tanjung Lesung, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi bersama dalam wacana ‘Outlook Pariwisata 2025’. Dimana pada sesi diskusi dan sharing tersebut, narasumber menjabarkan masing-masing potensi pariwisata yang di Provinsi Banten, khususnya yang ada di wilayah Banten Selatan.
Sebagai informasi, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung sendiri merupakan kawasan Pariwisata yang terletak di ujung paling barat pulau Jawa, tepatnya di daerah Tanjungjaya, Penimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. KEK Tanjung Lesung merupakan KEK Pariwisata pertama di Indonesia, dan telah diresmikan pada 23 Februari 2015 oleh Presiden Jokowi.
KEK Tanjung Lesung memiliki letak yang strategis dan akses yang mudah dijangkau, yaitu 170 km dari Ibukota Jakarta dan dapat ditempuh melalui perjalanan darat selama 2,5 – 3 jam. Memiliki luas area 1.500 Ha, kawasan ini memiliki potensi pariwisata yang beragam, antara lain keindahan alam pantai, keragaman flora dan fauna serta kekayaan budaya yang eksotis.