Inisiatif Pariwisata Berkelanjutan di Muara Gembong
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pariwisata berkelanjutan adalah konsep yang menarik bagi Gen Z (Nguyen et al., 2024). Untuk mewujudkan konsep ini, harus ada dukungan tak hanya dari komunitas lokal ataupun pemerintah daerah namun juga dukungan dari berbagai pihak, baik dalam bidang industri, akademik maupun media. Sinergi antar pihak ini sering disebut dengan istilah Penta Helix.
Saat ini pengembangan pariwisata di Muara Gembong sudah mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah. Bramantio Soewarno, Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi, mengatakan bahwa, “Destinasi Muara Gembong sudah baik, tapi perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Apalagi bila salah satu tujuannnya adalah pengembangan destinasi mangrove. Untuk mengambil langkah signifikan menuju pembangunan berkelanjutan dan konservasi lingkungan, Muara Gembong di Kabupaten Bekasi siap menjadi model pariwisata maritim dan berkelanjutan.”
Melalui inisiatif yang diciptakan oleh Mulia Industry Group, President University, serta dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, juga tim pendampingan UMKM Naik Kelas Kabupaten Bekasi membuat kegiatan yang bernama THOUSANDS OF “MAGIC” di Desa di Pantai Bahagia, Muara Gembong. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk mengadvokasi penanaman mangrove dalam rangka meningkatkan inovasi hijau dan konservasi tapi juga untuk mempromosikan praktik ramah lingkungan dan mendukung mata pencaharian lokal juga penguatan wisata edukasi bertemakan mangrove.
Pada tanggal 24 Juni 2024, masyarakat bersatu untuk merayakan Hari Penanaman Mangrove Internasional. Acara ini diselenggarakan oleh Mulia Industry Group yang bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Energi, Sumber Daya Mineral (KESDM), Pemerintah Kabupaten Bekasi, dan President University yang dipimpin oleh Dr. Ir. Yunita Ismail, M.Si., Haris Herdiansyah, S.Psi., M.Si., dan Filda Rahmiati, BBA., MBA., Ph.D., yang mengajak para mahasiswa internasional yang sedang belajar di President University untuk hadir dan memperkenalkan mereka kepada Indonesian Culture and Value. Acara yang berlangsung di Pantai Bahagia, Muara Gembong, ini melibatkan penanaman mangrove, salah satu langkah penting dalam pelestarian keanekaragaman hayati laut dan mitigasi dampak perubahan iklim. Selain itu, para mahasiswa internasional juga melakukan kegiatan wisata edukasi seperti membatik, membuat dodol, juga melihat proses produksi keripik yang semuanya berbahan baku dari mangrove yang dipandu oleh Kelompok Kebaya (Kelompok Bahagia Berkarya). Mereka menciptakan produk-produk mereka menggunakan sumber daya lokal, yaitu mangrove. Produk mereka tidak hanya berbentuk makanan seperti dodol maupun sirup yang terbuat dari daun pohon mangrove, tapi juga pewarna kain batik dari buah pohon mangrove.
Dr. Ir. Yunita Ismail, M.Si., menjelaskan bahwa program THOUSANDS OF “MAGIC” memiliki tujuan utama untuk meningkatkan kesadaran tentang pengelolaan lingkungan di kalangan bisnis dan masyarakat. "Kami berupaya mengurangi dampak perubahan iklim melalui penerapan praktik berkelanjutan yang dapat diterapkan di berbagai sektor. Ini termasuk pengurangan emisi karbon dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih efisien," ujar Dr. Yunita. Haris Herdiansyah, S.Psi., M.Si., menambahkan bahwa program ini juga berfokus pada mitigasi perubahan organisasi. "Kami ingin memastikan bahwa setiap individu dan organisasi memahami dampak tindakan mereka terhadap lingkungan," jelas Haris. Selain itu, Filda Rahmiati, sebagai Koordinator Daerah UMKM Kabupaten Bekasi, juga menyoroti pentingnya konservasi alam dalam program ini, dengan penekanan khusus pada dukungan terhadap UMKM. "Kami percaya bahwa menjaga ekosistem yang sehat adalah kunci untuk kesejahteraan kita bersama di masa depan, dan UMKM memiliki peran penting dalam upaya ini dengan menerapkan praktik bisnis yang ramah lingkungan," jelasnya.
Program THOUSANDS OF “MAGIC” berkomitmen untuk mendukung mata pencaharian masyarakat pesisir. "Kami ingin memastikan bahwa masyarakat pesisir mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk mempertahankan dan meningkatkan mata pencaharian mereka," ujar Dr. Yunita. Program ini mencakup pelatihan dan sumber daya untuk pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan agar memberikan dampak positif yang luas bagi lingkungan dan masyarakat.
Bramantio Soewarno, Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dispar Kabupaten Bekasi, menambahkan, "Keberhasilan acara ini menandai awal dari komitmen jangka panjang terhadap pariwisata berkelanjutan dan konservasi maritim di Muara Gembong. Bekerja sama dengan Mulia Industry Group, kami berkomitmen untuk melanjutkan kegiatan ini selama lima tahun ke depan.” Saat ini, Dispar Kabupaten Bekasi sedang merencanakan program untuk mengembangkan area ini menjadi destinasi wisata berkelanjutan yang menawarkan akomodasi ramah lingkungan, berbagai kuliner lokal, dan juga aktivitas yang bertanggung jawab secara lingkungan. Hal ini diharapkan tidak hanya akan menarik wisatawan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal sambil melestarikan keindahan alam daerah tersebut.
Felix Goenadhi, S.Psi., M.Par, penulis yang merupakan ahli pariwisata di bidang destinasi pariwsata dan juga seorang dosen di President University, melihat bahwa kegiatan THOUSANDS OF “MAGIC” di Muara Gembong menandai langkah penting dalam mendorong pariwisata berkelanjutan dan konservasi lingkungan melalui kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, industri, dan akademisi yang merupakan Penta Helix yang penting dalam wisata berkelanjutan. “Dengan penanaman mangrove yang dilakukan pada Hari Penanaman Mangrove Internasional, inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan ekosistem mangrove tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat dan bisnis tentang praktik ramah lingkungan. Keterlibatan mahasiswa internasional dari President University menunjukkan upaya untuk memperkenalkan nilai dan budaya Indonesia,” ucapnya. Menurut Felix, program pelatihan dan dukungan untuk UMKM ini mendukung mata pencaharian lokal dan memberikan solusi konkret terhadap tantangan perubahan iklim. Rencana pengembangan berkelanjutan yang dijanjikan akan menjadikan Muara Gembong sebagai destinasi wisata maritim yang menarik, menjaga keindahan alamnya, dan sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi komunitas lokal.
Oleh: Felix Goenadhi, S.Psi., M.Par
Dosen Administrasi Bisnis, President University