Kerjasama PLN dan Pertamina Diharapkan Berdampak Positif bagi Perkembangan Mobil Listrik di Indonesia
INDUSTRY.co.id - Jakarta - Demam mobil listrik kini sedang melanda Indonesia. Rata-rata mobil listrik yang ada saat ini merupakan barang impor dari luar negeri. Akan tetapi, rencana pemerintah Indonesia untuk menggantikan bahan bakar minyak (BBM) dengan baterai sudah mantap dan sedang diwujudkan saat ini.
Kini, banyak upaya pemerintah untuk mewujudkan penggunaan mobil listrik di masa depan. Salah satunya kebijakan yang diupayakan pemerintah saat ini adalah mobil listrik yang lalu lalang di jalan raya tidak dikenakan kebijakan nomor plat genap-ganjil seperti mobil-mobil berbahan bakar minyak (BBM).
Kebijakan ini bertujuan agar para pemilik kendaraan roda empat tersebut bisa cepat beralih dari ber-BBM ke kendaraan yang berbahan bakar baterai (electric vehicle/EV). Pabrik baterai untuk kendaraan berbahan bakar baterai itu yang pertama kali dibangun pemerintah adalah PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power pada 15 September 2021. Pabrik tersebut dibangun dengan dana investasi USD9,8 miliar dan daya yang dihasilkan mencapai 10 Gigawatt Hour.
Pabrik baterai kendaraan bermotor tersebut bisa saja dibangun secara besar-besaran di Indonesia demi memenuhi kebutuhan baterai kendaraan bermotor di masa depan. Akan tetapi, hal yang paling penting diingat adalah banyaknya tenaga listrik yang dihasilkan agar mampu disimpan baterai tersebut merupakan kewajiban PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang selama ini menyediakan listrik di Indonesia.
Untuk itu, PLN sangat berkepentingan karena perusahaan pemerintah tersebut merupakan satu-satunya perusahaan yang menyediakan listrik di Indonesia dari masa ke masa. Kini ketika kendaraan listrik diluncurkan dan penggunaannya berkembang di Indonesia, maka posisi PLN akan semakin strategis untuk melayani kebutuhan masyarakat, terutama para pemilik mobil bertenaga listrik ini.
Posisi PLN yang semakin strategis itu tentunya memberikan berbagai hal positif bagi perkembangan perusahaan milik pemerintah itu di masa depan. Pasalnya, kebutuhan listrik di Indonesia akan semakin terus bertambah. Oleh karena itu, PLN juga harus mempersiapkan berbagai fasilitas penghasil listrik yang memadai dan canggih agar dapat memasok listrik yang sedemikian besarnya untuk memenuhi kebutuhan para pemilik mobil listrik. Langkah ini diambil pemerintah untuk mengantisipasi keterbatasan alam dalam menghasilkan BBM dan mengupayakan agar gas buangan kendaraan bermotor tidak lagi menjadi polusi utama yang mengganggu kehidupan manusia Indonesia di jaman canggih saat ini.
Seandainya PLN sudah dipersiapkan sedemikian rupa untuk menyediakan listrik bagi berbagai kendaraan bermotor yang bertenaga listrik, maka penggunaan bahan bakar bensin semakin lama semakin berkurang. Akibatnya Pertamina sebagai salah satu perusahaan pemerintah yang menyediakan bahan bakar kendaraan bermotor konvensional akan semakin mengalami penurunan konsumen pengguna BBM. Otomatis kondisi tersebut tidaklah sedap dipandang mata, baik secara bisnis maupun kepentingannya di dunia otomotif Indonesia.
Bukannya mempertanyakan kemampuan PLN untuk menghasilkan listrik dengan kapasitas yang cukup besar ketika penggunaan kendaraan listrik nantinya beroperasi secara besar-besaran. Produksi listrik yang dihasilkan PLN untuk mengisi berbagai baterai otomotif tersebut juga diperkirakan akan terbatas karena perlunya dana yang besar untuk membangun berbagai pembangkit listrik, terutama yang bertenaga air. Pasalnya pemerintah juga masih belum tentu mau atau tertarik untuk membangun pembangkit listrik bertenaga nuklir.
Karena itu, Pertamina dalam hal ini masih dapat menopang PT PLN untuk memasok BBM guna menggerakkan mesin-mesin penghasil listrik PLN yang dapat memasok listrik ke berbagai baterai kendaraan bermotor. Kerjasama ini sangat diperlukan dalam waktu dekat ini guna merealisasikan penggunaan kendaraan-kendaraan berbahan bakar listrik untuk membantu kehidupan bangsa Indonesia setiap hari.
Jika hal itu nantinya bisa dilaksanakan dan berjalan lancar, maka PLN sudah dapat menyediakan listrik untuk bahan bakar kendaraan listrik. Selain itu, PLN juga memiliki waktu dan kesempatan untuk memikirkan dan membangun pembangkit listrik berkapasitas besar yang baru guna menopang ketersediaan baterai listrik bagi kendaraan bermotor di Indonesia.
Di samping itu, PLN dan Pertamina nantinya dapat saling bekerjasama untuk menghasilkan baterai kendaraan bermotor yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar pemilik kendaraan berbahan bakar listrik. Hal itu akan berdampak positif yang saling menguntungkan bagi kedua BUMN tersebut di masa depan. Karena itu, bagaimanapun juga, untuk mengembangkan kendaraan bertenaga listrik di masa depan, maka PLN masih harus tetap bekerjasama yang baik dengan Pertamina karena kedua BUMN tersebut di masa depan akan saling menopang untuk memenuhi kebutuhan bangsa dan negara.***