BFI Finance Bukukan Laba Rp1,1 Triliun di Triwulan III 2024

Oleh : Wiyanto | Rabu, 30 Oktober 2024 - 21:45 WIB

INDUSTRY.co.id-Jakarta – Aktivitas perekonomian di kuartal III tahun 2024 dilaporkan mengalami perlambatan karena beberapa faktor, baik domestik maupun global. Berbagai penyebab seperti pelemahan kinerja ekspor yang dipengaruhi oleh melemahnya permintaan global, inflasi, konflik antarnegara yang terus memanas di kawasan Timur Tengah dan Eropa Timur, hingga kenaikan suku bunga mempengaruhi kondisi ekonomi secara nasional.

Kondisi ini semakin diperburuk oleh tekanan domestik seperti kenaikan harga pangan karena dampak fenomena El Nino yang berimbas pada inflasi bahan makanan yang mengurangi daya beli masyarakat, sektor investasi yang tertekan karena faktor geopolitik dan perlambatan ekonomi baik global maupun domestik, serta adanya transisi pemerintahan baru, yang membuat investor cenderung menunggu kepastian.

Di tengah kondisi tersebut, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance/IDX: BFIN) terbukti mampu menjaga kinerjanya yang baik dengan mencatatkan pertumbuhan bisnis sembari membuktikan kelolaan risikonya yang mumpuni, diiringi optimistis menempuh sisa perjalanan menuju akhir tahun.

Di bulan ke sembilan tahun 2024, BFI Finance telah membukukan total aset sebesar Rp24,1 triliun. Nilai aset ini terkontribusi dari total piutang pembiayaan dikelola (managed receivables) sebesar Rp23,0 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar 5,0% dibandingkan periode yang sama tahun 2023. Adapun realisasi pembiayaan baru hingga September 2024 dilaporkan mencapai Rp14,2 triliun, atau bertumbuh sebesar 19,1% qoq (quarter-on-quarter).

Perusahaan juga turut melaporkan bahwa nilai piutang dikelola untuk sektor produktif dengan pembiayaan modal kerja dan investasi tercatat sebesar Rp17,9 triliun. Capaian angka ini mencatat kenaikan sebesar 4,1% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan mengambil porsi paling besar, yakni 77,8%, dibandingkan sektor konsumtif atau multiguna.

Peningkatan penyaluran pembiayaan ini diimbangi secara apik dengan kecakapan Perusahaan menjaga tingkat pembiayaan macet. Per 30 September 2024, rasio NPF (non-performing financing/NPF) berada di level bruto 1,42% dan level neto 0,27%, dengan rerata industri pembiayaan berada di posisi 2,66% per 31 Agustus 2024. Hal ini menandakan Perusahaan melanjutkan tren dengan rasio NPF yang jauh lebih baik dibandingkan NPF rerata industri.

“Kami berhasil menjaga tingkat NPF konsisten di bawah level 1,5% dan menyediakan cadangan yang mencapai 2,6 kali dari NPF Perusahaan, guna mengantisipasi potensi penurunan nilai di masa depan.

Selain itu, Perusahaan juga menjaga gearing ratio yang sangat sehat, yakni sebesar 1,1 kali, jauh di bawah rata-rata industri 2,3 kali. Hal ini menjaga stabilitas BFI Finance dalam berbagai kondisi pasar dan likuiditas yang sangat dinamis” ungkap Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance. Dari sisi profitabilitas, BFI Finance meraup laba setelah pajak sebesar Rp1,1 triliun hingga triwulan ketiga tahun ini. Secara kuartalan nilai ini juga mengalami kenaikan sebesar 32,3% dibandingkan kuartal II-2024 (April–Juni). Sementara itu, pendapatan Perusahaan hingga September lalu tercatat Rp4,7 triliun. Performa positif juga dapat dilihat pada Imbal Hasil Rata-Rata atas Aset (RoAA) dan Imbal Hasil RataRata atas Ekuitas (RoAE) Perusahaan yang masing-masing menempati posisi 7,7% dan 15,1% per September 2024. Raihan posisi ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata peers lainnya, yang masingmasing berada di posisi 5,3% dan 14,5% menurut data dari OJK per Agustus 2024.

Berdasarkan piutang dikelola, bisnis BFI Finance masih didominasi oleh pembiayaan berjaminan kendaraan roda empat dan roda dua (60,3%), diikuti dengan pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru (15,8%), pembiayaan alat berat dan mesin (15,1%), pembiayaan jaminan sertifikat properti (4,7%), serta pembiayaan berbasis syariah dan lainnya (4,1%).

“Langkah positif yang dilakukan pemerintah pada kuartal tiga kemarin seperti penurunan suku bunga acuan serta inflasi yang terus dikelola agar terjaga stabil diharapkan mendorong stimulus pertumbuhan hingga akhir tahun. Dengan berbagai langkah strategis dan kelolaan manajemen risiko yang apik, kami tetap dapat menyalurkan pembiayaan sembari menjaga kualitas kredit di tengah persaingan pasar dan dinamika perekonomian saat ini,” ujar Sudjono.

Dari sisi perluasan layanan, tahun 2024 juga menjadi tahun istimewa di mana BFI Finance memberikan lebih banyak ragam pembiayaan untuk masyarakat. Salah satunya adalah saat ini tersedia kredit pembelian rumah seken di Jabodetabek, lewat kerja sama Perusahaan dengan salah satu situs penjualan rumah terkemuka. Menutup kuartal tiga, Perusahaan telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I Tahun 2024 dengan nilai sebesar Rp600 miliar dengan rating ‘AA-(idn)’. Penerbitan ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan VI dengan target dana mencapai Rp6 triliun. Dana hasil penerbitan obligasi, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan sepenuhnya untuk modal kerja dalam pembiayaan investasi, modal kerja, dan multiguna, kecuali untuk pembiayaan berbasis syariah