Puluhan Siswa Belajar Dibawah Kecemasan Sekolah Rubuh, Dompet Dhuafa Bersama Matahari Store Turun Tangan Pugar Madrasah

Oleh : Candra Mata | Selasa, 22 Oktober 2024 - 17:21 WIB

INDUSTRY.co.id - Serang, Banten – “Bu! Saya nggak mau sekolah dulu lah. Takut bangunannya mau roboh,” ucap salah satu murid, yang begitu menohok hati Rosita. Kepala MDTA Al-Khairiyah itu tak menolaknya. Rosita juga menyadari bahwa bangunan yang menjadi tempat belajar agama bagi puluhan siswa itu sangat berpotensi mencelakai orang yang ada di dalamnya.

Kabar baiknya, Dompet Dhuafa dan Matahari Store lagi-lagi menjalin sinergi untuk memberi dukungan pada pendidikan Indonesia. Upaya penguatan dan peningkatan kualitas pendidikan anak-anak bangsa kali ini tertuju pada renovasi sekolah. Sasaran renovasi ini adalah bangunan Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Al-Khairiyah, tempat Ibu Rosita mendidik anak-anak Tegalsari, Walantaka, Kota Serang.

Kondisi gedung sekolah yang sudah sangat memprihatinkan menjadi alasan utama dipilihnya MDTA Al-Khairiyah sebagai penerima bantuan renovasi sekolah ini. Bangunan yang telah berusia puluhan tahun tersebut mengalami kerusakan parah pada atap, sehingga berpotensi membahayakan keselamatan siswa. Selain itu, kayu-kayu, jendela, lantai, serta fasilitas belajar seperti meja, kursi, dan papan tulis juga dalam kondisi tidak layak guna.

Meski kondisi bangunan memprihatinkan, semangat belajar mengajar di sekolah ini tetap tinggi. Sebagai perempuan pegiat sosial, Rosita mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki 65 siswa dengan 6 tenaga pengajar. Pelajaran yang diajarkan adalah materi-materi keagamaan, seperti fikih, akidah, akhlak, hadis, Al-Qur’an, dan lainnya. Sementara Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara aktif dilakukan pada setiap hari Senin hingga Kamis mulai pukul 14.00 hingga 16.00 WIB.

Bagi Rosita dan lima guru lainnya, dalam kondisi cuaca yang buruk, pihak sekolah sebenarnya tak ingin memaksakan siswa-siswa untuk tetap belajar, alasannya kerana keselamatan. Namun sebagian besar siswa tetap ingin berangkat sekolah. Pada kasus-kasus seperti ini, para guru terpaksa harus memindahkan tempat KBM ke masjid, musala, atau rumah warga untuk menghindari risiko atap runtuh.

“Kami (guru-guru) jadi makin semangat mengajar. Anak-anak dan orang tua berharap jangan sampai sekolah libur. Mereka harus terus belajar. Semangat mereka juga sangat tinggi, meskipun angin (datang) hujan (turun), tapi mereka tetap berangkat,” ucap Rosita, yang sudah menjabat selama lima tahun di MDTA Al-Khairiyah itu.

Menurut Rosita yang juga relawan program kesehatan Dompet Dhuafa, para guru MDTA Al-Khairiyah datang mengajar dengan sukarela. Mereka tidak mengharapkan gaji. Namun bagaimanapun, beberapa orang tua siswa tetap ingin mengumpulkan infak sebagai apresiasi bagi para pengajar anak-anaknya. Infak yang terkumpul itu kemudian dikelola Rosita untuk diberikan kepada para guru, setidaknya, sebagai pengganti ongkos perjalanan mereka.

“Penting untuk mendidik anak-anak agar keimanan dan takwa tertanam untuk bekal nanti di akhirat. Alhamdulilah sekarang sudah ada donatur dari para pelanggan Matahari Store yang mau membangun ulang sekolah ini. Sebenarnya mah sudah tidak layak bangunan ini dipakai sekolah. Berhubung tidak ada lagi di sekitar sini sekolah diniyah (agama), ya, mau nggak mau harus terus dilanjutkan. Apalagi anak-anak juga semangat belajarnya,” ucap Ibu Rosita.

Pada Rabu (16/10/2024), proses renovasi sekolah pun dimulai. Dengan antusiasme tinggi, warga sekitar turut membantu membongkar atap dan genting yang rusak. Hal ini menunjukkan kepedulian masyarakat terhadap pendidikan anak-anak mereka. Masyarakat pun sudah lama menginginkan renovasi sekolah agar anak-anaknya dapat belajar dengan nyaman dan tenang.

Athar Ibrahim Khalaffaith, salah satu siswa MDTA Al-Khairiyah kelas 4, mengaku senang belajar di sekolah tersebut, terutama pelajaran hadis. Namun, ia juga mengungkapkan kekhawatirannya akan kondisi bangunan yang rusak.

“Belajar nyaman saja karena suka. Sekolah di sini seru betah. Guru-guru juga baik. Tapi takut dikit, karena bangunan, terutama atap yang sudah rusak,” ucap penghobi sepak bola itu.

Athar pun menceritakan bahwa untuk menuju sekolah, ia hanya butuh berjalan kaki. Jarak rumah dan sekolah yang begitu dekat menjadi alasannya. Nantinya, apabila renovasi sekolah berhasil terlaksana, ia yakin MDTA Al-Khairiyah akan menjadi tempat belajar yang nyaman dan aman baginya. Athar pun berjanji akan makin giat dalam memperdalam ilmu-ilmu agama di sana.

Sama halnya dengan Athar, seorang siswi kelas 3, Nazma Anindya Putri juga mengaku merasa nyaman bersekolah MDTA Al-Khairiyah. Alasannya karena gurunya baik dan ramah, serta letaknya dekat dengan rumah. Namun sayang, kondisi bangunan yang tidak memadai kadang memaksanya merasa khawatir setiap kali belajar.

“Kalau hujan belajar pindah ke rumah guru. Nyaman sih, tapi sedikit was was, takut runtuh atapnya. Harapannya bisa diperbaiki agar lebih nyaman belajar,” kata anak yang bercita-cita jadi dokter itu.

Dalam proses pembangunan ulang bangunan sekolah ini, Dompet Dhuafa sangat mengapresiasi warga setempat yang begitu antusias gotong royong ikut membantu. Sebesar apapun bantuan yang digelontorkan oleh Dompet Dhuafa dan Matahari Store untuk sekolah ini, namun semua tak akan berjalan lancar tanpa dukungan dari masyarakat setempat.

Zamakhsyari selaku Bidang Program Pendidikan Dompet Dhuafa Banten mengatakan, target proses renovasi ini akan selesai dalam beberapa bulan ke depan.

Selain melakukan pemugaran terhadap bangunan 3 ruang kelas, Dompet Dhuafa juga akan mengupayakan untuk menyediakan ruang toilet yang memadai. Sehingga ketika siswa ingin buang air kecil maupun besar saat jam pelajaran berlangsung, mereka tak perlu pulang ke rumah seperti yang selama ini dilakukan.